BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki hubungan
ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan masyarakat
menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan. Pendidikan adalah
sebuah proses pematangan dan pendewasaan masyarakat. Maka lembaga-lembaga
pendidikan harus memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi memiliki
tugas mendasar memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Masyarakat ternyata tidak statis,
tetapi dinamis, bahkan sangat dinamis.Pada masa sekarang ini masyarakat
mengalami perubahan sosial yang sangat pesat.Isu postmodernisasi dan
globalisasi sebenarnya ingin merangkum pemahaman suatu perubahan yang sangat
cepat dan dahsyat. Modernisasi adalah proses perubahan masyarakat dan
kebudayaannya dari hal-hal yang bersifat tradisional menuju modern. Globalisasi
pada hakikatnya merupakan suatu kondisi meluasnya budaya yang seragam bagi
seluruh masyarakat di dunia.Globaliasi muncul sebagai akibat adanya arus
informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Sebagai akibatnya, masyarakat dunia
menjadi satu lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu
sistem pergaulan dan budaya yang sama.
Senge (1990)
dalam Maliki (2010:276), perubahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dielakkan,
karena ia melekat, lahir dalam proses pengembangan masyarakat. Kebutuhan untuk
bisa survive dalam ketidakpastian dan perubahan menjadi tuntutan masa kini.
Perubahan terjadi begitu cepat dan luas, termasuk mengubah dasar-dasar asumsi
dan paradigma memandang perubahan.
Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia pendidikan.Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami dunia pendidikan.
Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia pendidikan.Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami dunia pendidikan.
2
|
B.
Rumusan
Masalah
a. Apa yang di maksud dengan pendidikan?
b. Apa
yang dimaksud dengan perubahan sosial ?
c. Apa
saja teori mengenai perubahan sosial ?
d. Apa
saja ciri ciri perubahan sosial ?
e. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial ?
f. Bagaimana
jenis perubahan sosial ?
g. Bagaimana peran pendidikan sebagai sosial kontrol dan
pembaruan masyarakat?
C.
Tujuan
Masalah
a. Untuk
mengetahui maksud dari pendidikan.
b. Untuk
mengetahui mengenai perubahan
sosial.
c. Untuk mengetahui teori mengenai perubahan sosial.
d. Untuk
mengetahui ciri ciri perubahan sosial.
e. Untuk
mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi perubahan sosial.
f. Untuk
mengetahui jenis perubahan sosial.
g. Untuk
mengetahui peran pendidikan sebagai
sosial kontrol dan pembaruan masyarakat.
D.
Sistematika
Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika
Pada bab I, berisi tentang
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Pada bab II, berisi tentang
definisi dari pendidikan dan perubahan sosial, teori perubahan sosial,
ciri-ciri perubahan sosial, faktor yang mempengaruhinya, jenis perubahan sosial
dan peran pendidikan sebagai kontrol sosial dan pembaruan masyarakat.
Pada bab III berisi
kesimpulan dan saran untuk makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa. Adapun pengertian
pendidikan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.
Menurut Soekidjo
Notoatmodjo.
Penddikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
2.
John Stuart Mill
Menurutnya pendidikan itu
meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang
dikerjakan oleh orang lain untuk dia.
3. John Dewey
Pendidikan adalah suatu proses pembaruan makna pengalaman yang akan
terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda
yang melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan
kelompok dimana dia hidup.
4. Thompson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan prilaku, pikiran
dan sifatnya.
5. Plato
Pendidikan ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan
akal dengan sesuatu yang mungkin tercapainya kesempurnaan.
3
|
4
|
B.
Pengertian Perubahan Sosial
Menurut Para Ahli
a.
Samuel
Koenig : Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi yang terjadi pada pola
kehidupan manusia. Modifikasi tersebut terjadi akibat pengaruh intern dan
ekstern.
b.
Selo
Soemardjan : Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan tersebut mempengauhi sistem sosial,
termasuk nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
masyarakat.
c.
William
F. Ogburn : perubahan sosial terjadi ketika unsur materiel
memberi pengaruh pada unsur imateriel.
d.
Kingsley
Davis : Perubahan sosial terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Struktur sosial mencakup lembaga sosial, kelompok sosial,
norma-norma sosial, dan stratifikasi sosial. Tiap-tiap struktur memiliki fungsi
dalam masyarakat.
e.
Mac lver
: Perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan yang terjadi dalam hubungan
sosial dan keseimbangan dalam hubungan sosial. Hubungan antara anggota
masyarakat dapat menimbulkan kerja sama ataupun perselisihan yang menunjukkan
keseimbangan dalam hubungan sosial.
f.
John
Lewis Gillin dan John Philip Gilin : Perubahan sosial merupakan variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima dan dijalankan oleh masyarakat.
Pengertian secara umum, Perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mencakup sistem
sosial (pola pikir, pola perilaku, nilai) dan struktur sosial (lembaga sosial,
kelompok, norma) didalam masyarakat.
C.
Teori Perubahan Sosial
5
|
1. Teori
Evolusi adalah teori perubahan sosial yang terjadi secara
bertahap / berurutan dalam waktu yang cukup lama.
Menurut Auguste Comte, hukum tiga tahap yang dialami oleh manusia / masyarakat secara revolusioner :
Menurut Auguste Comte, hukum tiga tahap yang dialami oleh manusia / masyarakat secara revolusioner :
1. Tahap teologis, pemikiran manusia
bahwa semua benda didunia mempunyai jiwa karena kekuatan gaib yang berada
diluar kemampuan manusia.
2. Tahap metafisik, tahap transisi teologis menuju positivis.
3. Tahap positivis, kepercayaan terhadap data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir dalam segala bidang.
2. Tahap metafisik, tahap transisi teologis menuju positivis.
3. Tahap positivis, kepercayaan terhadap data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir dalam segala bidang.
2. Teori
Neoevolusi adalah teori bantahan dari evolusi, karena teori ini
membahas bahwa perubahan sosial terjadi tidak secara bertahap tapi secara acak.
3. Teori
Revolusi adalah teori perubahan sosial yang terjadi didalam
masyarakat secara cepat, perubahan ini bisa menyebabkan suatu perpecahan /
konflik.
4. Teori Sistem
adalah teori perubahan sosial yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
- makro, membahas dunia secara keseluruhan.
- makro, membahas dunia secara keseluruhan.
- meso, hanya membahas tiap-tiap
negara sendiri.
- mikro, membahas tingkatan yang
lebih rendah dari meso.
5. Teori
Modernitas adalah teori perubahan sosial yang membahas
masyarakat moderen, didalam masyarakat moderen akan ada penemuan-penemuan, lalu
penemuan tersebut bisa menyebabkan proses industrialisasi yang orang-orangnya
bersifat kapitalis (orang yang kuat akan semakin kuat, orang yang lemah akan
semakin lemah).
6. Teori Post
Modern / Neomodernisasi adalah teori yang membahas tentang
kejenuhan masyarakat moderen, mereka jenuh karena orang-orangnya memiliki sifat
egois / individualisme / kapitalisme.
D.
Ciri-Ciri Perubahan Sosial
6
|
Berikut ini adalah ciri-ciri dari perubahan
social, yaitu:
a.
Tidak ada masyarakat yang berhenti
berkembang (dinamis), artinya masyarakat itu
selalu berkembang dan berubah.
b.
Perubahan pada satu lembaga akan
menyebabkan perubahan pada lembaga lainnya. Hal ini
disebabkan oleh lembaga-lembaga sosial bersifat interdependen akan saling
memengaruhi sehingga sulit sekali untuk mengisolir perubahan pada
lembaga-lembaga sosial tertentu, proses yang dimulai dari proses selanjutnya
merupakan suatu mata rantai.
c.
Perubahan yang cepat (revolusi)
dapat menyebabkan disorganisasi dalam
kelompok dan bersifat sementara karena
berada dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi tersebut akan diikuti oleh
reorganisasi yang mencakup pemantapan dari kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
baru.
d.
Perubahan sosial tidak hanya
mencakup materiel / spiritualnya saja tapi
mencakup keduanya karena memiliki hubungan timbal
balik.
e. Secara
tipologis, perubahan social dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, yaitu
sebagai berikut:
·
Proses sosial, yaitu pergantian beragam pengahargaan,
fasilitas, dan anggota dari suatu struktur.
·
Segmentasi atau pembagian, yaitu pemekaran unit-unit
struktural yang tidak terlalu berbeda dengan unit-unit yang telah ada.
·
Perubahan struktur, yaitu timbulnya peran dan organisasi
yang baru.
·
Perubahan struktur kelompok, yaitu pergantian
komposisi kelompok, tingkat kesadaran kelompok, dan hubungan antarkelompok
dalam masyarakat.
E.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Sosial
1. Faktor umum yang mempengaruhi perubahan sosial
7
|
1. Faktor umum yang mempengaruhi perubahan sosial
a)
Faktor Internal adalah faktor yang
berasal dari masyarakat itu sendiri.
Faktor internal penyebab perubahan sosial :
1. Penemuan Baru
Faktor internal penyebab perubahan sosial :
1. Penemuan Baru
Didalam penemuan baru terdapat :
-
Discovery : penemuan yang
benar-benar baru dan belum pernah
ada
sebelumnya.
-
Inovasi : penyempurnaan dari
discovery.
-
Invention : penemuan baru yang sudah
diakui dan digunakan
oleh masyarakat luas.
Penemuan baru didalam masyarakat didorong oleh bebrapa faktor yaitu:
a.
Kesadaran individu / masyarakat
berkaitan dengan keterbatasan fungsi nilai kebudayaan materiel, dan imateriel.
b.
Kualitas sumberdaya manusia / ahli
untuk mengolah sumberdaya alam dan teknologi.
c.
Muncul rangsangan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja dalam masyarakat.
2.
Dinamika Penduduk / Perubahan Sosial
Dinamika penduduk berkaitan dengan
pertambahan / penurunan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kematian
(mortalitas), kelahiran (fertilitas), perpindahan (migrasi).
3.
Konflik Sosial
Konflik sosial mengakibatkan
perubahan sosial. Konflik sosial selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat
terutama masyarakat multikultural. Banyak penyebab konflik dalam masyarakat,
misalnya perbedaan kepentingan, pola pikir, individu, dan pandangan politik.
4.
Pemberontakan
8
|
b)
Faktor Eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar masyarakat.
Faktor eksternal penyebab perubahan sosial :
Faktor eksternal penyebab perubahan sosial :
1.
Pegaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Pertemuan
dua kebudayaan atau lebih yang memiliki perbedaan latar belakang budaya dapat
menyebabkan perubahan sosial budaya. Perubahan tersebut dapat terbentuk melalui
proses asimilasi (penggabungan bebrapa budaya menjadi budaya baru), atau
akulturasi (penggabungan beberapa budaya tanpa menghilangkan budaya aslinya).
-
Apabila pengaruh kebudayaan bersifat
damai dan tanpa paksaan disebut penetration passifique. Hasil dari pengaruh
tersebut dinamakan demonstration effect.
-
Apabila kebudayaan masuk dengan
paksaan dinamakan penetration violent.
-
Apabila hubungan antar kebudayaan
saling menolak karena kedudukan yang seimbang disebut cultural animosity.
2.
Peperangan
Peperangan yang muncul antar kelompok / antar negara dapat mengakibatkan perubahan sosial, karena pihak yang menang dalam peperangan memiliki keleluasaan untuk menguasai pihak yang kalah.
Peperangan yang muncul antar kelompok / antar negara dapat mengakibatkan perubahan sosial, karena pihak yang menang dalam peperangan memiliki keleluasaan untuk menguasai pihak yang kalah.
3.
Bencana Alam
Dapat menyebabkan masyarakat disuatu
wilayah harus berpindah tempat tinggal sehingga mengakibatkan perubahan sistem
hidup dan perubahan struktural.
9
|
a) Kontak
dengan kebudayaan lain
Kontak budaya yang mengarah pada interaksi memberi
dampak positif, yaitu mengurangi prasangka negatif terhadap kebudayaan lain dan
mencegah konflik sosial.
b)
Sistem pendidikan yang maju
Pendidikan
penting bagi masyarakat karena dapat membuka pikiran dan wawasan untuk
melakukan perubahan sosial kearah kemajuan.
c) Sikap
menghargai hasil karya
Penghargaan
dapat memberi semangat untuk berinovasi.
d) Keinginan
untuk maju
Perubahan
terjadi karena adanya keinginan, pengharapan. Dorongan dalam diri sendiri untuk
memperbaiki keadaan merupakn salah satu faktor pendorong perubahan sosial.
e)
Sistem lapisan terbuka masyarakat
Sistem
lapisan sosial terbuka memberi kesempatan setiap orang yang berkompeten untuk
melakukan perubahan status sosial dalam hibupnya.
f)
Peduduk yang heterogen
Penduduk
heterogen memiliki kesempatan lebih besar untuk melakukan kontah budaya dengan
masyarakat lain.
g) Ketidakpuasan
masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
h) Orientasi
pada masa depan
Masyarakat
yang berorientasi pada masa depan selalu mengedepankan sikap terbuka untuk
menerima dan menyesuaikan nilai sosial berdasarkan perkembangan budaya global.
3.
Faktor penghambat perubahan sosial
10
|
a.
Kontak sosial dengan masyarakat lain
yang kurangMasyarakat yang tinggal didaerah terpencil sering mengalami
keterbatasan akses jangkauan publik seperti sarana transportasi dan komunikasi.
b.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terlambat
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat dapat dipengaruhi oleh, sikap hidup masyarakat yang tidak ingin berkembang, keterbatasan ekonomi untuk menempuh pendidikan yang lebih baik, akses pendidikan yang tidak merata.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat dapat dipengaruhi oleh, sikap hidup masyarakat yang tidak ingin berkembang, keterbatasan ekonomi untuk menempuh pendidikan yang lebih baik, akses pendidikan yang tidak merata.
c.
Sikap masyarakat tradisional Masyarakat
yang masih memegang teguh adat istiadat, mereka dipimpin oleh kepala adat yang
memberi batasan-batasan tertentu agar nilai-nilai adat tetap terjaga. Hal ini
mengakibatkan masyarakat sulit berubah menuju kehidupan yang lebih moderen.
d.
Keinginan yang tertanam kuatOrang
yang memiliki kedudukan tinggi memiliki keinginan untuk mempertahankan
kedudukan tersebut. Sikap tersebut dipengaruhi keinginan untuk tetap memperoleh
fasilitas yang disediakan organisasi kerja. Hal tersebut dapat menghambat
perubahan status masyarakat yang memiliki kedudukan lebih rendah untuk masuk
pada kedudukan yang lebih tinggi.
e. Perasaan
takut terjadi kegoyahan pada kebudayaan sendiri
Masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sering mengalami ketakutan ketika ada hal baru yang masuk dalam kebudayaannya. Ketakutan tersebut disebabkan kekhawatiran terjadinya keguncangan pada kebudayaan yang dianggap sudah mapan dan berkembang dengan baik.
Masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sering mengalami ketakutan ketika ada hal baru yang masuk dalam kebudayaannya. Ketakutan tersebut disebabkan kekhawatiran terjadinya keguncangan pada kebudayaan yang dianggap sudah mapan dan berkembang dengan baik.
f. Stereotip
terhadap nilai budaya
Perasangka
buruk / stereotip berkembang karena masyarakat selalu memberi penilaian negatif
terhadap budaya baru yang masuk.
|
F. Jenis Perubahan Sosial
Berikut ini adalah
jenis-jenis perubahan social, diantaranya:
a.
Berdasarkan Prosesnya
1)
Perubahan yang direncanakanMerupakan
perubahan yang terorganisasi, pihak yang menginginkan perubahan melakukan
perencanaan terlebih dahulu untuk mewujudkan perubahan sosial didalam
masyarakat.
2)
Perubahan yang tidak
direncakanaknTerjadi diluar rencana / perkiraan masyarakat dan dapat
mengakibatkan dampak yang merugikan bagi masyarakat.
b.
Berdasarkan Waktunya
1)
Perubahan secara cepat
Perubahan sosial yang terjadi dalam
waktu singkat, cepat dan mendasar. Perubahan ini diiringi dengan suatu konflik
karena tidak semua masyarakat siap menerima.
2)
Perubahan secara lambat
Tiga teori berkaitan dengan perubahan
secara lambat / evolusi
a.
Unilinier Theories of Evolution,
manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu.
b.
Universal Theory of Evolution,
perkembangan masyarakat tidak melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.
c.
Multilinied Theories of Evolution,
terdapat tahap-tahap perkembangan tertentu yang didapat melalui penelitian.
3)
Berdasarkan Dampaknya
a. Perubahan
kecil Perubahan dalam lingkup sempit yang terjadi dalam masyarakat, hanya
berdampak pada sebagian kecil masyarakat.
b.
Perubahan besarPerubahan yang memiliki pengaruh besar terhadap struktur sosial
yang ada dalam masyarakat.
|
4)
Berdasarkan Caranya
a. Perubahan
dengan kekerasanPerubahan sosial yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan baik
fisik maupun psikis demi tercapainya perubahan yang diinginkan.
b. Perubahan
tanpa kekrasan Perubahan yang dilakukan dengan jalan damai dan simpatik untuk
mencapai perubahan yang diinginkan.
.
G.
Peran Pendidikan Sebagai Sosial Kontrol dan Pembaruan
Masyarakat
1. Peran pendidikan sebagai sosial control
Pendidikan merupakan tanggung jawab antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Aktivitas pendidikan bukan sekedar mengalihkan
informasi atau pengetahuan, melainkan memberikan pengetahuan sekaligus
mengimplikasikan nilai (baik-buruk) dan sekaligus pula menggunakan cara atau
jalan yang normative baik. Pendidikan merupakan institusi yang mendapa
perhatian besar dari para ahli sosiologi. Pokok bahasan utama ialah institusi
pendidikan formal, dan institusi pendidikan formal terpenting dalam masyarakat
ialah sekolah yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang dasar sampai
perguruan tinggi.
Sekolah merupakan
suatu lembaga dengan organisasi yang tersusun dengan rapi. Sekolah berperan sebagai
lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan
mengajar serta memperbaiki dan memperluas tingkah laku peserta didik yang
dibawa keluarganya. Disamping itu sekolah bertugas melayani kepentingan bangsa
seperti yang ditetapkan oleh pemerintah karena pemerintah mengatur segala
sesuatu yang berhubungan dan menyangkut kepentingan bangsa dan rakyat, seperti
penyelenggaraan sekolah. Agen sosialisasi berikut dalam masyarakat yang telah
mengenalnya adalah system pendidikan formal. Pendidikan formal mempersiapkan
individu untuk
penguasaan peran-peran baru di kemudian hari, dikala
seseorang tidak tergantung lagi kepada orang tuanya.
13
|
Sejumlah ahli memusatkan perhatian
mereka pada perbedaan antara sosialisasi yang berlangsung dalam keluarga dengan
sosialisasi pada system pendidikan formal. Robert Dreeben (1968) yang dipelajari anak sekolah selain membaca, menulis dan
berhitung adalah aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi
(achievement), universalisme dan spesifisitas. Dari Dreeben kita bisa melihat bahwa sekolah
merupakan suatu jenjang peralihan antara keluarga dan masyarakat. Sekolah
memperkenalkan aturan baru yang di perlukan bagi anggota masyarakat, dan aturan
baru tersebut sering berbeda dan bahkan dapat bertentangan dengan aturan-aturan
juga di pelajari sesame sosialisasi berlangsung di rumah.
Sebagaimana
pemikiran Dreeben mengenai sosialisasi di sekolah, maka pesan-pesan yang
disampaikan oleh agen sosialisasi yang berlainan tidak selamanya mungkin
bertentangan dengan apa yang diajarkan di sekolah.maka pesan-pesan yang
disampaikan oleh agen sosialisasi yang berlainan tidak selamanya mungkin
bertentangan dengan apa yang diajarkan di sekolah. Hal serupa berlaku pula
untuk agen-agen sosialisasi lainnya. Kelakuan yang dilarang oleh keluarga
maupun sekolah seperti merokok, minuman keras, pelanggaran susila atau
penyalahgunaan narkoba di pelajari anak dari agen sosialisasi lain seperti
teman bermain dan media masa. Sekolah berusaha mendorong siswanya untuk
mentaati aturan sekolah, berprestasi, berlaku jujur. Teman sekolah mendorong
siswanya untuk berbuat curang di kala ujian atau ulangan, untuk membolos sambil
memiliki surat sakit dengan memalsukan tanda tangan orang tuas, melakukan
pemerasan atau pencurian dengan kekerasan terhadap siswa lain, media masa
sering menayangkan gaya hidup yang tidak dapat di terima oleh keluarga
disekolah.
Apabila
pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi dalam masyarakat sepadan dan
tidak saling bertentangan, melainkan saling mendukung maka proses sosialisasi
diharapkan dapat berjalan relative lancar. Namun dalam masyarakat yang
didalamnya terdapat agen sosialisasi
dengan
pesan yang bertentangan dijumpai kecenderungan bahwa
warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi sering mengalami konflik
pribadi. Seorang anak sering harus memilh antara mentaati orang tua atau
mengikuti teman lainnya misalnya merokok, keluar malam tanpa izin orang tua dan
apapun yang diambilnya akan mempertentangkan dengan salah satu agen
sosialisasi. Konflik pribadipun terjadi manakala seseorang disosialisasikan
kerena mempelajari peran baru, dan aturan dalam proses sosialisasi ini
bertentangan dengan sosialisasi yang pernah dialaminya di masa lampau.
14
|
Mengenai
konsep sosialisasi Durkheim menyebutkan
bahwa fakta social dapat kita ketahui bahwa kekuatan paksaan dari luar yang
dijalankannya atau yang dapat dijalankannya terhadap individu. Beliau
mengemukakan juga bahwa fakta social berada diluar individu dan memiliki daya
paksa untuk mengendalikan individu tersebut mentaati sejumlah aturan yang
terdapat dalam masyarakat bahwa masyarakat menjalankan pengendalian (social control) terhadap individu.
Mengingat
adanya berbagai mekanisme pengendalian social tersebut, Burger berpendapat
bahwa setiap individu dalam masyarakat berada di pusat seperangkat lingkaran
konsentris yang masing-masing membeli suatu system pengendalian social,
masing-masing diantara kita tentu akan mengalami bahwa kita dikendalikan oleh system
pengendalian social yang berlaku dalam berbagai kelompok seperti keluarga,
sekolah dan tempat kerja, lingkungan keluarga dan lain sebagainya. Roucek berpendapat bahwa pengendalian social
dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, menurutnya ada pengendalian social
yang dijalankan melalui institusi da nada yang tidak, ada yang dilakukan secara
lisan da nada secara simbolik, ada yang dilakukan secara kekerasan, menggunakan
hukuman, menggunakan imbalan, da nada yang bersifat formal dan informal. Berdasarkan
hal tersebut, terdapat pengaruh sekolah terhadap masyarakat yaitu:
·
Mengajarkan
sikap positif dan konstruktif terhadap warga masyarakat sehingga tercipta
interaksi social yang harmonis ditengah-tengah masyarakat. Hal ini sesuai
dengan peranan sekolah, agar mengajarkan
pada peserta didik agar mempunyai sikap mental
pembangunan, yaitu sikap aktif terhadap hidup, menilai tinggi karya yang baik,
menghargai agama dan falsafah Negara.
|
·
Mencerdaskan
kehidupan masyarakat. Sekolah sebagai konseptor yaitu warga yang cerdas yang
mampu meneruskan kebudayaan yang telah diseleksi kepada generasi mudsa, agar
mereka memelihara dan menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Sekolah
membimbing dan mengajari warga masyarakat supaya menjadi orang cerdas. Dengan
kata lain sekolah tidak dapat terpisah dari masyarakat begitu pula sebaliknya.
·
Mengajarkan
kepada masyarakat untuk mampu mengevaluasi secara kritis, nilai kebiasaan,
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan agama dan falsafah
Negara. Hal ini sesuai dengan peranan sekolah selaku evaluator, yaitu peserta
didik tidak begitu saja menerima nilai, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan
keterampilan generasi sebelumnya.
·
Mengajarkan
materi yang sesuia dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan kepada warga masyarakat
sehingga mereka mampu mengadakan inovasi untuk meningkatkan kehidupan mereka
kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan peranan sekolah sebagai
innovator, yaitu sekolah mampu mengubah dan mengembangkan kurikulum, strategi
mengajr, kualitas pendidik dan peserta didik serta sarana dan prasarana sesuai
dengan tuntuta teknologi dan ilmu pengetahuan.
Selain itu terdapat
pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat, diantaranya:
a) Masyarakat yang menentukan arah dan tujuan pendidikan.
Hal ini sesuai dengan peranan masyarakat, yaitu masyarakat yang mengawasi
pendidikan agar sekolah tetap mendukung cita-cita kebutuhan dan dinamika
masyarakat.
b) Masyarakatlah yang mempengaruhi proses pendidikan di
sekolah. Hal ini sesuai dengan peraan masyarakat, yaitu:
·
Masyarakatlah
yang ikut mendirikan dan membiayai sekolah;
·
Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan
seperti gedung, museum, perpustakaan, panggung kesenian dan kebun sekolah;
·
Masyarakatlah
yang menyediakan nas=rasumber untuk sekolah, mereka dapat du=iundang kesekolah
memberikan keterangan-keterangan mengenai sutau masalah yang sedang dipelajari
siswa.
·
Masyarakatlah
sebagai sumber palajaran/laboratorium tempat belajar, disamping buku-buku
pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang banyak sekali antara lain
alam, industry, perumahan, transfor, perkebunan dan perusahaan pemerintah.
2. Peran Pendidikan Sebagai Pembaruan Masyarakat
Pendidikan
adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dewasa dengan si anak
didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan
dukungan terhadap perkembangan anak seutuhnya. Tidak dapat dipungkiri
pendidikan memiliki peran strategis dan vital bagi kelangsungan suatu bangsa.
Pendidikan yang kehilangan pijakan akan tergilas oleh perubahan yang sedang
terjadi. Pendidikan harus mampu menghadapi perubahan,
baik itu pada perubahan yang mengangkut nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku,
organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, maupun berkaitan
dengan kekuasaan dan wewenang (politik). Pendidikan justru harus mampu menjadi
agen perubahan, bukan menjadi korban perubahan.
Pendidikan
adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dewasa dengan si anak
didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan
dukungan terhadap perkembangan anak seutuhnya. Tidak dapat dipungkiri
pendidikan memiliki peran strategis dan vital bagi kelangsungan suatu bangsa.
Pendidikan yang kehilangan pijakan akan tergilas oleh perubahan yang sedang
terjadi. Pendidikan harus mampu menghadapi perubahan, baik itu pada perubahan
yang mengangkut nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga
kemasyarakatan, lapisan dalam
masyarakat, maupun berkaitan dengan kekuasaan dan
wewenang (politik). Pendidikan justru harus mampu menjadi agen perubahan, bukan
menjadi korban perubahan.
17
|
Rogers dan Shoemaker (dalam Nasution,
2004:129), mengemukakan bahwa agen pembaharu berfungsi sebagai mata rantai
komunikasi antardua (atau lebih) sistem sosial, yaitu menghubungkan antara
suatu sistem sosial yang mempelopori perubahan tadi dengan sistem sosial
masyarakat yang dibinanya dalam usaha perubahan tersebut. Hal itu tercermin
dalam peranan utama seorang agen perubahan yaitu: (1) Sebagai katalisator,
menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan; (2) Sebagai pemberi
pemecahan persoalan; (3) sebagai penghubung (linker) dengan
sumber-sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi; dan (4)
Sebagai pembantu proses perubahan: membantu dalam proses pemecahan masalah dan
penyebaran inovasi, serta memberi petunjuk mengenai bagaimana: (a) mengenali
dan merumuskan kebutuhan; (b) mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan;
(c) mendapatkan sumber-sumber yang relevan; (d) memilih atau menciptakan
pemecahan masalah; dan (e) menyesuaikan dan merencanakan pentahapan pemecahan
masalah.
Rogers mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen pembaharu dalam
pelaksanaan tugasnya memperkenalkan inovasi tunggal kepada sistem klien, yaitu:
- Membangkitkan kebutuhan untuk berubah pada
klien. Dalam tujuan untuk memulai proses perubahan,
agen perubahan mengusulkan alternatif baru dari masalah yang terjadi,
menguraikan dengan baik dan jelas pentingnya masalah tersebut untuk
diatasi, dan meyakinkan klien bahwa mereka mampu untuk menghadapi
masalah tersebut. Pada tahap ini agen pembaharu menentukan kebutuhan klien
dan juga membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara
konsultatif
- Untuk memantapkan
hubungan pertukaran informasi. Agen perubahan dapat
meningkatkan hubungan dengan klien dengan sikap dapat dipercaya (credible), kompeten, dan
terpercaya (trustworthy)
dan juga empati terhadap 18
- Untuk menganalisis
masalah klien. Agen perubahan bertanggungjawab untuk
menganalisis masalah yang dihadapi para klien untuk menentukan mengapa
alternatif yang ada tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Dalam menuju
kesimpulan analisis, agen perubahan harus melihat situasi dengan empatik
dari sudut pandang klien.
- Untuk menumbuhkan niat
berubah pada klien. Setelah agen perubahan menggali berbagai macam
cara yang mungkin dapat dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka
agen perubahan bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik
perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya
untuk menerima inovasi.
- Mewujudkan niat klien
ke dalam tindakan. Agen perubahan mencoba untuk mempengaruhi sikap
klien dalam menyesuaikan saran/rekomendasi berdasarkan kebutuhan para
klien. Jaringan interpersonal mempengaruhi dari pengamatan jarak dekat
yang paling penting pada tahap persuasi dan keputusan dalam proses
pengambilan keputusan inovasi.
- Untuk menstabilkan
adopsi dan mencegah diskontinyu. Agen perubahan mungkin secara
efektif menstabilkan tingkah laku baru sampai menguatkan pesan kepada
klien yang telah mengadopsi, dengan demikian seperti “membekukan” tingkah
laku/sikap baru dari klien. Bantuan ini diberikan ketika seorang klien
sedang berada pada tahap implementasi atau konfirmasi dalam proses
keputusan inovasi.
- Mengakhiri hubungan
ketergantungan. Tujuan akhir dari agen perubahan adalah untuk
mengembangkan sikap memperbaharui diri (self-renewing) dalam bagian dari klien. Ketika perubahan
telah terjadi pada klien dan dipandang telah stabil, maka seorang agen
perubahan harus dapat menarik dirinya untuk keluar dari urusan dengan
mengembangkan kemampuan klien untuk menjadi change agent bagi dirinya
sendiri.
19
|
- Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak
yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas
maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan
yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru
antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai
dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antara individu, baik dengan siswa
maupun antara sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan
seperti administrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat
sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Peranan guru sebagai agen perubahan dapat diidentifikasi sebagai
berikut: (a) menumbuhkan kebutuhan dalam diri klien, (b) membangun hubungan
pertukaran informasi, (c) mendiagnosa masalah klien, (d) menumbuhkan niat
berubah pada klien, (e) menerjemahkan niat klien ke dalam tindakan, (f)
menstabilkan adopsi dan mencegah diskontinu adopsi dan (g) mencapai hubungan
terminal dengan klien (yaitu ketika klien berubah menjadi agen perubahan).
Dengan demikian, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan
sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar
bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa keterlibatan guru, maka
sangat mungkin inovasi yang dilakukan tidak akan berjalan bahkan akan
memunculkan resistensi
karena guru
menganggap inovasi tersebut bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi
sebaliknya dianggap mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka.
20
|
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya dapat menjadi change maker di
lembaga yang dipimpinnya. Kepala sekolah mempunyai tanggungjawab besar sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya dalam pengembangan sekolahnya agar semakin
berkualitas dan dapat mempunyai daya saing tinggi dengan kemajuan sain dan
teknologi yang terus menerus berkembang dengan semakin pesat. Selain itu,
kepala sekolah menjadi penghubung antara administrator pendidikan dengan guru
dan masyarakat di sekitarnya.
Harold Geneen dalam Sergiovani (1987) menyatakan “It is clear that
principals must manage, manage, manage and lead, lead, and lead”. Ini
menunjukkan bahwa kepala sekolah bertugas memanajemen dan memimpin
pembaharuan di sekolah. Pemahaman kepala sekolah terhadap hakekat perubahan
menjadi keharusan agar mampu melakukan perubahan sekaligus menjadi agen
perubahan di sekolah. Hanson (1991) menyatakan bahwa ”change is the process
of implementing an innovation in an organization. Perubahan pada program
pendidikan akan akan berimplikasi pada adanya perubahan pada komponen-komponen
sekolah. Karena sebagai sistem perubahan pada salah satu komponen sekolah maka
akan terjadi perubahan pada komponen lain. Misalkan perubahan pada komponen
managemen akan terjadi perubahan pada komponen guru, sarana, dana, dan layanan pendidikan.
Dalam membangun kualitas mental guru, kedudukan dan peran kepala sekolah
adalah sangat sentral. Kepala sekolah harus mampu memainkan peran baru (new
rules), ketrampilan baru (new skills), dan mampu mengaplikasikan sarana
baru dari permasalahan yang timbul (new tools). Kepala sekolah harus:
(a) berperan sebagai perancang (designer) kebijakan strategis terhadap
aplikasi keenam konsep tersebut; (b) berfikir
integral
dalam mencermati tantangan pendidikan ke depan (visioner).; (c) mampu membangkitkan
learning organization; (d) mendorong setiap guru untuk mengembangkan potensi
profesinya secara maksimal; dan (e) terbuka pada kritik dan saran yang
konstruktif; transparan dan tanggungjawab dalam pengelolaan sumber daya
sekolah.
21
|
3. Dinas Pendidikan
Tugas Dinas Pendidikan setempat adalah untuk mengarahkan pengembangan
dan pelaksanaan suatu rencana, menunjukkan dan memasukan seluruh perubahan pada
tingkat wilayah, sekolah, dan kelas. Dinas Pendidikan setempat merupakan unsur
penting untuk melakukan perubahan dalam wilayahnya. Mereka berperan pada tiga
tahap utama dari perubahan, yaitu keputusan inisiasi atau mobilisasi,
implementasi, dan institusionalisasi.
Hal-hal yang perlu dilakukan para administrator level kabupaten untuk
mendorong proses inovasi adalah: 1) sesuai dengan kebutuhan dan dapat diuji, 2)
menentukan inovasi tertentu sesuai kebutuhan, 3) mengklarifikasi dan mendukung
peran kepala sekolah serta administrator lainnya dalam implementasi program
pembaharuan, 4) menjamin dukungan implementasi pembaharuan, 5) memungkinkan
adanya redefinisi dan adaptasi inovasi tertentu, dan 6) mengkomunikasikan dan
memelihara dukungan orang tua dan dewan pendidikan (Zakso, 2010:17).
4. Pengawas Pendidikan
Sejalan dengan pergeseran paradigma supervisi dari kontrol menuju
membantu, hendaknya peran pengawas dalam memfasilitasi perubahan pada guru
bersifat transformasional; bukan transaksional. Pengawas transaksional biasanya
memberikan reward pada guru yang memiliki kinerja bagus dan sebaliknya memberikan
teguran atau punishment bagi yang berkinerja rendah. Sedangkan pengawas
transformasional bersifat lebih memanusiakan guru dan memberdayakan guru (self-empowering).
Pengawas transformasional adalah pengawas yang membuat guru menyadari
betapa pentingnya pekerjaan dan kinerja mereka terhadap
sekolah dan
menyadari akan kebutuhan untuk perbaikan diri sendiri dan pengawas yang bisa
memotivasi guru untuk bekerja lebih baik demi sekolah. Peran pengawas dalam
proses ini adalah: (a) mampu menstimulasi guru secara intelektual, (b) selalu
mempertimbangkan perkembangan dan inovasi, (c) menyadarkan guru akan arti
penting mereka di sekolah, (d) menyadarkan guru untuk selalu berkembang, (e)
membuat guru bekerja keras demi kemajuan sekolah.
22
|
Selain keempat komponen tersebut,
siswa dan orang tua dianggap sebagai agen pembaharu. Hal ini dikarenakan proses
perubahan dalam inovasi pendidikan, pada umunya ditujukan untuk meningkatkan
prestasi siswa. Tetapi seringkali, inovator jarang memikirkan siswa sebagai partisipan
dalam suatu proses perubahan dan kehidupan organisasi. Mereka dianggap sebagai
objek perubahan bukan sebagai subjek. Padahal jika siswa berpikir bahwa guru
tidak memahami mereka, maka biasanya akan timbul kesenjangan komunikasi
diantara mereka, dan hanya sejumlah kecil siswa ikut berpartisipasi dalam
perubahan tersebut.
Sedangkan pada sisi orang tua,
kebanyakan orang tua memperhatikan dan tertarik dalam program dan perubahan
yang bersangkutan dengan siswa. Namun dalam pelaksanaanya sering terdapat beberapa
rintangan yang dihadapi keterlibatan orang tua. Rintangan ini dikategorikan
dalam rintangan fenomenologis dan logistis. Rintangan fenomenologis berhubungan
dengan kurang pengetahuan dan pemahaman bahwa administratur dan orang tua
memiliki dunia yang berbeda. Sedangkan rintangan logistis atau teknis berkaitan
dengan kurangnya waktu, kesempatan. Aktivitas atau bentuk keterlibatan orang
tua akan lebih efektif untuk tercapainya perubahan sebagai implementasi inovasi
di sekolah.
Keberhasilan pembaharuan pendidikan
sesungguhnya sangat tergantung apa yang dipikirkan dan diperbuat oleh guru. Hal
ini sejalan dengan pendapat Fullan dalam Zakso (2010:15) yang menyatakan bahwa improvements
in schools will not occur without changes in the qualities of learning experiences
on the part of those who run the schools. Beberapa langkah strategis yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan (agent
of change) antara lain:
- 23
Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan ’motivasi
berprestasi’ dan sejenisnya secara periodik, misalnya pembinaan dan pelatihan
ESQ. Meskipun setiap guru secara teoritik telah mengetahui sebagian teori-teori
psikologi pembelajaran, namun tetap memerlukan penyegaran orientasi dan wawasan
hidup prospektif dari para pakar psikologi atau para motivator dalam menghadapi
beragam persoalan pekerjaan sebagai pendidik. Dalam hal ini fokus pelatihan
lebih ditekankan pada upaya membangun konsistensi diri sebagai pendidik sepanjang
karir profesinya untuk mengembangkan tentang: (a) prinsip selalu belajar (learning
principle); (b) prinsip kebutuhan untuk berprestasi (need achievement
principle); (c) prinsip kepemimpinan (leadership principle); (d)
prinsip orientasi hidup ke depan (vision principle); dan prinsip menjadi
pencerah dalam kehidupan kelompok (well organized principle) (Seligman,
2005).
2. Mendorong akselerasi pemahaman inovasi pembelajaran dan pemanfaatan
TIK.
Menyikapi kondisi guru yang masih belum memahami beragam inovasi
pembelajaran dan arti pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi pembelajaran,
maka strategi yang dapat dilakukan adalah setiap satuan pendidikan harus
mempunyai ’tim ahli inovasi pembelajaran’. Beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan oleh tim ahli inovasi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas guru
adalah: (a) melakukan diskusi kolegial tentang pengembangan penguasaan
konsep-konsep keilmuan dan perkembangan teknologi terkini; (b) melakukan
penyusunan bahan ajar atau modul dan melakukan pelatihan penggunaan multi media
berbasis IT; (c) melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas; (d) melibatkan
guru dalam proses evaluasi diri sekolah (school self evaluation); dan
(e) memberikan masukan tentang penerapan metode pembelajaran yang menegakkan
pilar-pilar pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do,
learning together, dan learning to be. .
24
|
Semua guru pada satuan pendidikan dalam proses layanan pendidikan harus
menyatu bagaikan satu bangunan kokoh (kesatuan sistem). Proses interaksi
dissosiatif sesama pendidik dalam pemberian layanan pendidikan harus
diminimalisir. Oleh karena itu, dalam konteks pemberian layanan pembelajaran di
satuan pendidikan yang berkualitas, seharunya setiap guru senantiasa belajar
untuk memajukan satuan pendidikannya melalui enam konsep yaitu: (a) system
thinking; (b) mental models; (c) personal mastery; (d) team learning and
teaching; (e) shared vision; dan (f) dialog.
4. Pemantauan dan pembinaan terhadap kinerja
guru.
Dinas Pendidikan Kota atau Kabupaten, melalui pengawas sekolah terus
melakukan pemantauan atau pembinaan terhadap kinerja guru dalam
mengimplementasikan empat kompetensi dasar guru profesional. Beberapa
persyaratan yang harus dimiliki oleh pengawas dalam proses pembinaan guru agar
mampu menjadi salah satu agent of change pembelajaran di sekolah, yaitu
sosok pribadi seorang pengawas sebagai pembina kinerja guru profesional harus
betul-betul berkualitas, antara lain: (a) memahami secara teoritis dan
aplikatif tentang beragam teori psikologi pembelajaran; (b) berwawasan
integral, demokratik, visioner dan mempunyai keunggulan IESQ; (c) memiliki
kemampuan multi, baik menyangkut disiplin keilmuan tertentu, managerial,
komunikator/motivator, dan humanis; (d) menguasai secara konseptual dan
aplikatif tentang penelitian pendidikan dengan beragam strategi atau pendekatan
pembelajaran.
Dalam rangka memudahkan aktivitas guru untuk mewujudkan beragam
kompetensi profesinya, maka pemerintah dan warga masyarakat harus tetap punya
komitmen dalam penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran dengan baik, karena
ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran secara baik akan mampu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa di sekolah. Ketika sarana dan
prasarana pembelajaran tersedia dengan baik, kesejahteraan guru terjamin dan
diikuti dengan
tumbuhnya
sikap mental positif pada diri setiap guru sebagaimana yang telah diuraikan di
atas, maka diasumsikan guru akan mampu meningkatkan kualitas profesionalnya
sehingga guru akan mampu berperan sebagai agen perubahan (agent of change)
pembelajaran siswa di sekolah.
25
|
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu dalam proses inovasi pendidikan
Menurut Rogers, faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan agen pembaharu, berkenaan dengan hal-hal sebagai
berikut:
- Usaha
dari agen perubahan itu sendiri
Satu faktor dalam kesuksesan agen perubahan adalah dari banyaknya waktu
yang dihabiskan dalam aktivitas komunikasi dengan klien. Kesuksesan agen
perubahan dalam menjaga adopsi inovasi oleh klien merupakan sesuatu yang
positif berhubungan dengan usaha agen dalam menghubungi/melakukan mengkontak
dengan klien.
2. Orientasi klien
Posisi agen perubahan sosial adalah pertengahan antara agensi perubahan
dan sistem klien. Agen perubahan adalah subjek kebutuhan untuk peran
persaingan, seorang agen perubahan sering diharapkan untuk menjanjikan dalam perilaku
pasti oleh agensi perubahan, dan pada waktu yang sama klien mengharapkan agen
perubahan untuk mewujudkan tindakan-tindakan yang benar-benar berbeda.
Kesuksesan agen perubahan dalam menjamin adopsi inovasi dari klien secara
positif berhubungan untuk orientasi seorang klien lebih daripada orientasi
agensi perubahan.
3. Kesesuaian inovasi dengan
kebutuhan klien
Sebuah peranan penting dan sulit untuk agen perubahan untuk mendiagnosis
kebutuhan para klien. Kesuksesan Agen perubahan dalam menjamin adopsi inovasi
dari klien secara positif berhubungan untuk derajat dimana sebuah program
difusi sesuai dengan kebutuhan para klien.
4. Empati dari agen perubahan
26
|
5. Homofilitasnya dengan klien
Homophily adalah interaksi yang terjadi antara individu yang memiliki
kesamaan pada pandangan, pengetahuan dan lainnya. Sedangkan heterophily adalah
kebalikan dari homophily yaitu merupakan interaksi antar individu yang memiliki
perbedaan. Agen perubahan memiliki banyak perbedaan dalam banyak hal dari
kliennya dan mereka memiliki kontak dengan kilen yang memiliki lebih banyak
kesamaan pada diri mereka.
6. Kredibilitas agen perubahan
Meskipun asisten agen perubahan kurang memiliki kredibilitas kompetensi,
yang didefinisikan sebagai sejauh mana sumber komunikasi atau saluran dianggap
berpengetahuan dan ahli, mereka memiliki keuntungan khusus yaitu kredibilitas
keamanan, sejauh mana sumber komunikasi atau saluran dianggap sebagai
dipercaya. Sumber heterophilous/saluran (seperti agen perubahan profesional)
dianggap memiliki kredibilitas kompetensi, sedangkan sumber homophilous/saluran
(seperti asisten) dianggap memiliki kredibilitas keamanan. Seorang agen
perubahan yang ideal akan memiliki keseimbangan antara kompetensi dan
kredibilitas keamanan.
7. Sejalan dengan pemimpin opini
Pemimpin opini adalah sejauh mana seorang individu
dapat mempengaruhi individu lain secara informal. Kampanye difusi akan lebih
berhasil jika agen perubahan mengidentifikasi dan memobilisasi para pemimpin
opini. Waktu dan energi dari agen perubahan adalah sumber daya yang langka.
Dengan memfokuskan kegiatan komunikasi pada pemimpin
opini dalam
suatu sistem sosial, agen perubahan dapat memanfaatkan sumber daya yang langka
ini dan mempercepat laju difusi suatu inovasi di antara klien.
27
|
8. Kemampuan evaluasi klien
Salah satu masukan unik agen perubahan untuk proses
difusi kompetensi teknis. Tetapi jika agen perubahan membutuhkan pendekatan
jangka panjang untuk melakukan perubahan, ia harus berusaha untuk meningkatkan
kompetensi teknis klien dan kemampuan klien untuk mengevaluasi potensi inovasi
sendiri. Sayangnya, seringkali agen perubahan lebih peduli dengan tujuan-tujuan
jangka pendek seperti peningkatan laju adopsi inovasi. Sebaliknya, dalam banyak
kasus, kemandirian klien harus menjadi tujuan utama dari agen perubahan,
sehingga dapat menghentikan ketergantungan klien terhadap agen perubahan.
Tujuan ini, jarang dicapai oleh sebagian besar agen-agen perubahan, mereka
biasanya lebih mementingkan untuk mempromosikan adopsi inovasi, daripada
mencari klien untuk diajarkan keterampilan dasar tentang bagaimana untuk
mengevaluasi inovasi bagi diri mereka sendiri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pendidikan (usaha sadar) mengandung makna suatu proses
transaksional yang intensional, terjadi di lingkungan ( social budaya)
berstruktur yang disebut sekolah atau sejenisnya. Pendidikan sebagai salah satu
bagian penting dari proses pembangunan nasional merupakan salah satu sumber
penentu dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
2. Perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mencakup sistem
sosial (pola pikir, pola perilaku, nilai) dan struktur sosial (lembaga sosial,
kelompok, norma) didalam masyarakat.
3. Sekolah berperan sebagai lembaga yang membantu
lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperluas tingkah laku peserta didik yang dibawa keluarganya.
Disamping itu sekolah bertugas melayani kepentingan bangsa seperti yang
ditetapkan oleh pemerintah karena pemerintah mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dan menyangkut kepentingan bangsa dan rakyat, seperti
penyelenggaraan sekolah. Agen sosialisasi berikut dalam masyarakat yang telah mengenalnya
adalah system pendidikan formal. Pendidikan formal mempersiapkan individu untuk
penguasaan peran-peran baru di kemudian hari, dikala seseorang tidak tergantung
lagi kepada orang tuanya.
4.
Agen
pembaharu dalam inovasi pendidikan adalah sekelompok orang yang mempelopori,
menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan pendidikan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Guru menjadi faktor utama dalam proses inovasi karena
merekalah yang berperan penting dalam menyebarluaskan gagasan perubahan yang
terkait dengan kurikulum dan pembelajaran kepada siswa. Kepala sekolah berperan
dalam mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinir proses inovasi pendidikan di
sekolahnya. Pengawas pendidikan berperan dalam menstimulasi guru untuk
melaksanakan
proses
inovasi, sedangkan dinas pendidikan berperan dalam hal keputusan inisiasi atau
mobilisasi, implementasi, dan institusionalisasi.
29
|
B. Saran
Berdasarkan materi tersebut diharapkan kita sebagai
calon guru khususnya harus bisa menyiapkan berbagai tantangan untuk menciptakan
generasi bangsa yang kompeten. Kita sebagai guru harus menjadi agent of change
dalam mendidik dan memberikan wawasan terhadap generasi berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiwikarta, S., (1988), Sosiologi
Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan
Masyarakat, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Iis Amlia. (2014). Hub. Konsep
Perubahan Sosial. [Online].
Tersedia: Diakses 18
Februari 2015.
Elfiyania.(2012).AgenPembaharu.https://keindahanmatematika.wordpress.com/2014/01/27/agen-pembaharu/ [Online}.
Tersedia Diakses 18 Februari 2014
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar