Rabu, 19 Juni 2019

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Praktek pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam kegiatan/interaksi sosial antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Pada proses pembelajaran di sekolah dasar terkadang para guru melakukan proses pembelajaran yang itu-itu saja. Mereka tidak pernah melakukan improvisasi dalam proses pembelajarannya. Hal ini mengakibatkan anak didik merasa jenuh dan tidak ada hasrat untuk belajar. Karena pada dasarnya praktek pendidikan itu tidak hanya memerlukan ilmu tetapi juga merupakan suatu seni yang harus di kuasai oleh para pendidik/guru.
Pendidikan dapat dipelajari, studi ilmiah tentang pendidikan telah menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan berfungsi sebagai landasan dan petunjuk tentang cara-cara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi di samping itu praktek pendidikan juga sekaligus adalah seni.
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Karena itu pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia.
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang dihadapi dan dialami dalam kehidupannya. Berbagai cara dan usaha dilakukan manusia untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut,sehingga kalau mungkin berbagai hal dalam hidupnya ingin diketahuinya. Baik itu segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya, tujuan hidupnya, dari mana ia berasal, dan ia juga ingin mengetahui banyak tentang lingkungan hidupnya,dan bagaimana memanfaatkannya.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan hasil belajar yang baik maka seorang pendidik/guru harus memiliki ilmu pendidikan yang dipadukan dengan seni. Agar ketika melakukan proses belajar mengajar mampu menerapkan teori belajar di dalam kelas.

B.     Rumusan Masalah
Untuk dapat lebih mengarah dan menempuh tujuan dalam kajian ini, maka diperlukan beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah karya tulis ini adalah :
1)     Apa yang dimaksud dengan praktek pendidikan?
2)     Apa yang dimaksud dengan praktek pendidikan sebagai ilmu pada proses pembelajaran?
3)     Apa yang dimaksud dengan praktek pendidikan sebagai seni pada proses pembelajaran?
4)     Apa yang dimaksud dengan praktek pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni pada proses pembelajaran?


C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1)       Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah landasan pendididkan;
2)       Untuk mengetahui maksud dari praktek pendidikan;
3)      Untuk mengetahui maksud dari  pendidikan sebagai ilmu pada proses pembelajaran
4)      Untuk mengetahui maksud dari pendidikan sebagai seni pada proses pembelajaran
5)      Untuk mengetahui maksud dari pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni pada proses pembelajaran

D.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi pustaka.

E.     Manfaat Pembuatan Makalah
Manfaat pembuatan makalah ini,yaitu:
1)      Mendapatkan pemahaman baru tentang praktek pendidikan;
2)      Mendapatkan pemahaman baru tentang praktek pendidikan sebagai ilmu pada proses pembelajaran
3)      Mendapatkan pemahaman baru tentang praktek pendidikan sebagai seni pada proses pembelajaran
4)      Mendapatkan pemahaman baru tentang praktek pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni pada proses pembelajaran

F.     Sistematika Pembahasan
Bab I pendahuluan,berisikan tentang: (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penulisan, (d) metode penulisan, (e) manfaat pembuatan makalah, (f) sistematika pembahasan.
Bab II pembahasan, berisikan tentang: (a) pengertian pendidikan (b) praktek pendidikan, (c) praktek pendidikan sebagai ilmu pada proses pembelajaran, (d) praktek pendidikan sebagai seni pada proses pembelajaran, (e) Pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni pada proses pembelajaran.
Bab III berisikan tentang kesimpulan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan
1.         Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
  Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
2.      Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
3.      John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
4.      J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbe
kalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
5. Carter V.Good
a. Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.
b. The systematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education.
Pendidikan ialah:
a. Seni, praktik, atau profesi pengajar.
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
6. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
7. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
8. Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

B. Praktek Pendidikan
1.   Praktek pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memfasilitasi peserta didik agar peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Praktek pendidikan dapat terselenggara secara informal,maupun diselenggarakan secara formal dan nonformal.
Apabila kita mempelajari gejala pendidikan dalam skala mikro, bahwa praktek pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam kegiatan/interaksi social antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.Adapun untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut,pendidik tentu saja memilih isi pendidikan dan menggunakan alat dan cara-cara/metode pendidikan tertentu. Dengan demikian kita dapat mengidentifikasi unsure-unsur yang terlibat dalam praktek pendidikan,yaitu: (1) tujuan pendidikan, (2) pendidik, (3) peserta didik, (4) isi/kurikulum pendidikan, (5) alat dan cara-cara/metode pendidikan, (6) lingkungan pendidikan.
“Objek” (sasaran) dalam praktek pendidikan yaitu peserta didik yang pada hakikatnya adalah manusia.Manusia mempunyai kedudukan dan nilai tersendiri apabila dibandingkan dengan benda-benda, tumbuhan, maupun hewan. Di samping itu, tujuan pendidikan juga sarat dengan nilai. Sebab itu, isi pendidikan dan alat atau cara-cara pendidikan pun hendaknya dipilih atas pertimbangan nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada peserta didik sebagai objeknya maupun yang melekat pada tujuan pendidikannya.

2.        Praktek Pendidikan Sebagai Ilmu pada Proses Pembelajaran
Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah dan telah menghasilkan ilmu pendidikan. Adapun ilmu pendidikan tersebut dapat dijadikan dasar dan petunjuk dalam rangka praktek pendidikan. Dengan dasar ilmu pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran,yang memuat tujuan,isi,metode,dan teknik mengajar serta evaluasinya. Atas dasar desain pembelajaran itulah para guru melaksanakan praktek pendidikan. Dengan demikian dapatlah dipahami makna dari pernyataan pendidikan sebagai suatu ilmu, yaitu bahwa praktek pendidikan tersebut tiada lain adalah aplikasi dari ilmu pendidikan. Implikasinya bahwa untuk menjadi guru atau untuk menjadi pendidik,siapapun untuk mempelajarinya melalui ilmu pendidikan.
M.J. Langeveld mengklasifikasi ilmu pendidikan (Ilmu Mendidik) terbagi atas:
a. Ilmu Mendidik Teoritis, yang meliputi:
1) Ilmu Mendidik Sistematis.
2) Sejarah Pendidikan.
3) Ilmu Perbandingan Pendidikan.
b. Ilmu Mendidik Praktis, yang meliputi:
1) Didaktik/Metodik.
2) Pendidikan dalam Keluarga.
3) Pendidikan Gereja (Lembaga Keagamaan).

Sedangkan Redja Mudyahardjo (2001) mengklasifikasi Ilmu Pendidikan sebagai berikut:
a. Ilmu Pendidikan Makro:
1) Ilmu Pendidikan administratif.
2) Ilmu Pendidikan Komparatif.
3) Ilmu Pendidikan Historis.
4) Ilmu Pendidikan Kependudukan.
b. Ilmu Pendidikan Mikro:
1) Ilmu Mendidik Umum yang meliputi:
a) Pedagogik Teoritis.
b) Ilmu Pendidikan Psikologis.
c) Ilmu Pendidikan Sosiologis.
d) Ilmu Pendidikan Antropologis.
e) Ilmu Pendidikan Ekonomik.
2) Ilmu Mendidik Khusus:
a) Ilmu Persekolahan.
b) Ilmu Pendidikan Luar Sekolah.
c) Ilmu Pendidikan Luar Biasa/Orthopedagogik.
            Implementasi praktek pendidikan di sekolah dasar harus disertai ilmu, karena tanpa ilmu maka praktek pendidikan di sekolah dasar tidak akan terwujud. Karena siswa tidak akan mampu menerima praktek pendidikan yang tanpa ilmu. Ketika praktek pendidikan tanpa ilmu, anak didik tidak akan mampu menyerap dan menerima pelajaran.

3.        Praktek Pendidikan sebagai Seni pada Proses pembelajaran
Gilbert Highet dalam bukunya “The art of  Teaching” antar lain menyatakan: “Buku ini disebut “Seni Mengajar” karena saya yakin bahwa mengajar adalah sebuah seni,bukan sebuah ilmu. Menurut pandangnan saya sangatlah bahaya mempergunakan tujuan-tujuan dan metode-metode ilmu untuk urusan manusia sebagai individu,meskipun suatu prinsip statistic sering dapat dipergunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam kelompok yang besar dan suatu diagnose ilmiah tentang struktur fisik manusia selalu sangat bermanfaat. Tetapi suatu hubungan “ilmiah” antar manusia adalah terobosan yang tidak memadai dan mungkin bersifat penyimpangan.tentu merupakan keharusan bahwa guru harus teratur dalam merencanakan pekerjaannya dan cermat dalam berurusan dengan fakta-fakta.Tetapi hal itu tidak menyebablan cara mengajarnya menjadi “ilmiah”. Mengajar melibatkan emosi, yang tidak dapat dinilai dan dikerjakan secara sistematis; dan nilai-nilai kemanusiaan,adalah nilai-nilai yang berada di luar jangkauan dari ilmu. Suatu pendidikan anak yang dilaksanakan secara ilmiah akan merupakan suatu monster yang memprihatinkan. Mengajar yang “ilmiah”,dengan bahan-bahan pelajaran yang ilmiah,akan menjadi tidak selaras sepanjang guru dan muridnya adalah manusia. Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia; mengajar lebih banyak mirip seperti melukis sebuah gambar atau menggelar sebuah music,atau pada tingkat yang lebih rendah seperti menanam bunga di suatu taman atau menulis surat persahabatan. Anda harus melibatkan hati sanubari di dalamnya,anda harus menyadari bahwa mengajar tidak dapat seluruhnya dikerjakan berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak pekerjaan anda,dan murid-murid anda, serta diri anda sendiri”(Redja Mudyahardjo,1995).
Pendidikan antara lain  dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasanya bahwa praktek pendidikan  melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya di luar daerah ilmu(ilmu yang berparadigma positivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan menurut Gallagher (1970) seni mendidik itu  merupakan: (1) keterampilan jenius yang hanya dimiliki beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat  menjelaskan secara sistematis bagaimana mereka mempraktekan keterampilan itu.
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama pada poses pembelajaran di sekolah dasar bagi siswa adalah untuk menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat. Misalnya ketika siswa sekolah dasar di suruh untuk mengarang mereka membuat suatu karya yang unik dan merupakan karya mereka yang benar-benar merupakan hasil dari kreatifitas mereka sendiri. Selain itu, pendidik harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik. Oleh karena itu, ketika akan melakukan proses pembelajaran di sekolah dasar seorang guru harus mampu membuat suatu improvisasi dalam pembelajaran. Sehingga anak di sekolah dasar mampu menyerap apa yang diajarkan oleh gurunya tanpa merasa jenuh. Dengan demikian, minat anak didik untuk belajar akan semakin meningkat.
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi sekaligus pula adalah seni.


4.        Praktek Pendidikan sebagai Paduan Ilmu dan Seni pada Proses Pembelajaran di Sd
Pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni dikemukakan oleh A.S. Neil. Menurutnya “mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu,tapi adalah seni. Mendidik yang diartikan sebagi seni ialah bagaimana kita dapat hidup dengan anak-annak dan dapat mengerti anak-anak sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak. Gramophone dapat menyajikan pelajaran dengan baik, tapi hal seperti itu tak dapat menemukan suatu hubungan yang vital dengan anak-anak. Sydney J. Haris mengemukakan: “Bagaimana caranya beberapa guru dapat menguasai kelasnya dengan sangat mudah, dan tidak mempunyai kesulitan-kesulitan mengenai disiplin,sedangkan guru-guru lain harus berteriak,memohon,mengancam, dan masih tidak dapat apa-apa dengan murid-murid yang suka ribut?”. Haris menyatakan bahwa hal ini sangat banyak hubungannya dengan ke-“authentic”-an guru,sangat berhubungan dengan kewibawaan guru,karena kewibawaan adalah lebih dari sekedar kedudukan resmi dan kemampuan untuk memberikan hadiah itu muncul dari dalam kepribadian seseorang. Hanya seseorang yang berkepribadian yang menggetarkan orang lain.pengetahuan tidaklah cukup. Teknik tidaklah cukup. Sekedar pengalaman juga tidak cukup.Ini adalah suatu misteri di dalam suatu proses mengajar dan sama dengan misteri yang terdapat di dalam proses penyembuhan (kedokteran). Masing-masing adalah seni lebih dari sekedar pengetahuan atau keterampilan, dan seni itu melandasi kemampuan untuk “berlagu dengan panjang gelombang orang lain” (Battle dan Shannon,1982). Selain itu, paham konstruktivisme juga mengakui bahwa pendidikan bukan sekedar ilmu,melainkan juga seni.Dalam analisis implikasi konstruktivisme terhadap proses mengajar Paul Suparno (1997) mengemukakan bahwa: “Tugas guru adalah membantu agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkret maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid. Oleh karena itu, tidak ada suatu strategi yang satu-satunya yang dapat digunakan dimanapun dan dalam situasi apapun. Strategi yang disusun selalu hanya menjadi tawaran dan saran,bukan suatu menu yang sudah jadi.Setiap guru yang baik akan memperkembangkan caranya sendiri. Mengajar adalah suatu seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik,melainkan juga intuisi”.
Pandangan bahwa mengajar (mendidik) tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu dikemukakan oleh Charles Silberman. Silberman antara lain menyatakan: “Yakin mengajar-seperti praktek kedokteran-banyak merupakan suatu seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi seperti kedokteran,mengajar adalah juga menjadi sebuah ilmu, karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik-teknik, prosedur-prosedur, dan kecakapan-kecakapan yang dapat dipelajari dan diterangkan secara sistematis, dan oleh karena itu ditransmisikan dan dikembangkan”(Redja Mudyahardjo, 1995).
Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, praktek pendidikan merupakan suatu paduan dari ilmu dan seni. Karena dalam praktek pendidikan tersebut seorang guru selain memiliki ilmu juga harus memiliki kreatifitas atau seni. Di sekolah dasar, ketika dalam proses pembelajaran seorang guru hanya mengandalkan ilmu tanpa menggunakan kreatifitasnya dalam mengajar maka tidak dapat dipungkiri para siswa yang masih dalam usia bermain akan merasa jenuh. Seorang guru di sekolah dasar, sebaiknya menggunakan beberapa kreatifitas dalam mengajar. Misalnya dengan cara menyisipkan permainan atau nyanyian dalam proses praktek pendidikan. Karena dengan cara seperti itu anak sekolah dasar yang masih tergolong usia bermain akan lebih merasa nyaman ketika mereka melakukan proses pembelajaran dan mereka akan lebih mudah menerima pelajaran tersebut.
                        Demikianlah, pandangan pendidikan sebagai seni tidak perlu dipertentangkan dengan pandangan pendidikan sebagai ilmu. Pendidik merupakan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi. Dalam hal ini pendidik harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Esensinya, bahwa praktek pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Praktek pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memfasilitasi peserta didik agar peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Praktek pendidikan dapat terselenggara secara informal,maupun diselenggarakan secara formal dan nonformal.
Pendidikan sebagai suatu ilmu, yaitu bahwa praktek pendidikan tersebut tiada lain adalah aplikasi dari ilmu pendidikan. Implikasinya bahwa untuk menjadi guru atau untuk menjadi pendidik,siapapun untuk mempelajarinya melalui ilmu pendidikan.
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama pada poses pembelajaran di sekolah dasar bagi siswa adalah untuk menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat.
                        Pendidikan sebagai seni tidak perlu dipertentangkan dengan pandangan pendidikan sebagai ilmu. Pendidik merupakan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi. Dalam hal ini pendidik harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Esensinya, bahwa praktek pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.


B. Saran
        Sebagai calon pengajar SD Landasn Pendidikan akan sangat bermanfaat untuk menunjang kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran terutama pembelajaran tentang pendidikan yang ada ilmu dan seninya sekaligus, untuk itu dengan mempelajari apa yang kami bahas di dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat yang optimal.
            Tulisan-tulisan dalam makalah diharapkan dapat menjelaskan mengenai praktek pendidikan itu, ilmu dan seni, hakikatnya, esensinya, dsb. Strategi dan metode pembelajarannya sangat tergantung pada kebutuhan siswa dan karakeristik alam dan lingkungan dimana sekolah berada.

DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin, Tatang (2007), Landasan Pendidikan, Bandung: Percikan ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar