BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Praktek Pendidikan pada dasarnya
dilakukan dengan cara mendidik peserta didik agar mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pendidik. Mendidik adalah proses panjang dan sistematis yang
harus ditempuh untuk menjadikan seseorang menjadi manusia yang terdidik.
Mendidik berbeda dengan mengajar yang dapat diartikan sebagai proses transfer
ilmu pengetahuan kepada peserta ajar yang mengandalkan pada acuan kurikulum,
metode pembelajaran yang digunakan seorang pengajar, dan sebagainya. Mendidik
mengandung makna dan tujuan yang lebih besar dan substantif sebagai upaya
perubahan tingkah laku dan moral atitude siswa didik ke arah yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu
keharusan bagi manusia karena pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak
berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya
sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya.
Karena itu pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia.
Sebagai makhluk yang secara kodrati
dianugrahi akal pikiran, manusia merupakan sosok makhluk yang memiliki
kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang dihadapi dan dialami
dalam kehidupannya. Berbagai cara dan usaha dilakukan manusia untuk memenuhi
rasa ingin tahunya tersebut,sehingga mungkin berbagai hal dalam hidupnya ingin
diketahuinya. Baik itu segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya, tujuan
hidupnya, dari mana ia berasal, dan ia juga ingin mengetahui banyak tentang
lingkungan hidupnya,dan bagaimana memanfaatkannya.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan
hasil belajar yang baik maka seorang pendidik harus memiliki ilmu pendidikan
yang dipadukan dengan seni.
B. Rumusan
Masalah
1. Mengapa
status keilmuan pendidikan sangat penting?
2. Apa
yang dimaksud dengan konsep pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana
karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan?
4. Apa
yang dimaksud studi pendidikan?
5. Apa
yang dimaksud pendidikan sebagai ilmu pengetahuan?
6. Apa
yang dimaksud pendidikan sebagai seni?
7. Bagaimana praktek pendidikan sebagai panduan
ilmu dan seni?
C. Tujuan
Penulisan
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1.
Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah landasan pendidikan.
2.
Untuk mengetahui pentingnya status keilmuan pendidikan.
3.
Untuk mengetahui maksud konsep pengetahuan dan ilmu pengetahuan
4.
Untuk mengetahui karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan.
5.
Untuk mengetahui maksud pendidikan sebagai ilmu pengetahuan.
6.
Untuk mengetahui maksud pendidikan sebagai seni.
7.
Untuk mengetahui praktek pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni.
D.
Metode Penulisan
Makalah
ini disusun dengan menggunakan metode kepustakaan. Metode ini tidak hanya
berarti pergi ke perpustakaan. Tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung
internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis,
efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang
topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis atau makalah ini.
E. Manfaat
Pembuatan Makalah
Manfaat pembuatan makalah ini, yaitu:
1) Mendapatkan pemahaman baru mengenai pentingnya
status keilmuan pendidikan.
2)
Mendapatkan pemahaman
baru mengenai konsep dan ilmu pengetahuan.
3) Mendapatkan
pemahaman baru mengenai karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan.
4) Mendapatkan
pemahaman baru mengenai pendidikan sebagai ilmu dan seni.
F.
Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, menguraikan
mengenai: (a) latar belakang, (b) tujuan penulisan, (c) rumusan masalah, (d)
metode penelitian, (e) metode penulisan, (f) sistematika penulisan dari isi
makalah kami.
Pada Bab II Pembahasan, menguraikan
mengenai: (a) pengertian pendidikan, (b) alasan
pentingnya status keilmuan pendidikan, (c) konsep pengetahuan dan ilmu
pengetahuan, (d) karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan, (e) studi
pendidikan, (f) pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, (g) pendidikan sebagai
seni, (h) praktek pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni.
Pada
Bab III Penutup, menguraikan mengenai kesimpulan dan saran untuk melengkapi
makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan
1.
Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya
adalah :
Menurut Juhn
Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini
mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa
dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk
untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan
potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa,
maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan
adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
2. Ki
Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
3. Menurut
UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
4. Menurut
UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
B. Alasan Pentingnya Status Keilmuan
Pendidikan
Suatu
disiplin dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut
memiliki status keilmuan yang jelas, karena status keilmuan yang jelas akan
memperkokoh keberadaan atau eksistensi disiplin ilmu tersebut, manakala
disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah.
Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan, yaitu:
Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan, yaitu:
a.
Memiliki kejelasan dalam obyek yang
menjadi garapan penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya.
b.
Jelas dalam menggunakan metodologi
penyelidikannya, baik itu metodologi yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif,
bahkan mungkin gabungan dari keduanya.
c.
Jelas mengenai isi atau substansi
dari ilmu tersebut.
d.
Jelas mengenai fungsinya dalam
mengatasi atau memecahkan salah satu aspek masalah yang dihadapi dalam
kehidupan manusia.
C. Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1.
Konsep Pengetahuan dan Imu
pengetahuan
Pengetahuan dan ilmu pengetahuan sering diartikan
sebagai segala sesuatu yang kita kenal atau kita ketahui mengenai suatu hal
atau obyek. Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek
di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan.
Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat diperoleh atau dimiliki manusia, yaitu:
Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat diperoleh atau dimiliki manusia, yaitu:
a.
Pengetahuan biasa atau awam yang
sering disebut common sense knowledge atau pengetahuan akal sehat.
b.
Pengetahuan ilmiah (scientific
knowledge) atau secara singkat orang menyebutnya dengan sains.
c.
Pengetahuan filsafat (philosophical
knowledge) atau dengan singkat saja disebut filsafat.
d.
Pengetahuan religi (pengetahuan
agama) pengetahuan yang bersumber dari agama, yang mencakup pengetahuan
mengenai hakekat perilaku sebagai pengungkapan supranatural melalui wahyu yang
diterima utusan-Nya yang terpilih.
Pengetahuan
biasa atau awam (common sense knowledge), yaitu
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan kebiasaan hidup sehari-hari.
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan kebiasaan hidup sehari-hari.
Pengetahuan
biasa atau awam (common sense knowledge) memiliki ciri-ciri:
a.
common sense cenderung menjadi biasa
dan tetap, atau bersifat peniruan serta pewarisan dari masa lampau.
b.
common sense maknanya sering kabur
atau samara dan memiliki pengertian ganda (ambiguitas).
c.
common sense merupakan suatu
kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) adalah terjemahan dari kata science, yaitu
seperangkat pengetahuan yang tersusun secara sistematis mengenai fenomena,
termasuk cara menyusun dan memperluas dan cara mengujinya menurut kriteria yang
obyektif dan diakui masyarakat ilmuwan, yang sering disebut ilmu pengetahuan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, secara awam ilmu pengetahuan atau disingkat dengan ilmu,
sering dijelaskan dengan makna atau pengertian yang sama dengan segala yang
kita ketahui. Jadi secara etimologis baik ilmu maupun science berarti
pengetahuan. Namun, secara terminologis dalam pandangan dan konteks akademis,
istilah ilmu atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai
karakteristik (ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu, sehingga disebut ilmu
pengetahuan.
Ilmu sendiri
mempunyai arti sebagai suatu pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat dipergunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut, seperti
ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dsb.
Sedangkan
ilmu pengetahuan merupakan seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang disusun
menurut suatu sistem berpikir kritis (karena itu karakternya sistemik), dan
teratur (secara sistematis) yaitu menerapkan pola piker dan pola kerja
tertentu, menerapkan suatu pendekatan/metode penelitian tertentu (metode ilmiah
atau penelitian ilmiah), dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tenteng suatu
hal atau masalah agar masalah tersebut dapat dicari solusinya, terutama alasan
mengapa hal itu terjadi, sehingga pada akhirnya manusia dapat meningkatkan kualitas
hidup yang lebih baik.
2.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan isi pengetahuannya ilmu diklasifikasi
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a.
Ilmu-ilmu kealaman (natural
sciences) seperti: fisika, kimia, biologi, dan astronomi.
b.
Ilmu-ilmu sosial (social science)
seperti: sosiologi, ekonomi, politik, dsb.
c.
Ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities)
seperti: filsafat, bahasa, dan seni.
Berdasarkan jenisnya ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
Berdasarkan jenisnya ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
a.
Matematika (ilmu murni)
b.
Ilmu-ilmu kealaman (natural
sciences)
c.
Ilmu-ilmu sosial (social science)
d.
Ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral
sciences)
e.
Kelompok ilmu-ilmu kemanusiaan
(humaniora)
Berdasarkan sifat, (ragam dan atribut) pengetahuan,
ditemukan klasifikasi ilmu sebagai berikut:
a.
Karl Pearson, mengelompokkan ilmu
menjadi:
1)
abstract sciences, terdiri atas
matematika dan filsafat
2)
concrete sciences, mencakup fisika,
biologi, kimia, dsb
b.
William C. Kneale, mengelompokkan
ilmu menjadi:
1)
apriori sciences, terdiri atas
matematika dan filsafat
2)
aposteriori sciences, terdiri atas
fisika, sosiologi, ekonomi, dsb
c.
Wilson Gee, mengelompokkan ilmu
menjadi:
1)
descriptive sciences, terdiri atas
psikologi, sosiologi, dsb
2)
normative sciences, terdiri atas
ilmu pendidikan dan filsafat
d.
Rudolf Carnapp, mengelompokkan ilmu
menjadi:
1)
formal sciences, terdiri atas
matematika
2)
factural sciences, terdiri atas
fisika
e.
Wilhem Windelband, mengelompokkan
ilmu menjadi:
1)
nomothetic sciences, terdiri atas
fisika dan kimia
2)
idiografic sciences, terdiri atas
ilmu pendidikan dan sosiologi
f.
Hugo Munsterberg, mengelompokkan
ilmu menjadi:
1)
theoretical sciences, terdiri atas
matematika
2)
practical sciences, terdiri atas
ilmu pendidikan
D. Karakteristik dan Kriteria Ilmu Pengetahuan
Randall dan
Buchker mengemukakan 3 ciri umum ilmu pengetahuan, yaitu:
1.
Hasil sains bersifat akumilatif dan
merupakan milik bersama.
2.
Hasil sains kebenarannya tidak
mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena yang menyelidikinya adalah manusia.
3.
Sains bersifat objektif.
Selanjutnya
Ralph Ross dan Ernest van den Haag mengemukakan cirri-ciri ilmu, yaitu:
a.
Bersifat rasional.
b.
Bersifat empiris, karena ilmu
diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera.
c.
Bersifat umum.
d.
Bersifat akumulatif.
Menurut paradigma
baru (pasca Thomas Kuhn) kriteria khas suatu ilmu baik ilmu pengetahuan maupun
ilmu sosial adalah sbb:
a.
Ada objek formal.
b.
Ada metode kerja yang diakui sesama
ilmuwan.
c.
Ada sosok jaringan substanif
pengetahuan.
Terdapat
teknik yang mapan dan perlengkapan yang diakui:
a.
Landasan Ilmu
Landasan
ilmu berkenaan dengan titik tolak atau gagasan-gagasan yang dijadikan sandaran
atau tempat berpijak para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya dan berguna bagi
perkembangan pemikiran selanjutnya dalam memahami fenomena baik fenomena alam
maupun fenomena sosial.
b.
Obyek Studi Ilmu
Obyek studi
ilmu adalah suatu kenyataan (realitas) atau bidang yang menjadi bahan
pengkajian dan penyelidikannya. Obyek ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua
jenis yaitu obyek material dan byek formal.
c.
Metode Ilmu
Metode ilmu
yang sering juga disebut metode ilmiah merupakan prosedur kerja sistematis yang
terencana dan cermat melalui pengalaman dengan menggunakan kerangka pemikiran
tertentu.Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu ilmu yang valid dan reliable.
Prosedur metode ilmiah merupakan langkah-langkah sistematis, yakni mulai tahap
pertama, kedua dan seterusnya, tanpa melompat-lompat dan setiap tahap harus
dilaksanakan secara ketat,cermat sesuai dengan aturan dan ketentuannya, karena
itulah ilmu sering juga disebut suatu disiplin atau disiplin ilmu.
Yuyus
S.Suriasumantri (1985) menjelaskan langkah-langkah ilmiah yang pada umumnya
dilakukan sebagai berikut:
a.
Perumusan masalah
b.
Penyusunan kerangka berpikir.
c.
Perumusan hipotesis
d.
Pengujan Hipotesis
e.
Penarikan kesimpulan
d.
Fungsi Ilmu
Pada garis
besarnya para ilmuwan mengakui bahwa ilmu pengetahuan mempunyai tiga fungsi
utama yaitu menjelaskan, memprediksi dan mengontrol terhadap semua fenomena
kehidupan sesuai dengan bidang garapan atau obyek studinya masing-masing.
E.
Studi Pendidikan
Studi
pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang dalam rangka memahami pendidikan
atau menghasilkan sistem konsep pendidikan.
Studi pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan membaca tentang
pendidikan, diskusi, penelitian ilmiah, dan berfilsafat tentang pendidikan.
Adapun metode dalam studi pendidikan yaitu dapat dilakukan melalui metode
tertentu, yaitu metode kerja awam, metode ilmiah, dan metode filsafat.
Studi
pendidikan melalui metode kerja awam yaitu memahami pendidikan dengan cara
berfikir commonsense dan pengamatan.
Studi pendidikan seperti ini biasanya dilakukan oleh masyarakat pada umumnya,
dan menghasilkan konsep pendidikan yang kurang sistematis.
Studi
pendidikan melalui metode ilmiah adalah upaya memahami pendidikan dengan
menggunakan prosedur penelitian yang cermat dan terencana atau melalui berfikir
kritis dengan menggunakan logika tertentu dan pengamatan empiris yang teliti,
sebagimana dilakukan para ilmuwan. Namun dimikian pelaksanaan studi seperti ini
bukan semata-mata monopoli para ilmuwan. Studi ilmiah pendidikan data dilakukan
oleh siapapun dengan syarat bersangkutan telah menguasai metode penelitian
ilmiah.
Selain
dilakukan oleh ilmuwan pendidikan, studi ilmiah pendidikan dapat pula dilakukan
oleh para mahasiswa pada program studi tertentu kependidikan yang sedang
menyusun skripsi, para guru, dosen, dsb. Studi ilmiah pendidilan telah
dilakukan oleh para ilmuwan atau para peneliti pendidikan sejak lama, dan telah
menghasilkan system pendidikan yang bersifat deskriftif maupun
preskriptif/normative yang disebut ilmu pendidikan.
Studi
pendidikan melalui metode filsafat adalah upaya memahami pendidikan melalui
berfikit reflektif sistematis, kritis radikal, dan sinoptif untuk menghasilkan
system gagasan tentang pendidikan yang komprehensif dan preskriftif. Mengingat
cara berfikir filsafat belum dikuasai banyak orang, maka studi filsafat
pendidikan umumnya dilakukan oleh para filsuf. Studi demikian telah dilakukan
sejak lama, dan telah menghasilkan apa yang dikenal sebagai filsafat
pendidikan.
F.
Pendidikan
sebagai ilmu pengetahuan
1.
Konsep Ilmu Pendidikan
Ilmu
pendidikan merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau pandangan mengenai
fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis sebagai hasil
pemikiran kritis dengan menggunakan metode riset tertentu.
2.
Karakteristik Ilmu Pendidikan
Salah satu
ciri ilmu pendidikan adalah memiliki landasan keilmuan yang tepat, ilmu yang
bersifat normative, dan ilmu bersifat teoritis praktis, memiliki obyek material
dan formal, memiliki sistematika yang jelas dan memiliki metode yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
a.
Landasan Ilmu Pendidikan
Ilmu
Pendidikan hanya akan dapat berdiri kokoh dan berkembang pesat apabila
berlandaskan agama, pandangan hidup, filsafat hidup, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b.
Obyek Ilmu Pendidikan
Obyek ilmu
pendidikan seperti halnya obyek ilmu pengetahuan yang lainnya pada umumnya
terdiri atas obyek material dan obyek formal. Obyek material ilmu pendidikan adalah
manusia, sedangkan oyek formal ilmu pendidikan menurut D. Sudjana (2006) adalah
perkembangan pengalaman manusia sebagai makhluk individual, sosial dan unik
sepanjang hayatnya yang dapat dan harus dibelajarkan sehingga terwujud sikap
dan prilaku yang kondusif untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.
c.
Metode Ilmu Pendidikan
Metode
penelitian yang digunakan ilmu pendidikan terdiri atas metode kuantitatif, dan
metode kualitatif bahkan menggabungkan keduanya.
d.
Isi Ilmu Pendidikan
Isi ilmu
pendidikan merupakan suatu struktur pengetahuan yang antara lain memuat
postulat, asumsi, konsep teori, generalisasi, hukum, prinsip, dan model.
e.
Fungsi Ilmu Pendidikan
Seperti juga
ilmu-ilmu lainnya, pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi
menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol gejala atau fenomena pendidikan.
f.
Cabang-cabang Ilmu Pendidikan
Terdapat
berbagai macam ilmu pendidikan yang diklasifikasikan oleh beberapa ahli seperti
M.J. Langeveld, Redja Mudyahardjo, Madjid Noor, dll.
G. Pendidikan (Mendidik) Sebagai Seni
Pendidikan
antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan
(praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasannya bahwa praktek
pendidikan melibatkan perasaaan dan nilai yang sebenarnya diluar daerah Impilan
jeniulmu (ilmu yang berparadigma posotivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert
Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis
sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat.
Sedangkan menurut Galagher (1970) seni mendidik itu merrupakan: (1)
keterampilan jenius yang hanya dimiliki oleh beberapa orang; dan (2) mereka
tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana cara mereka mempraktekan
keterampilan itu.
Praktek
keterampilan diakui sebagai seni, implikasinya fungsi mendidik yang utama
adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan berpura-pura.
atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan
tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif, skenario
atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting
adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat
anak didik.
Pengakuan
pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan
dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu
pendidikan) tetapi sekaligus pula adalah seni.
H. Praktek Pendidikan Sebagai Paduan Ilmu dan Seni
1.
Pendidikan Sebagai Ilmu
Fenomena
pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah yang menghasilkan ilmu
pendidikan yang menjadi dasar dan petunjuk dalam praktek pendidikan. Dengan
dasar Ilmu Pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran yang
memuat tujuan, isi, metode, teknik mengajar serta evaluasinya. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa praktek pendidikan merupakan aplikasi dalam ilmu
pendidikan. Implikasi bahwa untuk menjadi seorang guru dapat dipelajari oleh
siapapun melalui ilmu pendidikan tersebut.
2.
Pendidikan Sebagai Seni
Gilbert
Highet dalam bukunya “ The art of teaching “ yang menyatakan bahwa buku ini “
Seni Mengajar ” karena beliau yakin bahwa belajar itu adalah sebuah seni bukan
ilmu. Menurutnya sangatlah berbahaya mempergunakan tujuan-tujuan dan metode
ilmu untuk urusan manusia sebagai individu meskipun sistem statistik sering
digunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam kelompok yang besar dan
suatu diagnosa ilmiah tentang struktur fisik manusia selalu sangat bermanfaat.
Mengajar
tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia tetapi lebih mirip dengan melukis
sebuah gambar atau menggelar sebuah musik dengan arti bahwa di dalam mengajar
itu seseorang harus melibatkan diri didalamnya dan menyadari bahwa mengajar
tidak seluruhya dikerjakan berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak
sendiri pekerjaan anda dan murid-murid anda serta anda sendiri (Redja M, 1995).
Dengan demikian pendapat ini sangat bertentangan dengan pendapat sebelumnya
tentang pendidikan sebagai ilmu.
3.
Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni
Menurut
A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi adalah seni “.
Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti anak-anak
seolah-olah kita menjadi seperti anak. Menurut aliran konstruksivisme mengakui
hal yang sama. Implikasi bahwa “ tugas guru adalah membantu agar siswa mampu
merekonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkrit maka
strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid.
Mengajar adalah merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik,
melainkan juga intuisi”.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidik
memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan suatu praktek
pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan
mengajar hanya dijadikan rambu – rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi.
Dalam hal ini pendidik harus memperhatikan karakteristik peserta didik, dsb. Esensinya,
bahwa praktek pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.
Karakteristik Ilmu pendidikan antara lain
: objek study, metode, isi, fungsi dan ilmu-ilmu
yang lainnya. Ada beberapa manfaat
study pendidikan antara lain :
1.
Study
pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai.
2.
Study
pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktek pendidikan.
3.
Study pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai dimana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Ada banyak pendapat yang mempertentangkan tentang pendidikan
sebagai ilmu dan pendidikan sebagai seni. Padahal sebenarnya kedua hal itu tidak
perlu dipertentangkan karena keduanya merupakan aspek yang penting dalam pendidikan
dimana peran pendidik itu harus mempersiapkan praktek pendidikannya dengan baik
dan dalam prakteknya itu harus kreatif dan harus melakukan improvisasi yang baik
dengan peserta didik.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis berharap lembaga pendidikan
dalam hal ini para pendidik mampu melaksanakan proses pembelajaran guna mempersiapkan
segala sesuatunya mulai dari objek, metode, isi, bahkan fungsinya supaya tujuan
pendidikan itu bisa dicapai dengan baik dan bukan hanya sebagai ilmu melainkan sebagai
seni sehingga pendidik dapat berkreasi di dalam mengajarnya. Sehingga anak didik
tersebut dapat merasakan kenyamanan di dalam kegiatan belajar mengajar dan menghilangkan
rasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir,Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan
Islami.Rosdakarya:Bandung
Langgulung,Hasan.2000.Manusia
dan Pendidikan.PT. Al-Husna Zikra:Jakarta
Kartadinata,Sunaryo
dkk.1997.Landasan-landasan Pendidikan.Ditjen Dikti-Depdikbud: Jakarta
Syaripudin,
Tatang dan Nur’aini.2006.Landasan Pendidikan. UPI PRESS:Bandung
Ruswandi,Uus
dkk..2011. Landasan Pendidikan. CV. Insan Mandiri:Bandung
Tersedia
:http://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/. [09 september 2013]
Tersedia
:http://triyanapp.blogspot.com/2012/09/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html
[09 september 2013]
Tersedia
: http://budihendrawan.wordpress.com/2009/11/30/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/[09
september 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar