Selasa, 13 Oktober 2015

PELAPORAN, PENGHARGAAN DAN SANKSI



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan salah satu kebijakan nasional dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar. Pendidikan inklusif diselenggarakan di jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan memperhatikan keragaman dan kebutuhan individualnya.
Peserta didik yang karena internalnya mengalami kelainan yang membutuhkan layanan pendidikan khusus misalnya pada anak tunanetra. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kendala bagi semua anak tunanetra dalam memperoleh layanan pendidikan yang bermutu melalui peningkatan akses dan dukungan sistem yang memadai.
Sekolah inklusif memliki aturan yang berbeda dengan sekolah biasa karena siswanya juga berbeda dengan sekolah biasa. Sekolah inklusif adalah sekolah yang mengikuti siswanya sesuai dengan kebutuhan yang diperlikan siswanya agar diberikan secara optimal. Sistem yang ada pada sekolah inklusif pada hakekatnya berbeda namun bisa saja menyesuaikan dengan sekolah biasa bergantung pada kebutuhan yang diperlukan siswanya.
Pelaporan mengenai ahsil belajar siswanya juga bisa dilihat dengan hasil yang telah dicapai siswa dengan berupa laporan hasil belajar dan penghargaanyang diberikan bila seseorang siswa telah mencapai hasil belajar yang bagus maka bisa diberikan sertifikasi berupa seperti sertifikat bahwa siswa tersebut telah mencapai proses belajar yang baik. Namun jika siswa belum mencapai hasil belajar yang diinginkan diharapkan siswa tersebut terus mengikuti proses pembelajaran sampai pada hasil yang diinginkan.

B.       Rumusan Masalah
1.             Apa yang dimaksud pelaporan?
2.             Bagaimana pelaporan hasil belajar siswa disekolah inklusif?
3.             Apa yang dimaksud penghargaan?
4.             Bagaimana penghargaan yang diberikan bagi siswa disekolah inklusif?
5.             Apa yang dimaksud sanksi?
6.             Bagaimana sanksi yang diberikan pada siswa disekolah inklusif?
7.             Bagaimana peran orang tua dalam hal pelaporan, penghargaan, dan sanksi?

C.      Tujuan Penulisan
1.             Mengetahui yang dimaksud pelaporan.
2.             Mengetahui pelaporan hasil belajar siswa disekolah inklusif.
3.             Mengetahui yang dimaksud penghargaan.
4.             Mengetahui penghargaan yang diberikan bagi siswa disekolah inklusif.
5.             Mengetahui yang dimaksud sanksi.
6.             Mengetahui sanksi yang diberikan pada siswa disekolah inklusif.
7.             Mengetahui peran orang tua dalam hal pelaporan, penghargaan, dan sanksi.

D.      Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan
D.  Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Penghargaan
B.   Penghargaan untuk Siswa Disekolah Inklusif
C.   Pengertian Penghargaan
D.  Penghargaan untuk Siswa Disekolah Inklusif
E.   Pengertian Sanksi
F.    Sanksi untuk Siswa Disekolah Inklusif
G.  Peran Orang Tua Dalam Hal Pelaporan, Penghargaan, dan Sanksi
BAB III PENUTUP
A.  Simpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pelaporan
Laporan adalah suatu bentuk keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka. Salah satu cara pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya. Laporan merupakan salah satu alat untuk menyampaikan informasi baik formal maupun nonformal. Penyampaian informasi dari petugas/ pejabat tertentu kepada petugas / pejabat tertentu dalam suatu system administrasi.
Suatu laporan harus disampaikan secara benar dan tanggung jawab sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan. Laporan merupakan suatu bentuk hasil yang telah dilakukan sesorang untuk keperluan administrasi. Hasil dari suatu laporan tersebut dijadikan acuan untuk kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan.

B.       Pelaporan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Inklusif
Laporan hasil belajar siswa disekolah inklusif pada dasarnya sama dengan siswa reguler lainnya karena siswa yang ABK tersebut pada dasarnya sama-sama bersekolah dengan siswa normal, namun pada siswa yang ABK adanya penanganan khusus oleh gurunya di luar kelas sesuai dengan kebutuhanya. Kemudian, pada sekolah inklusif diusahakan terdapat sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar. Staub dan Peck (1995) mengatakan bahwa pendidikan inklusif adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya.
Mengembangkan sekolah inklusif yang dapat melayani sejumlah siswa di daerah perkotaan maupun pedesaan menuntut adanya penetapan kebijakan yang jelas dan tegas mengenai inklusi disertai penyediaan dana yang memadai, upaya penerangan masyarakat yang efektif untuk memerangi purbasangka dan menciptakan pemahaman serta sikap positif, program orientasi dan pelatihan staf yang ekstensif dan penyediaan berbagai layanan pendukung yang diperlukan. Perubahan dalam semua aspek persekolahan berikut ini, maupun dalam banyak aspek lainnya, diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan sekolah inklusif. Kurikulum, bangunan, organisasi sekolah, pedagogi, asesmen, personalia, etos sekolah, dan kegiatan ekstrakulikuler.
Penyiapan semua personalia kependidikan secara tepat merupakan faktor kunci dalam mempercepat kemajuan ke arah terselenggaranya sekolah-sekolah inklusif. Lebih jauh, penerimaan guru-guru yang menyandang kecacatan yang dapat berfungsi sebagai model peran (role-models) bagi anak-anak penyandang cacat semakin diakui pentingnya.

C.      Pengertian Penghargaan
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya penghargaan ini dapat berupa simbul, seperti sertifikat, piagam, dan dapat pula dalam bentuk lain, seperti promosi, dana pembinaan, pelatihan, maupun dalam bentuk lain yang relevan. Dalam organisasi ada istilah insentif, yang merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi. Dengan adanya penghargaan ini dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan mutu layanan pendidikan.
Adapun fungsi penting dari penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan untuk :
1.  Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi
2.  Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih
3.  Bersifat Universal

D.       Penghargaan Bagi Siswa Di Sekolah Inklusif
Pemberian reward ini sangat diperlukan oleh semua anak untuk mengembangkan harga dirinya (selfesteem) dan identitasnya. Khususnya buat anak-anak yang lambat belajarnya, dengan memperoleh reward pada setiap langkah selama menyelesaikan pekerjaan dan proses belajarnya, maka membuat mereka menjadi lebih percaya diri dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannnya. Dengan kata lain, anak harus dihargai apa adanya. Mereka harus merasa aman, bisa mengekspresikan pendapatnya dan sukses dalam belajarnya. Atmosfir belajar seperti ini akan membantu anak menikmati belajar dan guru bisa memperkuat rasa senang ini melalui penciptaan kelas yang lebih menyenangkan. Di kelas seperti itu, harga diri anak ditingkatkan melalui reward (penghargaan/pujian); di dalam kelompok ini anak yang kooperatif dan ramah didukung; sehingga anak merasa sukses serta senang belajar sesuatu yang baru. Begitu juga bantuan dan bimbingan pada anak yang cerdas pun, tetap perlu diberikan walaupun tidak sebanyak dan seintensif yang diberikan pada anak-anak lain yang lebih lambat belajarnya.
Pada anak-anak lambat belajarnya membutuhkan bimbingan pada setiap tahapan belajarnya. Namun pada dasarnya pemberian penghargaan antara siswa yang ABK sama hal nya dengan siswa reguler lainnya. Maka, tidak salah bila pujian yang merupakan penghargaan menjadi salah satu bentuk alat pendidikan yang mampu memberikan motivasi belajar bagi siswa. Manakala seorang siswa mendapatkan penghargaan karena dia berprestasi, tentu semangat belajarnya pun akan meningkat, karena keinginan untuk mempertahankan dan menaikkan prestasi belajarnya. Motivasi belajar siswa akan meningkat ketika prestasi dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan belajar itu diiringi penghargaan dan apresiasi yang baik.

E.       Pengertian Sanksi
Hukuman atau sanksi adalah perlakuan tertentu yang sifatnya tidak mengenakkan atau menimbulkan penderitaan, yang diberikan kepada pihak pelaku perilaku menyimpang. Hukuman semestinya diberikan sebanding dengan kualitas penyimpangan yang dilakukan. Pemberian hukuman tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Biasanya pemberian hukuman dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang. Siapakah yang dimaksud sebagai pihak yang berwenang, sangat tergantung pada konteks persoalannya. Misalnya, dalam konteks kehidupan di kantor, maka pihak berwenang adalah atasan. Dalam konteks kehidupan sosial pihak yang berwenang memberikan hukuman misalnya polisi atau pengadilan.
Demikian pula, pemberian hukuman tidak boleh dilakukan sembarangan atau sesuka hati. Pada prinsipnya hukuman harus diberikan setimpal dengan kualitas kesalahan. Lembaga peradilan biasanya telah mengatur mekanisme pemberian hukuman. Fungsi dari hukuman, setidaknya ada dua, yaitu:
1.    Menyadarkan pelaku perilaku meyimpang sehingga tidak melakukan perilaku menyimpang lagi.
2.    Memberikan contoh kepada pihak yang tidak melakukan perilaku menyimpang, bahwa bila mereka melakukan perilaku menyimpang akan mendapatkan hukuman.
F.       Sanksi Bagi Siswa Di Sekolah Inklusif
Siswa ABK yang sekolah disekolah reguler biasa dan sekolah tersebut dinamakan sekolah inklusif yang setiap siswanya pasti pernah mengalami masa-masa nakal anak kecil. Nakalnya anak kecil dikatakan wajar karena biasnya anak kecil itu tidak mau diam atau cenderung hiperaktif. Anak-anak ABK juga tidak menutup kemungkinan nakal seperti nakalnya anak normal lainnya. Untuk kita sebagai calon guru hendaknya bisa menangani kenakalan murid kita nanti dan cara bagaimana mengatasi anak tersebut kita harus tahu. Mngkin untuk nak yang normal menghadapi kenkalannya sudah biasa dan bisa diatasi namun untuk anak ABK ada kesulitan tersendidri jika kita tidak tahu karakteristik anak ABK.
Dibeberapa sekolah yang sudah melaukan program sekolah inklusif mungkin sudah mengetahui cara menghadapi siswanya yang nakal. Cara mengatasi anak ABK yang nakal harus dilihat dari bentuk kenakalan yang  ia lakukan jika masih dalam rentan normal namun jika sudahmelebihi batas kenormalan bisa berkonsultasi dengan guru lainnya, laku ke kepala sekolah, dan ke orang tuanya. Salah satu contoh di SDN Sukamanah 4 anak ABK yang nakal diperlakukan wajar seperti anak reguler lainnya yang nakal namun ada saat khusus anak ABK yang memerlukan penanganan khusus agar tidak nakal contohnya.

G.      Peran Orang Tua Dalam Hal Pelaporan, Penghargaan, dan Sanksi
Dari hasil pelaporan anaknya disekolah itu merupakan interaksi orang tua dengan pihak sekolah. Hasil belajar siswa biasanya dalam bentuk raport dari hasil inilah orang tua mengetahui perkembangan anaknya disekolah apakah mengalami kemajuan. Orang tua hendaknya sering bertanya kepada guru anaknya disekoalh bagaimana perkembangan anaknya disekolah sehingga kerjasama yang baik dan perkembangan anak juga akan semakin pesat.
Selain dalam hal perkembnagan hasil belajarnya orang tua pun harus mengetahui apakah anaknya termasuk anak yang aktif atau tidak dan tentunya anak yang aktif akan diberikan penghargaan dari pihak sekolah hal itupun orang tua harus tahu. Orang tua pasti bangga jika anaknya termasuk anak yang aktif dan berprestasi. Jika anak sudah berprestasi hendaknya orang tua saat anaknya dirumah tetap diberikan pembelajaran atau mengulang pembelajaran ketika disekolah agar anak tidak mudah lupa.
Orang tua harus tahu dan sadar anaknya pasti mengalami masa-masa kenakalan, hendaknya orang tua menasehati anaknya agar tidak melanggar norma yang ada di sekolah. Namun pihak sekolah jika ada siswanya yang mengalami kenakalan hendaknya jangan dahulu mengikutsertakan orang tuanya namun harus bisa diatasi dahulu oleh pihak sekolahnya, setelah pihak sekolah tidak bisa mengatasinya barulah mengikut sertakan orang tuanya.
Dalam segala hal orang tua dan guru harus bekerja sama dalam mendidik siswa agar siswa dapat di didik sesuai dengan yang diharapkan dan pendidikan akan berjalan dengan optimal.
BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Hasil laporan belajar siswa disekolah inklusif pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sekolah reguler lainya, namun dalam kenyataannya perkembangan siswanya tidak sama seperti anak reguler biasanya. Yang membedakan dengan anak regulernya biasanya dalam hal pemberian penangannya saja. Hasil laporan belajar yang didalamya ada perkembangan siswa dimulai dari penghargaan karena anak tersebut sanagt pintar dan adanya sanksi jika anak tersebut melakukan kesalahan.
Dalam penangannya saja yang berbeda dengan anak lainnya yang normal. Anak ABK cenderung membutuhkan penanganan khusus. Kerjasama orang tua, guru, dan semua pihak sekolah sangat penting dalam proses pembelajaran anak baik bagi anak normal maupun anak ABK.
B.       Saran
Sekolah-sekolah hendaknya lebih memperhatikan anak yang berkebutuhan khusus karena mereka juga membutuhkan pendidikan. Minimalnya satu kecamtan itu ada satu sekolah inklusif namun lebih banyak lebih baik. Pemerintah juga harus memperhatikan pendidikan anak-anak ABK. Baik dari sarana prasarana, pembelajrannyadan lain sebagainya. Anak ABK juga sama dengan anak lainnya dan anak ABK juga ada yang cerdas dan tidak kalah dengan anak lainnya dan hal itulah yang harus selalu diperhatikan dalam hal pendidikannya.
Jika anak ABK pintar seharusnya lebih di perhatikan lagi agar lebih optimal dalam hal pendidikannya, karena anak ABK mampu bersaig dengan anak normal lainnya dan bahkan tidak menuutup kemungkinan anak tersebut lebih baik dari anak normal lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Yayasan Berlian. 2014. Model pembelajaran inklusif. [Online].

Tersedia di : http://yayasanberliancirebon.wordpress.com. [15 September 2014]

Yuswan. 2013. Materi Diklat Inklusi. [Online].
Tersedia di : https://yuswan62.files.wordpress.com. [15 September 2014]

Abu Ena. 2012. Perlunya Penghargaan. [Online].
Tersedia di : http://abuenadlir.blogspot.com. [15 September 2014]

Ahmad. 2011. Penghargaan dan Hukuman. [Online]
Tersedia di : http://ahmadcirebon.blogspot.com. [15 September 2014]

Nindiyah Puspitasari. 2011. Pengertian Laporan. [Online].
Tersedia di : http://nindiyahpuspitasari.blogspot.com. [15 September 2014]