Kamis, 20 Juni 2019

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Praktek Pendidikan pada dasarnya dilakukan dengan cara mendidik peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan oleh pendidik. Mendidik adalah proses panjang dan sistematis yang harus ditempuh untuk menjadikan seseorang menjadi manusia yang terdidik. Mendidik berbeda dengan mengajar yang dapat diartikan sebagai proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta ajar yang mengandalkan pada acuan kurikulum, metode pembelajaran yang digunakan seorang pengajar, dan sebagainya. Mendidik mengandung makna dan tujuan yang lebih besar dan substantif sebagai upaya perubahan tingkah laku dan moral atitude siswa didik ke arah yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Karena itu pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia.
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang dihadapi dan dialami dalam kehidupannya. Berbagai cara dan usaha dilakukan manusia untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut,sehingga mungkin berbagai hal dalam hidupnya ingin diketahuinya. Baik itu segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya, tujuan hidupnya, dari mana ia berasal, dan ia juga ingin mengetahui banyak tentang lingkungan hidupnya,dan bagaimana memanfaatkannya.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan hasil belajar yang baik maka seorang pendidik harus memiliki ilmu pendidikan yang dipadukan dengan seni.

B.     Rumusan Masalah
1.    Mengapa status keilmuan pendidikan sangat penting?
2.    Apa yang dimaksud dengan konsep pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
3.    Bagaimana karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan?
4.    Apa yang dimaksud studi pendidikan?
5.    Apa yang dimaksud pendidikan sebagai ilmu pengetahuan?
6.    Apa yang dimaksud pendidikan sebagai seni?
7.    Bagaimana praktek pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni?

C.    Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah landasan pendidikan.
2.      Untuk mengetahui pentingnya status keilmuan pendidikan.
3.      Untuk mengetahui maksud konsep pengetahuan dan ilmu pengetahuan
4.      Untuk mengetahui karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan.
5.      Untuk mengetahui maksud pendidikan sebagai ilmu pengetahuan.
6.      Untuk mengetahui maksud pendidikan sebagai seni.
7.      Untuk mengetahui praktek pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni.

D.    Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kepustakaan. Metode ini tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan. Tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis atau makalah ini.




E.     Manfaat Pembuatan Makalah
Manfaat pembuatan makalah ini, yaitu:
1)      Mendapatkan pemahaman baru mengenai pentingnya status keilmuan pendidikan.
2)      Mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep dan ilmu pengetahuan.
3)      Mendapatkan pemahaman baru mengenai karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan.
4)      Mendapatkan pemahaman baru mengenai pendidikan sebagai ilmu dan seni.

F.     Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, menguraikan mengenai: (a) latar belakang, (b) tujuan penulisan, (c) rumusan masalah, (d) metode penelitian, (e) metode penulisan, (f) sistematika penulisan dari isi makalah kami.
Pada Bab II Pembahasan, menguraikan mengenai: (a) pengertian pendidikan, (b) alasan pentingnya status keilmuan pendidikan, (c) konsep pengetahuan dan ilmu pengetahuan, (d) karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan, (e) studi pendidikan, (f) pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, (g) pendidikan sebagai seni, (h) praktek pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni.
Pada Bab III Penutup, menguraikan mengenai kesimpulan dan saran untuk melengkapi makalah kami.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan
1.      Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

2.      Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
3.      Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

4.      Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

B.     Alasan Pentingnya Status Keilmuan Pendidikan
Suatu disiplin dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas, karena status keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaan atau eksistensi disiplin ilmu tersebut, manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah.
Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan, yaitu:
a.       Memiliki kejelasan dalam obyek yang menjadi garapan penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya.
b.      Jelas dalam menggunakan metodologi penyelidikannya, baik itu metodologi yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, bahkan mungkin gabungan dari keduanya.
c.       Jelas mengenai isi atau substansi dari ilmu tersebut.
d.      Jelas mengenai fungsinya dalam mengatasi atau memecahkan salah satu aspek masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia.

C.    Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1.      Konsep Pengetahuan dan Imu pengetahuan
Pengetahuan dan ilmu pengetahuan sering diartikan sebagai segala sesuatu yang kita kenal atau kita ketahui mengenai suatu hal atau obyek. Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek di alam nyata menurut akal dengan jalan pengamatan.
Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat diperoleh atau dimiliki manusia, yaitu:
a.       Pengetahuan biasa atau awam yang sering disebut common sense knowledge atau pengetahuan akal sehat.
b.      Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) atau secara singkat orang menyebutnya dengan sains.
c.       Pengetahuan filsafat (philosophical knowledge) atau dengan singkat saja disebut filsafat.
d.      Pengetahuan religi (pengetahuan agama) pengetahuan yang bersumber dari agama, yang mencakup pengetahuan mengenai hakekat perilaku sebagai pengungkapan supranatural melalui wahyu yang diterima utusan-Nya yang terpilih.
Pengetahuan biasa atau awam (common sense knowledge), yaitu
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan kebiasaan hidup sehari-hari.
Pengetahuan biasa atau awam (common sense knowledge) memiliki ciri-ciri:
a.       common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan serta pewarisan dari masa lampau.
b.      common sense maknanya sering kabur atau samara dan memiliki pengertian ganda (ambiguitas).
c.       common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah terjemahan dari kata science, yaitu seperangkat pengetahuan yang tersusun secara sistematis mengenai fenomena, termasuk cara menyusun dan memperluas dan cara mengujinya menurut kriteria yang obyektif dan diakui masyarakat ilmuwan, yang sering disebut ilmu pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari, secara awam ilmu pengetahuan atau disingkat dengan ilmu, sering dijelaskan dengan makna atau pengertian yang sama dengan segala yang kita ketahui. Jadi secara etimologis baik ilmu maupun science berarti pengetahuan. Namun, secara terminologis dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu, sehingga disebut ilmu pengetahuan.
Ilmu sendiri mempunyai arti sebagai suatu pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dsb.
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang disusun menurut suatu sistem berpikir kritis (karena itu karakternya sistemik), dan teratur (secara sistematis) yaitu menerapkan pola piker dan pola kerja tertentu, menerapkan suatu pendekatan/metode penelitian tertentu (metode ilmiah atau penelitian ilmiah), dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tenteng suatu hal atau masalah agar masalah tersebut dapat dicari solusinya, terutama alasan mengapa hal itu terjadi, sehingga pada akhirnya manusia dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

2.      Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan isi pengetahuannya ilmu diklasifikasi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a.       Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences) seperti: fisika, kimia, biologi, dan astronomi.
b.      Ilmu-ilmu sosial (social science) seperti: sosiologi, ekonomi, politik, dsb.
c.       Ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities) seperti: filsafat, bahasa, dan seni.
Berdasarkan jenisnya ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
a.       Matematika (ilmu murni)
b.      Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences)
c.       Ilmu-ilmu sosial (social science)
d.      Ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral sciences)
e.       Kelompok ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora)
Berdasarkan sifat, (ragam dan atribut) pengetahuan, ditemukan klasifikasi ilmu sebagai berikut:
a.       Karl Pearson, mengelompokkan ilmu menjadi:
1)      abstract sciences, terdiri atas matematika dan filsafat
2)      concrete sciences, mencakup fisika, biologi, kimia, dsb
b.      William C. Kneale, mengelompokkan ilmu menjadi:
1)      apriori sciences, terdiri atas matematika dan filsafat
2)      aposteriori sciences, terdiri atas fisika, sosiologi, ekonomi, dsb
c.       Wilson Gee, mengelompokkan ilmu menjadi:
1)      descriptive sciences, terdiri atas psikologi, sosiologi, dsb
2)      normative sciences, terdiri atas ilmu pendidikan dan filsafat
d.      Rudolf Carnapp, mengelompokkan ilmu menjadi:
1)      formal sciences, terdiri atas matematika
2)      factural sciences, terdiri atas fisika
e.       Wilhem Windelband, mengelompokkan ilmu menjadi:
1)      nomothetic sciences, terdiri atas fisika dan kimia
2)      idiografic sciences, terdiri atas ilmu pendidikan dan sosiologi
f.       Hugo Munsterberg, mengelompokkan ilmu menjadi:
1)      theoretical sciences, terdiri atas matematika
2)      practical sciences, terdiri atas ilmu pendidikan


D.    Karakteristik dan Kriteria Ilmu Pengetahuan
Randall dan Buchker mengemukakan 3 ciri umum ilmu pengetahuan, yaitu:
1.      Hasil sains bersifat akumilatif dan merupakan milik bersama.
2.      Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena yang menyelidikinya adalah manusia.
3.      Sains bersifat objektif.
Selanjutnya Ralph Ross dan Ernest van den Haag mengemukakan cirri-ciri ilmu, yaitu:
a.       Bersifat rasional.
b.      Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera.
c.       Bersifat umum.
d.      Bersifat akumulatif.
Menurut paradigma baru (pasca Thomas Kuhn) kriteria khas suatu ilmu baik ilmu pengetahuan maupun ilmu sosial adalah sbb:
a.       Ada objek formal.
b.      Ada metode kerja yang diakui sesama ilmuwan.
c.       Ada sosok jaringan substanif pengetahuan.
Terdapat teknik yang mapan dan perlengkapan yang diakui:
a.       Landasan Ilmu
Landasan ilmu berkenaan dengan titik tolak atau gagasan-gagasan yang dijadikan sandaran atau tempat berpijak para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya dan berguna bagi perkembangan pemikiran selanjutnya dalam memahami fenomena baik fenomena alam maupun fenomena sosial.
b.      Obyek Studi Ilmu
Obyek studi ilmu adalah suatu kenyataan (realitas) atau bidang yang menjadi bahan pengkajian dan penyelidikannya. Obyek ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua jenis yaitu obyek material dan byek formal.


c.       Metode Ilmu
Metode ilmu yang sering juga disebut metode ilmiah merupakan prosedur kerja sistematis yang terencana dan cermat melalui pengalaman dengan menggunakan kerangka pemikiran tertentu.Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu ilmu yang valid dan reliable. Prosedur metode ilmiah merupakan langkah-langkah sistematis, yakni mulai tahap pertama, kedua dan seterusnya, tanpa melompat-lompat dan setiap tahap harus dilaksanakan secara ketat,cermat sesuai dengan aturan dan ketentuannya, karena itulah ilmu sering juga disebut suatu disiplin atau disiplin ilmu.
Yuyus S.Suriasumantri (1985) menjelaskan langkah-langkah ilmiah yang pada umumnya dilakukan sebagai berikut:
a.       Perumusan masalah
b.      Penyusunan kerangka berpikir.
c.       Perumusan hipotesis
d.      Pengujan Hipotesis
e.       Penarikan kesimpulan

d.      Fungsi Ilmu
Pada garis besarnya para ilmuwan mengakui bahwa ilmu pengetahuan mempunyai tiga fungsi utama yaitu menjelaskan, memprediksi dan mengontrol terhadap semua fenomena kehidupan sesuai dengan bidang garapan atau obyek studinya masing-masing.

E.       Studi Pendidikan
Studi pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang dalam rangka memahami pendidikan atau menghasilkan sistem konsep pendidikan.  Studi pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan membaca tentang pendidikan, diskusi, penelitian ilmiah, dan berfilsafat tentang pendidikan. Adapun metode dalam studi pendidikan yaitu dapat dilakukan melalui metode tertentu, yaitu metode kerja awam, metode ilmiah, dan metode filsafat.
Studi pendidikan melalui metode kerja awam yaitu memahami pendidikan dengan cara berfikir commonsense  dan pengamatan. Studi pendidikan seperti ini biasanya dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, dan menghasilkan konsep pendidikan yang kurang sistematis.
Studi pendidikan melalui metode ilmiah adalah upaya memahami pendidikan dengan menggunakan prosedur penelitian yang cermat dan terencana atau melalui berfikir kritis dengan menggunakan logika tertentu dan pengamatan empiris yang teliti, sebagimana dilakukan para ilmuwan. Namun dimikian pelaksanaan studi seperti ini bukan semata-mata monopoli para ilmuwan. Studi ilmiah pendidikan data dilakukan oleh siapapun dengan syarat bersangkutan telah menguasai metode penelitian ilmiah.
Selain dilakukan oleh ilmuwan pendidikan, studi ilmiah pendidikan dapat pula dilakukan oleh para mahasiswa pada program studi tertentu kependidikan yang sedang menyusun skripsi, para guru, dosen, dsb. Studi ilmiah pendidilan telah dilakukan oleh para ilmuwan atau para peneliti pendidikan sejak lama, dan telah menghasilkan system pendidikan yang bersifat deskriftif maupun preskriptif/normative yang disebut ilmu pendidikan.
Studi pendidikan melalui metode filsafat adalah upaya memahami pendidikan melalui berfikit reflektif sistematis, kritis radikal, dan sinoptif untuk menghasilkan system gagasan tentang pendidikan yang komprehensif dan preskriftif. Mengingat cara berfikir filsafat belum dikuasai banyak orang, maka studi filsafat pendidikan umumnya dilakukan oleh para filsuf. Studi demikian telah dilakukan sejak lama, dan telah menghasilkan apa yang dikenal sebagai filsafat pendidikan.
F.      Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
1.      Konsep Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis sebagai hasil pemikiran kritis dengan menggunakan metode riset tertentu.
2.      Karakteristik Ilmu Pendidikan
Salah satu ciri ilmu pendidikan adalah memiliki landasan keilmuan yang tepat, ilmu yang bersifat normative, dan ilmu bersifat teoritis praktis, memiliki obyek material dan formal, memiliki sistematika yang jelas dan memiliki metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
a.    Landasan Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan hanya akan dapat berdiri kokoh dan berkembang pesat apabila berlandaskan agama, pandangan hidup, filsafat hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.    Obyek Ilmu Pendidikan
Obyek ilmu pendidikan seperti halnya obyek ilmu pengetahuan yang lainnya pada umumnya terdiri atas obyek material dan obyek formal. Obyek material ilmu pendidikan adalah manusia, sedangkan oyek formal ilmu pendidikan menurut D. Sudjana (2006) adalah perkembangan pengalaman manusia sebagai makhluk individual, sosial dan unik sepanjang hayatnya yang dapat dan harus dibelajarkan sehingga terwujud sikap dan prilaku yang kondusif untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.
c.    Metode Ilmu Pendidikan
Metode penelitian yang digunakan ilmu pendidikan terdiri atas metode kuantitatif, dan metode kualitatif bahkan menggabungkan keduanya.
d.   Isi Ilmu Pendidikan
Isi ilmu pendidikan merupakan suatu struktur pengetahuan yang antara lain memuat postulat, asumsi, konsep teori, generalisasi, hukum, prinsip, dan model.



e.    Fungsi Ilmu Pendidikan
Seperti juga ilmu-ilmu lainnya, pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol gejala atau fenomena pendidikan.
f.    Cabang-cabang Ilmu Pendidikan
Terdapat berbagai macam ilmu pendidikan yang diklasifikasikan oleh beberapa ahli seperti M.J. Langeveld, Redja Mudyahardjo, Madjid Noor, dll.

G.    Pendidikan (Mendidik) Sebagai Seni
Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasannya bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaaan dan nilai yang sebenarnya diluar daerah Impilan jeniulmu (ilmu yang berparadigma posotivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan menurut Galagher (1970) seni mendidik itu merrupakan: (1) keterampilan jenius yang hanya dimiliki oleh beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana cara mereka mempraktekan keterampilan itu.
Praktek keterampilan diakui sebagai seni, implikasinya fungsi mendidik yang utama adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan berpura-pura. atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik.
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi sekaligus pula adalah seni.
H.    Praktek Pendidikan Sebagai Paduan Ilmu dan Seni
1.      Pendidikan Sebagai Ilmu
Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah yang menghasilkan ilmu pendidikan yang menjadi dasar dan petunjuk dalam praktek pendidikan. Dengan dasar Ilmu Pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran yang memuat tujuan, isi, metode, teknik mengajar serta evaluasinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa praktek pendidikan merupakan aplikasi dalam ilmu pendidikan. Implikasi bahwa untuk menjadi seorang guru dapat dipelajari oleh siapapun melalui ilmu pendidikan tersebut.
2.      Pendidikan Sebagai Seni
Gilbert Highet dalam bukunya “ The art of teaching “ yang menyatakan bahwa buku ini “ Seni Mengajar ” karena beliau yakin bahwa belajar itu adalah sebuah seni bukan ilmu. Menurutnya sangatlah berbahaya mempergunakan tujuan-tujuan dan metode ilmu untuk urusan manusia sebagai individu meskipun sistem statistik sering digunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam kelompok yang besar dan suatu diagnosa ilmiah tentang struktur fisik manusia selalu sangat bermanfaat.
Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia tetapi lebih mirip dengan melukis sebuah gambar atau menggelar sebuah musik dengan arti bahwa di dalam mengajar itu seseorang harus melibatkan diri didalamnya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhya dikerjakan berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak sendiri pekerjaan anda dan murid-murid anda serta anda sendiri (Redja M, 1995). Dengan demikian pendapat ini sangat bertentangan dengan pendapat sebelumnya tentang pendidikan sebagai ilmu.
3.      Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni
Menurut A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi adalah seni “. Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti anak-anak seolah-olah kita menjadi seperti anak. Menurut aliran konstruksivisme mengakui hal yang sama. Implikasi bahwa “ tugas guru adalah membantu agar siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkrit maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid. Mengajar adalah merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi”.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu – rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi. Dalam hal ini pendidik harus memperhatikan karakteristik peserta didik, dsb. Esensinya, bahwa praktek pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.
Karakteristik Ilmu pendidikan antara lain : objek study, metode, isi, fungsi dan ilmu-ilmu yang lainnya. Ada beberapa manfaat study pendidikan antara lain :
1.    Study pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai.
2.    Study pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktek pendidikan.
3.    Study pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai dimana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Ada banyak pendapat yang mempertentangkan tentang pendidikan sebagai ilmu dan pendidikan sebagai seni. Padahal sebenarnya kedua hal itu tidak perlu dipertentangkan karena keduanya merupakan aspek yang penting dalam pendidikan dimana peran pendidik itu harus mempersiapkan praktek pendidikannya dengan baik dan dalam prakteknya itu harus kreatif dan harus melakukan improvisasi yang baik dengan peserta didik.

B.       Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis berharap lembaga pendidikan dalam hal ini para pendidik mampu melaksanakan proses pembelajaran guna mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari objek, metode, isi, bahkan fungsinya supaya tujuan pendidikan itu bisa dicapai dengan baik dan bukan hanya sebagai ilmu melainkan sebagai seni sehingga pendidik dapat berkreasi di dalam mengajarnya. Sehingga anak didik tersebut dapat merasakan kenyamanan di dalam kegiatan belajar mengajar dan menghilangkan rasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA


Tafsir,Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami.Rosdakarya:Bandung
Langgulung,Hasan.2000.Manusia dan Pendidikan.PT. Al-Husna Zikra:Jakarta
Kartadinata,Sunaryo dkk.1997.Landasan-landasan Pendidikan.Ditjen Dikti-Depdikbud: Jakarta
Syaripudin, Tatang dan Nur’aini.2006.Landasan Pendidikan. UPI PRESS:Bandung
Ruswandi,Uus dkk..2011. Landasan Pendidikan. CV. Insan Mandiri:Bandung
Tersedia :http://triyanapp.blogspot.com/2012/09/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni.html [09 september 2013]
Tersedia : http://budihendrawan.wordpress.com/2009/11/30/pendidikan-sebagai-ilmu-dan-seni/[09 september 2013]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar