Kamis, 20 Juni 2019

KONSEPSI DAN MAKNA LANDASAN PENDIDIKAN


BAB I 
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi. Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan. Sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik terlebih dahulu harus memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanuasiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya.
Berdasarkan uraian diatas, penyusun membatasi ruang lingkup pembahasan pada pendidik/guru. Guru merupakan pelaku utama dalam pendidikan, selain peserta didik. Pendidik (Guru) yang baik adalah yang memiliki kemampuan atau kompotensi yang bisa diberikan kepada anak didik. Pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik. Ia menjadi orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajarana di kelas, paling menentukan dalam pengaturan kelas dan pengendalian siswa, begitu juga dalam penilaian hasil pendidikan dan pembelajaran yang dicapai siswa. Seseorang yang menginginkan menjadi pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang diinginkan oleh dunia pendidikan.  
B.  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan landasan ?
2.      Apa yang  dimaksud dengan pendidikan ?
3.      Apa makna Landasan Pendidikan ?
4.      Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan yang konseptual ?
5.      Apa tujuan dari Landasan Pendidikan ?
6.      Apa fungsi dari Landasan Pendidikan ?
7.      Apa saja jenis landasan pendidikan berdasarkan sifat dan asumsinya ?
8.      Bagaimana implikasi dalam menerapkan konsep landasan pendidikan di indonesia ?
9.      Apa saja landasan pendidikan berdasarkan sumbernya?


C.      Tujuan Masalah

1.      Mengetahui arti dari landasan
2.      Mengetahui arti dari pendidikan
3.      Mengetahui makna landasan pendidikan
4.      Mengetahui arti dari landasan pendidikan yang konseptual
5.      Mengetahui tujuan landasan pendidikan
6.      Mengetahui fungsi dari landasan pendidikan
7.      Mengetahui jenis landasan pendidikan berdasarkan sifat dan asumsinya
8.      Mengetahui implikasi dalam menerapkan konsep landasan pendidikan di indonesia .
9.      Mengetahui Landasan pendidikan berdasarkan sumbernya.
D.    Sistematika Penulisan          

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Sistematika

BAB II Pembahasan.
A.    Apa yang dimaksud dengan landasan
B.     Apa yang  dimaksud dengan pendidikan
C.     Apa makna Landasan Pendidikan
D.    Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan yang konseptual
E.     Apa tujuan dari Landasan Pendidikan
F.      Apa fungsi dari Landasan Pendidikan
G.    Apa saja jenis landasan pendidikan berdasarkan sifat dan asumsinya
H.    Bagaimana implikasi dalam menerapkan konsep landasan pendidikan di indonesia
I.       Apa saja landasan pendidikan berdasarkan sumbernya

BAB II Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN


A.           Pengertian Landasan
Didalan kamus besar bahasa indonesia (1995:260) istilah landasan diartikan sebagai alas, dasar atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar dikenal pula sebagai pondasi. Kita mengacu pada pengertian tersebut kita dapat memahami bahwa landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu pondasi tempat berdirinya sesuatu hal.

B.            Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melaui upaya pengajaran, pelatihan, proses, cara dan perbuatan mendidik.

C.           Makna Landasan Pendidikan
Landasan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan. Sebagaimana telah kita pahami, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Pemahaman landasan dan ketepatan wawasan akan memberi peluang yang luas dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat. Berdasarkan sifat wujudnya terdapat dua jenis landasan :
1.      Landasan yang bersifat Material
2.      Landasan yang bersifat Konseptual
Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan pondasi bangunan gedung. Adapun landasan yang bersifat konseptual antara lain berupa dasar negara indonesia yaitu pancasila dan UUD RI Tahun 1945 ; Landasan Pendidikan, dan sebagainya.

D.           Pengertian Landasan Pendidikan yang Konseptual

Landasan yang bersifat konseptual pada dasarnya identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berfikir (melakukan studi) dan atau dalam rangka bertindak (melakukan suatu praktek).

E.            Tujuan Landasan Pendidikan
Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan oleh orang lain, Pendidikan berlangsung kapanpun, artinya berlangsung sepanjang hayat (life long education) . Karena itu pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan individu yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubunganindividu dengan Tuhannya, sesama manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri.  Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung melalui berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada awalnya disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya hakikat pendidikan adalah humanisasi yang menginginkan terwujudnya manusia ideal atau manusia yang dicita citakan sesuai nilai nilai dan norma yang dianut. Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain  : manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, cerdas dan terampil. Oleh karena itu pendidikan bersifat normatif harus dapat dipertanggung jawabkan. Mengingat hal tersebut pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara sembarang, melainkan harus dilaksanakan dengan bijaksana. Pendidikan harus dilaksanakan secara disadari dengan mengacu kepada suatu landasan yang kokoh, sehingga jelas tujuannya tepat isi kurikulumnya serta efesien dan efektif cara pelaksanaanya.

F.            Fungsi Landasan Pendidikan
Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi kesalahan kesalahan yang dapat merugikan sehingga praktek pendidikan menjadi efesien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan pembangunan.
Contoh : Dalam praktek pendidikan para guru dituntut agar melaksanakan peranan sesuai semboyan “Tut Wuri Handayani”. Untuk itu para guru idealnya memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tersebut. Sebab apabila tidak sekalipun tampaknya guru tertentu berbuat “seperti melaksanakan peranan sesuai semboyan Tut Wuri Handayani, namun perbuatan itu tidak akan disadarinya sebagai perbuatan untuk tut wuri handayani untuk siswanya. Bahkan kemungkinan perbuatan guru tersebut akan lebih sering bertentangan dengan semboyan tersebut. Misalnya : guru kurang menghargai bakat masing masing siswa ; semua siswa dipandang sama, tidak memiliki perbedaan individu ; guru lebih sering mengatur apa yang diperbuat siswa dalam rangka belajar, guru tidak menghargai kebebasan siswa. Seharunys guru berperan sebagai penentu perkembangan pribadi siswa, guru berperan sebagai pembentuk pribadi siswa, guru berperan sebagai pembentuk untuk menjadi siapa para siswa dikemudian hari. Dalam contoh ini semboyan tinggal hanya sebagai semboyan. Sekalipun guru itu hafal betul semboyan tersebut, tetapi jika asumsi asumsinya tidak dipahami dan diyakini maka perbuatan dalam praktek pendidikannya tetap tidak bertitik tolak pada semboyan tadi, terjadi kesalahan, sehingga tidak efesien dan tidak efektif. Sebaliknya, jika guru memahami dan meyakini asumsi dari semboyan Tut Wuri Handayani (Yaitu : Kodrat alam dan kebebasan siswa) maka ia akan dengan sadar melaksanakan peranannya. Guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengatur diri mereka sendiri dalam rangka belajar, guru menghargai kebebasan siswa. Dengan bertitik tolak pada asumsi pada kodrat alam dan kebebasan yang dimiliki setiap siswa. Maka perbuatan guru dalam praktek pendidikanya bukan untuk membentuk prestasi belajar tanpa mempertimbangkan bakat atau kecepatan dan kapasitas belajar masing masing siswa. Guru hanya akan mengatur atau mengarahkan siswa ketika siswa melakukan kesalahan atau salah arah dalam rangka belajarnya. Berdasarkan uraian di atas, jelas kiranya bahwa asumsi atau landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para guru dalam melaksanakan praktek pendidikan

G.      Jenis Landasan Pendidikan berdasarkan Asumsi
Menurut Roy Wilson Organ asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1.      Aksioma adalah asumsi yang diterima kebenarannya tanpa perlu pembuktian, atau suatu pernyataan yang kebenerannya diakui atau diterima secara universal. Contoh : “ Dalam Hidupnya manusia tumbuh dan berkembang.” terhadap penyataan ini tidak akan ada orang yang menyangkal kebenarannya sebab kebenarannya dapat diterima secara universal tanpa peru dibuktikan lagi.
2.      Postulat adalah asumsi yang diterima kelompok orang tertentu atas dasar persetujuan. Contoh : “Perkembangan individu ditentukan oleh faktor hereditas maupun oleh faktor pengaruh lingkungannya (pengalaman)” Asumsi ini disetujui atau diterima benar oleh kelompok orang tertentu tetapi bisa saja ditolak oleh orang lainnya yang menyetujui asumsi bahwa perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor hereditas saja, atau oleh faktor pengaruh lingkungan saja.
3.      Premis Tersembunyi adalah asumsi yang tidak dinyatakan secara tersurat yang diharapakan dipahami atau diterima secara umum. Premis tersembunyi merupakan premis mayor premis minor dalam silogisme yang tidak dinyatakan secara tersurat. Dalam hal ini pembaca atau pendengar diharapkan dapat melengkapinya. Contoh: “Armin perlu di didik (dinyatakan) dalam pernyataan ini terdapat premis tersembunyi yang tidak dinyatakan, yaitu semua manusia perlu di didik (premis mayor) dan Armin adalah manusia (premis minor). Maka kesimpulannya seperti pernyataan di atas Armin Perlu di didik.



H.      Landasan Pendidikan berdasarkan Sumbernya
  Berdasarkan sumber jenis landasan pendidikan dapat di identifikasi dan dikelompokan menjadi :

1.      Landasan Religius Pendidikan merupakan suatu asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contohnya: “ carilah ilmu sejak buaian hingga masuk liang lahat” Implikasinya, bagi setiap muslim bahwa belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban.
2.      Landasan Filosofi Pendidikan merupakan suatu asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolat dalam pendidikan. Landasan filosofi pendidikan tidaklah hanya satu melainkan ragam sebagaimana aliran filsafat, seperti idealisme, realisme, pragmatisme dan pancasila. Contoh : penganut realisme berpendapat bahwa “Pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman diriya. Implikasinya, penganut realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung. Misalnya melalui observasi praktikum.
3.      Landasan Ilmiah Pendidikan merupakan asumsi yang bersumber dari disiplim ilmu tertentu yang menjadi titik tolak pendidikan. Ada berbagai jenis landasan pendidikan seperti landasan psikologis pendidikan, landasan sosisologis pendidikan, landasan bilogis pendidikan, landasan antopologis pendidikan, landasan histori pendidikan, landasan politik pendidikan dan landasan fiologis pendidikan.
4.      Landasan Hukum atau Yuridis merupakan suatu asumsi yang bersumber dari peraturan perundangan yang beralaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh dalam UU RI NO 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan : “Setiap Warga Negara yang berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6) . Implikasinya Kepala Sekolah Dasar atau Panitia Penerimaan Siswa Baru di SD  Harus memprioritaskan anak-anak (pendaftar) berusia 7 tahun untuk diterima sebagai siswa dari pada anak anak yang baru mencapai usia 6 tahun.

I.         Pengembangan Implikasi dalam menerapkan Konsep Landasan Pendidikan di Indonesia

 Implikasi dalam menerapkan konsep pendidikan harus terdapat moment berfikir dan moment bertindak. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa dalam rangka pendidikan itu mesti terdapat moment studi pendidikan dan moment praktek pendidikan. Moment studi pendidikan yaitu saat berfikir atau memperlajari pendidikan dengan tujuan untuk memahami atau mengahasilkan sistem konsep pendidikan. Moment praktek pendidikan yaitu saat dilaksanakan berbagai tindakan atau praktek pendidikan atas dasar hasil studi pendidikan yang bertujuan untuk membantu seseorang (peserta didik) agar mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai implikasi dari landasan hukum pendidikan, maka pengembangan konsep pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.       Ada perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
2.        Pendidikan profesional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menerapkan statu teori, tetapi juga mempelajari cara membina tenaga pembantu dan mengusahakan alat-alat bekerja.
3.         Sebagai konsekuensi dari beragamnya kemampuan dan minat siswa serta dibutuhkannya tenaga verja menengah yang banyak maka perlu diciptakan berbagai ragam sekolah kejuruan.
4.       Untuk merealisasikan terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya maka perlu perhatian yang sama terhadap pengembangan afeksi, kognisi dan psikomotor pada semua tingkat pendidikan.
5.       Pendidikan humaniora perlu lebih menekankan pada pelaksanaan dalam kehidupan seharí-hari agar pembudayaan nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah dicapai.
6.      Isi kurikulum mulok (muatan lokal) agar disesuaikna dengan norma-norma, alat, contoh dan keterampilan yang dibutuhkan di daerah setempat.
7.      Perlu diselenggarakan suatu kegiatan badan kerjasama antara sekolah masyarakat dan orang tua untuk menampung aspirasi, mengawasi pelaksanaan pendidikan, untuk kemajuan di bidang pendidikan.

BAB III
PENUTUP


A.           Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis landasan pendidikan yang dapat kita kaji, anatara jenis landasan pendidikan yang satu dengan jenis landasan pendidikan lainnya saling berkaitan. Landasan Pendidikan sekolah dasar yaitu berbagai asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak praktik pendidikan disekolah dasar sebagai salah satu sumber bentuk satuan pendidikan sekolah dasar yang menyelenggarakan program pendidikan 6 tahun. Landasan ini merupakan suatu sistem asumsi pendidikan yang deduksi dari asumsi-asumsi filsafat umum. Kita sebagai calon pendidik, maupun pendidik harus pandai dalam memilah dan memilih mengenai asumsi landasan pendidikan mana yang harus di tolak dan mana yang harus diterima serta kita anut.  Ini merupakan salah satu peranan pelaku studi  landasan pendidikan, yaitu membangun landasan kependidikannya sendiri. Landasan pendidikan yang di anut itulah yang akan berfungsi sebagai titik tolak dalam rangka praktek penidikan dan atau studi pendidikan lebih lanjut.                                                                                                                                                                
B.            Saran

1.            Seorang pendidik sebaiknya  dapat mendidik anak didiknya agar
pengetahuan yang mereka miliki dapat seimbang dengan sikap dan moral.
2.            Janganlah lelah untuk mengejar pendidikan karena pendidikan dapat
terus berlangsung selama proses dalam hidup kita tetap berjalan. 
3.            Proses pendidikan seharusnya ditunjang dengan pendidik yang
berkompeten sehingga pendidikan dapat membentuk kepribadian anak didik menjadi baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ranty Pebriantika (2012). Makalah Landasan Pendidikan. From http://rantypebriantika.blogspot.com/2012/11/konsep-landasann pendidikan_5470.html= 25, November 2012

Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta
UU Sikdiknas. 2006. Pustaka Pelajar. Yogyakarta




Pidarta, Dr. Made. 2000. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
http:// Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu Pendidikan _ peutuah.com
Meilanie,Sri Martini.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
http:// landasan filosofis pendidikan - upi.pdf.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar