Rabu, 25 November 2015

TAHAPAN MEMELIHARA DISIPLIN SERTA JENIS GANGGUAN DISIPLIN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Disiplin merupakan salah satu hal yang paling penting dalam terciptanya pembelajaran yang efektif. Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya prilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Terciptanya disiplin menunjuk pafa kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan yang ada di kelas maupun di sekolah, serta menunjuk pada berjalannya sistem kontrol dalam kelas. Terpeliharanya disiplin tentu saja memerlukan keterlibatan serangkaian strategi, yang harus disusun dan dirancang oleh guru maupun pihak sekolah lainnya. Strategi tersebut harus meciptakan efek kesadaran diri siswa dalam mematuhi aturan serta mengubah prilakunya ke arah yang lebih baik, dan bukan merasa karena paksaan belaka. Selain itu, terpeliharanya disiplin di kelas mengisyaratkan bahwa guru dapat menanggulangi masalah-masalah yang terjadi di kelas, seraya menetralisir dengan cara menanggulangi emosi-emosi peserta didiknya.
Penanggulangan pelanggaran disiplin yang terjadi di kelas perlu dilaksanakan secara hati-hati serta edukatif. Dan tentunya pananggulangan tersebut dilaksanakan secara bertahap dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan objek dan subjeknya. Tahapan-tahapan ini sangat penting dilakukan agar dalam penangannanya tidak menyebabkan efek yang berkelanjutan serta menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1.      Apa arti dari disiplin yang baik (terpelihara)?
2.      Bagaimana tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin?
3.      Apa saja bentuk-bentuk pelanggaran disiplin itu?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui dan memahami arti dari disiplin yang baik (terpelihara) ?
2.      Mengetahui serta mengamalkan tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin?
3.      Mengetahui bentuk-bentuk dari pelanggaran disiplin itu?

D.    Sistematika Penulisan
Dalampenulisanmakalahini, sistematikapenulisan yang digunakanadalahdimulaidari Bab I yaituPendahulan, yang terdiridariLatarbelakang, RumusanMasalah, TujuanPenulisandanSistematikaPenulisn. Selanjutnya Bab II yaituPembahasanyangmerupakanuraianisidariseluruhmakalahini. Terakhirada Bab III yaituPenutup, terdiri dari Kesimpulan yang penulissimpulkandariseluruhpembahasan di makalahini,serta Saran penyusun.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Disiplin yang Baik
Disiplin pada dasarnyaadalah kepatuhan akan aturan dan norma, didasarkan atas kerelaan hati atau kesadaran sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.  Secara lengkap dapat kita rumuskan pengertian disiplin yaitu sikap mental yang mencerminkan kepatuhan / ketaatan akan aturan–aturan  dan norma yang didasarkan atas kesadaran sendiri  dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Disiplin yang baikadalah terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan potensi sosial berdasar pengalaman-pengalamannya sendiri. Pemeliharaan disiplin pada dasarnya adalah bagaimana membantu anak mengembangkan disiplin dan menerima pusat pengendalian disiplin.

B.     Tahapan Memelihara Disiplin
Dalam upaya untuk menanggulangi (kuratif) terhadap pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif (Rachman, 1999:207). Cara-cara penanggulangan dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahap pencegahan sampai kepada tahap penyembuhan, dengan tetap bertumpu kepada penekanan subtansinya bukan pribadi peserta didik. Di samping itu, para guru harus tetap menjaga perasaan kecintaan terhadap peserta didik, bukan karena rasa benci atau emosional.
Memelihara disiplin adalah suatu proses. Karena ia proses, maka memelihara disiplin akan terdiri dari serangkaian tahapan yang harus diperhatikan oleh para penegak disiplin. Adapun tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin yang dikemukakan oleh Rachman (1999:210-212) adalah sebagai berikut :


 
1.      Pencegahan
Pada tahap pencegahan, para guru perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketepatan instruksional, dan perencanaan pendidikan yang disiplin.Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah :
a.       Penciptaan suasana kelas, ketepatan perencanaan dan Intruksional.
b.      Mengenal identitas, misalnya nama, sifat dan kesukaan peserta didik, dsb, adalah hal-hal yang penting dalam penciptaan suasana kelas.
c.       Pemberian catatan yang bersifat memberi dorongan pada pekerjaan peserta didik.
d.      Merencanakan pengajaran dan mengajar peserta didik dengan penuh variatif dan dengan hal-hal aktual melalui topik-topik yang relevan.
e.       Penguasaan akan disiplin akademik, yang akan menambah kredibilitas guru yang diperlukan dalam proses pembelajarannya.
­­­­
2.      Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan disiplin, para guru perlu melakukan hubungan sosial emosional dengan peserta didik dalam menunjukkan perilaku disiplin di dalam kelas.Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan dengan pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat menjalankan tugas-tugasnya. Pedoman itu harus memenuhi kepatuhan, kebermaknaan, dan kepraktisan ke arah belajar aktif.
Pertemuan pertama misalnya adalah saat yang penting dalam memelihara perilaku-perilaku yang diharapkan. Tumbuhkan kesan positif dengan mengemukaan program atau perencanaan pembelajaran dengan langkah-langkah seperti berikut ini:
a.       Mulailah dengan saling berkenalan secara tepat;
b.      Informasikan gambaran umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktivitas yang relevan dari bidang studi yang akan ditempuh  peserta didik;
c.       Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional;
d.      Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.

3.      Campur tangan (Intervensi)
Campur tangan merupakan usaha guru untuk menyetop perilaku tidak pantas dari peserta  didik. Ini dilakukan bila teknik-teknik yang diterapkan dalam fase pencegahan dan pemeliharaan fisik tidak berhasil. Dalam teknik ini hendaknya dicari teknik yang efektif fan dilaksanakan secara hemat dan penuh pertimbangan.
Pada tahap campur tangan, para guru perlu menangani perilaku peserta didik yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajari gejalanya dan mencari akar permasalahannya dengan teknik-teknik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pemberian sanksi/hukuman.
Campur tangan lebih dilakukan pada gejala utamanya dari pada kepada perilaku menyimpangnya. Guru melakukan terapi situasi daripada peraturan disiplinnya. Guru hendaknya menggunakan pendekatan ilmu dan seni mendidik dalam fase ini. Guru memerlukan keahlian dalam langkah-langkah ini seperti bertanya, menatap mata peserta didik, memberi isyarat  dengan tangan atau kepad agar peserta didik tidak berprilaku tidak pantas.
Jika cara ini tidka berhasil mintalah peserta didik dengan menyebut namanya untuk diam atau memindahkan tempat duduknya, atau melakukan apa saja yang tepat untuk situasi seperti itu. Hal itu semua harus dilakukan dengan tenang dan tidak emosional. Hindari segala jenis tindakan yang menimbulkan konfrontasi.
­­­­
4.      Pengaturan
Pada tahap pengaturan, para guru perlu mengatur perilaku peserta didik yang menyimpang dari disiplin kelas dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang mendidik, persuasif, dan demokratis agar peserta didik menyadari perilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin kelas.
Tujuan dari pengaturan perilaku adalah untuk mengurangi kesalahan pelaksanaan pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan fase penting demi tercapainya tujuan peserta didik. Guru harus memiliki kesabaran, potensi mempengaruhi sikap dan perilaku dengan cara yang tidak merugikan. Guru dapat membantu peserta didik menyadari bahwa perilaku memiliki konsekuensi dengan kehidupan mereka. Guru dapat mempertimbangkan alternatif aktivitas ke arah pengembangan perilaku positif melalui cara yang efektif.
Bossone menyatakan bahwa disiplin kelas banyak tergantung pada keberhasilan guru mengelola kelas agar suasana kelas menyenangkan dan diharapkan efektif sebagai sarana belajar. Beberapa saran bagi guru untuk menangani disiplin di dalam kelas :
1.         Kenalilah siswa-siswa.
2.         Rencanakan dan persiapkan pelajaran dengan sebaik-baiknya.
3.         Libatkan siswa-siswa dalam membuat aturan-aturan bagi kelas.
4.         Bertindak arif.
5.         Usahakan agar pelaksanaan kegiatan rutin kelas berlangsung secara efisien.

C.    Jenis Gangguan dan Cara Penanggulangan Gangguan Disiplin
Terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan gangguan disiplin yang dikemukakan oleh Hollingsworth dan Hoower (1991: 72-74), yaitu :
1.      Gangguan percakapan
Percakapan antar peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya, atau meminta siswa mengajukan pertanyaan, atau menyuruh menyelesaikan tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap tadi.
2.      Gangguan melempar catatan
Gangguan ini dapat terjadi akibat adanya kebosanan atau ketidak tepatan kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah kehati-hatian dalam menanggapinya. Guru secar persuasif bisa menyatakan bahwa perbuatan itu akan merugikan diri sendiri, selain itu akan mengganggu ketertiban kelas.
3.      Gangguan kebebasan yang belebihan diantara siswa
Kebebasan yang berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang merusak disiplin kelas. Guru dapat berdialog dengan peserta didik tentang hak dan kewajiban peserta didik. Bahwa disamping ada hak ada kewajiban, yaitu kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.
4.      Gangguan permusuhan diantara peserta didik atau kelompok
Guru dapat melakukan pembicaaran dengan masing-masing pihak secara individual atau kelompok, berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan perubahan-perubahan baru. Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan yang tidka baik; permusuhan akan mengakibatkan hilangnya teman.
5.      Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidaksiapan peserta didik atau materi yang melebihi batas. Berilah motivasi dan kesempatan yang bijak dan tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan bahwa menyontek akibat dari tidak belajar. Dengan menyontek, selain konsentrasi buyar juga tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu belajarlah dengan rajin dan tekun.
6.      Gangguan pengaduan
Disamping adanya laporan kadang ada pengaduan dari siswa. Guru harus dapat membedakan antara pengaduan dengan laporan tentang sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam menjelaskan kedua hak tersebut.


7.      Gangguan tabiat marah
Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat marah dari peserta didik lain. Sebagai pendengar, guru kemudian mencari sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.
8.      Gangguan penolakan permohonan guru
Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain adalah salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini. Permohonan rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan siswa lain. Penciptaan suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam ini.
9.      Gangguan perpidahan situasi
Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas (ganti pelajaran, pindah kelas, perubahan jadwal). Oleh karen itu, perpindahan situasi ini harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif lain, serta pengawasan.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin yaitu : Pencegahan, Pemeliharaan, Campur tangan (Intervensi), dan Pengaturan.
Terdapat beberapa gangguan disiplin yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, diantaranya yaitu:gangguan percakapan, gangguan melempar catatan, gangguan kebebasan yang belebihan diantara siswa, gangguan permusuhan diantara peserta didik atau kelompok,  gangguan menyontek, gangguan pengaduan, gangguan tabiat marah, gangguan penolakan permohonan guru, serta gangguan perpidahan situasi.

B.     Saran
Dalam menghadapi para peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, seorang guru pasti akan menemui gangguan-gangguan maupun penyimpangan kedisiplinan khusunya dari peserta didik. Maka dari itu, kita sebagai guru maupun calon guru harus memahami terlebih dahulu serta mengaplikasikan langkah-langkah serta penanganan yang harus dilakukan pada saat terjadi gangguan kedisiplinan khususnya di dalam kelas.


 
DAFTAR PUSTAKA

Rachman, Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta : DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Destia, Rahman. (2012). Manajemen Kelas yang Berbasis Psikologi Pendidikan. [online] tersedia : http://rahman-destia.blogspot.com/2012/06/tes.html       diakses 4 November 2014
Oktaviani, Riana. (2011). Apa Bentuk Pelanggaran Disiplin. [online] tersedia : http://rianaocthaviany.blogspot.com/2011/04/apa-bentuk-pelanggaran-disiplin-dalam.html Diakses 20 November 2014
Sugara Harahap, Robin. (2014). Disiplin di Kelas dan Permasalahannya. [online] Tersedia:http://fhacink.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo_9515.html diakses 4 November 2014

1 komentar: