KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kami
panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Bahasa Indonesia sebagai Penghela Pengetahuan” dengan baik. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW kepada
keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umat-Nya.
Disiplin merupakan sesuatu yang
berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan.
Disiplin merupakan sikap mental, yang pada hakikatnya sebagai pencerminanan
rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas
dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Kaitannya dengan
disiplin kelas, dalam menerapkan disiplin itu sendiri harus memperhatikan hak,
kebutuhan dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin itu sendiri.
Kami
menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dra. Hj. Ening Widaningsih, M.Pd,. selaku dosen mata kuliah Pengelolaan
Kelas yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini;
2.
Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami
untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per
satu.
Kami mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang bersifat konstruksif dalam
perbaikan dikemudian hari.
Bandung, Oktober 2014 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.....................................................................................
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
C.
Tujuan...................................................................................................
D.
Sistematika...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Disiplin Kelas.....................................................................
B.
Nilai-Nilai
Penuntut Sikap Disiplin......................................................
C.
Pendekatan-Pendekatan
Disiplin Kelas................................................
D.
Hak Peserta
Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas...........................
E.
Kebutuhan
Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas.................
F.
Tampilan Guru
Hubungannya dalam Disiplin Kelas............................
G.
Bentuk-
Bentuk Disiplin Belajar Siswa...............................................
H.
Teknik-Teknik
Membina Disiplin Kelas...............................................
I.
Upaya Menegakkan
Disiplin................................................................
J.
Tips-tips
Menjalankan Disiplin Kelas...................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
B.
Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab
disiplin merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya terkait antara
pengetahuan, sikap dan perilaku. Kebenaran, kejujuran, tangggung jawab,
kebebasan, rasa kasih sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa
aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui dan ditegakkan
oleh para sisiwa.
Peserta didik belajar beberapa hal dengan cara mendengarkan misalnya,
tetapi mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata-kata dan gagasan
mereka sendiri. Dari sini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka
terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus
mengarahkan dan menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila tata
tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan.
Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau
kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki
banyak kepentingan, demikian kepala sekolah. Permasalahannya adalah bagaimana
kepentingan-kepentingan dari masing-masing pihak dapat terpenuhi dan dapat
diselaraskan agar tidak terjadi bentrokan.
Tidak terpenuhi kepentingan/kebutuhan oleh para pihak akan timbul
gangguan yang mengganggu tatanan hidup dalam berinteraksi atau dalam berproses
misalnya, dalam proses pembelajaran. Disamping itu, para guru/kepala sekolah
perlu mencermati kepentingan/kebutuhan dalam memahami sumber-sumber pelanggaran
disiplin maka akan diketahui pula secara teoritis cara penanggulangannya.
Dalam makalah ini akan membicarakan mengenai prinsip-prinsip disiplin
kelas yang meliputi pengertian disiplin kelas, hak, kebutuhan dan tampilan guru
hubungannya dengan disiplin kelas.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut diantaranya :
1.
Apa pengertian
disiplin kelas?
2.
Apa saja
nilai-nilai penuntut sikap disiplin?
3.
Apa saja
pendekatan-pendekatan disiplin kelas?
4.
Apa saja hak
peserta didik dalam penentuan disiplin kelas?
5.
Bagaimana
kebutuhan peserta didik dalam penentuan disiplin kelas?
6.
Bagaimana
tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas?
7.
Bagaimana bentuk- bentuk disiplin
belajar siswa ?
8.
Bagaimana
teknik-teknik membina disiplin kelas ?
9.
Bagaimana upaya
menegakkan disiplin ?
10.
Apa saja
tips-tips menjalankan disiplin kelas ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui dan memahami pengertian
disiplin kelas.
2.
Mengetahui dan
memahami nilai-nilai penuntut sikap disiplin.
3.
Mengetahui dan
memahami pendekatan-pendekatan disiplin kelas.
4.
Mengetahui dan
memahami hak peserta didik dalam penentuan disiplin kelas.
5.
Mengetahui dan
memahami kebutuhan peserta didik dalam penentuan disiplin kelas.
6.
Mengetahui dan
memahami tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas.
7.
Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk disiplin belajar
siswa.
8.
Mengetahui dan memahami teknik-teknik membina disiplin
kelas.
9.
Mengetahui dan memahami upaya dalam menegakkan
disiplin.
10. Mengetahui dan
memahami tips-tips menjalankan disiplin kelas.
D.
Sistematika Penulisan
Makalah ini
terdiri dari tiga bab, dengan sistematika yaitu Bab I Pendahuluan. Dalam bab
ini terdiri dari empat subbab secara umum, yaitu Latar belakang, Rumusan
masalah, Tujuan makalah, dan Sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan.
Pada bab yang kedua ini berisi tentang materi yang dibahas, yang dibagi kedalam
beberapa subbab, yaitu: pengertian disiplin kelas, nilai-nilai penuntut sikap
disiplin, pendekatan-pendekatan disiplin kelas, hak peserta didik dalam penentuan disiplin kelas, kebutuhan
peserta didik dalam penentuan disiplin kelas, tampilan guru hubungannya dalam
disiplin kelas.
Bab III
Penutup.Bab ini terbagi kedalam dua subbab yaitu Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Disiplin Kelas
Kata
disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang merujuk kepada belajar dan
mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disciple” yang
berarti mengikuti orang belajar di bawa pengawasan seorang impinan. Disiplin
adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab
tanpa paksaan dari siapapun (AsyMas’udi, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT TigaSerangkai, 2000). Sedangkan The Liang Gie
(1972) memberikan pengertian disiplin sebagai suatu keadaan tertib di mana
orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.
Adapun
menurut kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta, istilah disiplin
mengandung pengertian sebagai berikut : - Latihan batin dan watak dengan maksud
supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib di sekolah. - Ketaatan
pada aturan dan tata tertib. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka
dapatlah penulis katakan bahwa disiplin adalah rasa tanggung jawab dari pihak
murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata
tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik. Dan juga disiplin bukan
hanya suatu aspek tingkah laku siswa di dalam kelas/sekolah saja, melainkan
juga di dalam kehidupannya di masyarakat sehari-hari. Dengan demikian anak yang
tidak mengenal disiplin akan cenderung menjadi anak nakal/pembangkang, oleh
karena itu pembentukan disiplin adalah sejalan dengan pendidikan watak.
Di
dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama
tetapi terbentuknya satu sama lain
merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga
yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Diantara kedua istilah tersebut
terlebih dahulu termasuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian
disiplin (Suharsimi: 114).Ketertiban merajuk kepada ketertiban seseorang dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau di sebabkan oleh
sesuatu yng datang dari luar. Disiplin atau siasat merujuk pada kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh
adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Disiplin kelas adalah keadaan
tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada
tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Diknasmen, 1996: 10).
Disiplin merupakan
sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri sesseorang terhadap bentuk-bentuk
aturan. Disiplin merupakan sikap mental. Disiplin pada hakikatnya adalah
pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa
ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan disiplin dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada
perilaku yang harus dicegah atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan.
Pembentukan disiplin pada saat sekarang bukan sekedar menjadikan anak agar
patuh dan taat pada aturan dan tata tertib tanpa alasan sehingga mau menerima
begitu saja, melainkan sebagai usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya ia berperilaku
baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atau guru
melainkan karena kesadaran dari dirinya.
Disiplin bukanlah kepatuhan
lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan pada otoritas
gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu sikap batin, bukan kepatuhan
otomatis. Siswapun bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik.
Suasana kelas yang tidak tegang, ada kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi
peraturan dan tata tertib sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu
aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak
lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur
dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung
maupun tidak langsung.
B.
Nilai-nilai
Penuntut Sikap Disiplin
Sikap
disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi
tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Nilai-nilai
keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai ini
diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindakan-tindakan disiplin yang penuh
ketulusan unuk berkorban. Contoh : kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama
satu bulan pada bulan Romadhon bagi umat
islam, tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa selama satu hari pada
hari Raya Nyepi bagi umat hindu, dan sebagainya.
b. Nilai-nilai
tradisional
Nila-nilai
ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan
mengandung misteri. Contoh : pantanagan makan kaki ayam kalau tulisannya ingin baik; pantangan
menduduki bantal; sialnya angka 13; pantangan menanam bunga Baugenvill di depan
rumah bagi yang memiliki anak gadis dan sebagainya.
c. Nilai-nilai
kekuasaan
Nilai ini bersumber
dar penguasa yang melahirkan tindak-taduk disiplin demi terlaksananya tata
kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi
yang tidak melaksanakannya. Contoh : harus membayar upeti; harus jongkok bila
peguasa datang, dan sebagainya.
d. Nilai-nilai
subjektif
Pengakuan
dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yan melahirkan tindak-tanduk yang
egosentrik. Contoh: menurut pendapat
saya hal ini tidak benar karena Pak Kiai tidak mengatakannya; katanya hal
tersebut dilarang karena Pak Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.
e. Nilai
rasional
Nilai yang
memberikan penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: Jika ingin berhasil
dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar; jika ingin selamat maka
semua pengguna jalan harus mentaati peraturan lalu lintas dan sebagainya.
Kaitannya dengan disiplin sekolah
atau kelas, maka tindak-tanduk yang diharapkan adalah tindak tanduk yang
mencerminkan kepatuhan dari berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik
siswa, guru dan karyawannya yang tertuang dalam tata tertib sekolah atau kelas.
C.
Pendekatan-Pendekatan
Disiplin Kelas
Disiplin kelas merupakan hal
esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas.
Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis
kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi
berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan
yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang
dilakukan guru harus:
1. Menggambarkan
prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
2. Mengembangkan
dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
3. Merefleksikan
tumbuhnya kepercayaan dan control dari peserta
didik;
4. Menumbuhkan
kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa
ada kecurigaan dan kecemasan;
5. Menghindari
perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.
Disiplin
mencakup setiap macam pengaruh yang di tunjukkan untuk membantu peserta didik.
Dengan disiplin, mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan. Disamping itu, disiplin juga penting sebagai cara dalam
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin di tunjukkan peserta didi terhadap
lingkungannya.
Disiplin muncul dari kebutuhan untuk
mengadakan keseimbangan antara apa yang ingin dilakukan oleh individu dengan
individu yang lain. Keseimbangan tersebut dipenuhi sampai batas-batas tertentu.
Pemenuhan keseimbangan itu diusahakan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
tanpa melanggar hak-hak orang lain.
Para peserta didik, dengan disiplin
diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi
larangan tertentu pula. Terciptanya kesediaan semacam ini harus dipelajari dan
harus secara sadar diterima. Itu semua adalah dalam rangka memelihara
kepentingan bersama atau memelihara kepentingan bersama atau memelihara
kelancaran tugas-tugas sekolah. Suatu keuntungan lain dari adanya disiplin
adalah para peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif,
dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Lebih lanjut dengan adanya
pembiasaan tersebut maka akan tumbuh jiwa tentram dalam diri dan masyarakat
sekitar.
Menegakkan disiplin tidak bertujuan
untuk mengurangi beban kebebasan dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin
justru sebaliknya, ia ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada
siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa
terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan
mengalami frustasi dan kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk
mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah
dapat berjalan dengan optimal.
Pendekatan
yang dapat digunakan guru dalam menegakkan disiplin pada diri siswa antara lain
sebagai berikut :
1.
Pemberian bimbingan
Guru
hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan menumbuhkan
gagasan baru/ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat kelasnya. Dalam hubungan
ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk memahami dan mengenali
diri sendiri. Untuk itu diperlukan pendekatan dengan siswa dalam situasi yang
wajar sehingga memungkinkan mereka mengembangkan pola-pola tingkah laku yang
baik ke arah pembinaan diri sendiri.
2.
Evaluasi pada diri pribadi
Guru
hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah lakunya
berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat
terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang
baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan
orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar
belajar yang efektif.
D.
Hak
Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin
Kelas
Banyak guru kurang menyadari bahwa
peserta didik memiliki hak-hak tertentu di dalam lingkungan sekolah. Hak-hak
tersebut semuanya diatur dan diperkuat oleh peraturan dan kelaziman atau
tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat:
orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus
pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke sekolah, ke Persatuan Orang Tua
Siswa, atau ke Pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu
dijamin adalah (Mc Neil dan Wiler, 1990) :
1. Hak
menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya.
2. Hak
persamaan kedudukan atau kebebasan dan diskriminasi dalam kelompok.
3. Hak
berekspresi secara pribadi.
4. Hak
keleluasaan pribadi, dan
5. Hak
menyelesaikan (studi) secara cepat.
Hak-hak itu semua adalah hak-hak
umum yang dimiliki para siswa. Dalam kaitan ini guru harus berusaha menerapkan
dalam praktik-praktik disiplin baik pada kebijakan sekolah maupun peraturan
atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu ada garis sinkronisasi antara disiplin
yang seharusnya ditegakkan dengan pertimbangan peraturan yang dibuat.
E.
Kebutuhan
Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas
Kebutuhan para siswa adalah faktor
yang relevan dalam menentukan banyak sistem disiplin kelas atau sekolah. Satu
contoh adalah hak dan kebutuhan tertentu dari siswa cacat dan siswa yang perlu
mendapat perhatian khusus, misalnya, anak cacat tidak dapat dikeluarkan dari
sekolah kecuali jika Dewan Pertimbangan Kualifikasi Profesional menentukan
lain. Penentuan itu seperti bahwa penanganan terhadap mereka jika diteruskan
disekolah tersebut akan merugikan kedua belah pihak.
Berkaitan dengan sejumlah besar
kebutuhan para siswa, guru perlu mempertimbangkan dalam menentukan program
disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan, tingkat
kemampuan umum para siswa, dan latar belakang sosio-ekonomi para siswa. Dalam
beberapa kelas tingkat perhatian kepada para siswa tidak sepenting kelas
lainnya, tetapi dilain kelas, terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan
rendah guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat, dan seksama.
Sebagai contoh siswa yang datang dari keluarga yang berkarakter yang pola
disiplinnya bertempramen kasar, maka kondisi seperti itu akan terbawa kedalam
ruang kelas. Juga banyak guru mengalami problem disiplin ketika para siswa
gagal melihat keterkaitan pelaksanaan antara materi yang disajikan kepada
kehidupan mereka.
Dalam hal khusus guru-guru
memerlukan pertimbangan tentang hubugan program disiplin yang dibuat dengan
motivasi individu para siswa. Dalam menegakkan seperangkat ketentuan disiplin
sekolah, guru perlu mengkomunikasikan bagaimana para siswa seyogyanya
bertingkah laku dan apa yang akan terjadi bila siswa berkelakuan lain. Beberapa
prblema yang akan mengganggu disiplin seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini.
Contoh dari problema itu adalah siswa melawan. Terhadap hal tersebut, apakah
guru membiarkan prilaku siswa yang keluar dari ketentuan yang diharapkan. Tentu
saja tidak, oleh karena itu kalau terjadi hal seperti itu tindakann preventif
segera dapat diterapkan.
F.
Tampilan
Guru Hubungannya dalam Disiplin Kelas
Keberadaan guru dikelas tidak hanya
bertugas menyampaikan kurikulum atau materi yang direncanakan kepada para
siswa, tetapi kondisi personal disiplin para guru itu sendiri dikelas perlu
ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan kepada pemahaman umum dari apa
yang diharapkan para siswa. Program yang cukup efektif dalam memberi pemahaman
disiplin misalnya dapat dilaksanakan sekolah dengan cara melibatkan para siswa
untuk mendiskusikan topik-topik yang menjadi kepedulian sekolah.
Faktor disiplin penting lain dapat
berkembang pada sejumlah guru ditingkat sekolah dasar dan menengah yang
mengajar secara tim. Walaupun guru tersebut tidak secara riil mengajar bersama
dan menyampaikan kepada para siswa dalam bahasan yang sama pada ruang atau
waktu saat para guru mengajar. Karena pra siswa diajar oleh masing-masing guru
dalam kelompok tim, maka komponen penting dari disiplin harus dirumuskan.
Karena kalau tidak dirumuskan akan terjadi ketidak konsistenan antara siswa
satu dengan yang lainnya dalam menangkap makna materi. Misalnya, seorang guru
membiarkan seorang siswa menyontek sementara yang lain tidak diijinkan.
Perlakuan diskriminatif ini akan menimbulkan ketidak konsistenan diantara
mereka. Lebih lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara para
profesional sekolah mengenai pelaksanaan pemeliharaan disiplin dikelas.
Guru
baru harus memandang mereka sendiri sebagai bagian kelompok atau tim yang
bertanggung jawab menyampaikan perencanaan pendeidikan tentang disiplin. Mereka
hendaknya tidak sebagai seorang ahli yang berpraktik dalam kelas yang
terisolasi, melainkan perlu kerterpaduan antara teori dan prakek.
G.
Bentuk- Bentuk
Disiplin Belajar Siswa
1. Disiplin
siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar
Keberhasilan siswa dalam studinya
dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswayang memiliki cara belajar yang efektif
memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada
siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
Untuk belajar secara efektif dan efisien
diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif
dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki
disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan
cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar
dapat belajar secara efektif dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab
pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri,
dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang
menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :
a. Kesadaran
atas tanggung jawab belajar,
b. Cara belajar
yang efisien,
c. Syarat-syarat
yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,2005)
Selain memiliki strategi belajar siswa
yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui
belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan
keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan
disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Demikianlah cara-cara belajar yang perlu
diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik
akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa
memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin
akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.
2. Disiplin
terhadap pemanfaatan waktu
a. Cara
mengatur waktu belajar
Salah satu
masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau
siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya
kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara
efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol
omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus
ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya
adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya.
Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin
bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga
dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.
Dalam
belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu
adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam
mempergunakan waktu secara efisien.
b. Pengelompokan
waktu.
Banyak siswa
yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena
tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu,
berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai
langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
c. Penjatahan
waktu belajar.
Setiap siswa
perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar secara
teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak banyak
membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari suatu saat
dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak dihinggapi
keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya
rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.
Adapun cara
untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
1) Memperhitungkan
waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah
raga dan lain-lain.
2) Menyelidiki
dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
3) Merencanakan
peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan
urutan-urutan yang harus dipelajari.
4) Menyelidiki
waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
5) Berhematlah
dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga
belajar.
3. Disiplin
terhadap tugas
a. Mengerjakan
tugas rumah
Salah satu
prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang
mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan
atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan
latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri” (Slameto,
Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan
pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan
juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika siswa
mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta
mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan
terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
b. Mengerjakan
tugas di sekolah
Adapun tugas
di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian,
ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi
tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai
berikut :
1) Hindarilah
belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir mengerjakan tes (semua bahan
hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
2) Pelajarilah
kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari
sebelumnya.
3) Buatlah
suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali
itu.
4) Pelajarilah
juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5) Peliharalah
kondisi kesehatan.
6) Konsentrasikan
seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
7) Siapkanlah
segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan
syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.
4. Disiplin
terhadap tata tertib.
Didalam proses belajar mengajar, disiplin
terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karena dalam suatu
sekolah yang tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Antara peraturan dan tata
tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan
disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.
Untuk melakukan disiplin terhadap tata
tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol
berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau
guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata
tertib kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan
disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata
tertib sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.
Dengan demikian untuk terciptanya
disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka
pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lembaga
atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadapsiswa, agar
tercipta proses belajar mengajar yang baik.
H. Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas
Terdapat beberapa teknik membina
disiplin kelas, antara lain:
1.
Teknik keteladanan guru, yaitu guru
hendaknya memberi contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2.
Teknik bimbingan guru, yaitu
diharapkan guru senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk
meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3.
Teknik pengawasan bersama, yaitu
dalam disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama,
guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi
tertib.
Dalam mewujudkan tujuan bersama
tersebut, beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas
adalah:
1.
Mengadakan perencanaan bersama
antara guru dengan siswa.
2.
Mengembangkan kepemimpinan dan
tanggung jawab pada siswa.
3.
Membina organisasi kelas secara
demokratis.
4.
Membiasakan agar siswa dapat berdiri
sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
5.
Membiasakan siswa untuk
berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.
6.
Memberikan dorongan kepada siswa
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
I. Upaya Menegakkan Disiplin
Upaya
menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta dukungan
berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua.
Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis
serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat
dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1.
Pihak guru
Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru.
Ada guru yang mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak
akan mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya
walaupun tanpa menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang
tampaknya tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak
disegani siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras.
Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain:
a. Guru
hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk patuh
terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoriter membuat
suasana kelas
menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.
b. Guru harus
percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan siswanya.
Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada dasarnya
siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.
c. Guru jangan
memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga tidak memaksa
siswa berjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab mengubah perilaku
tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.
d. Guru
hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau
bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya. Akibatnya siswa
menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang
kewibawaanya.
2. Pihak siswa
Peranan siswa dalam menciptakan suasana
disiplin dalam kelas tak kalah pentingnya, karena faktor utama adalah siswa
sendiri dan siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa
harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di
kelasnya. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam
mewujudkan disiplin dalam kelas, anatara lain:
a. Siswa
hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta menciptakan
suasana disiplin di dalam kelas.
b. Siswa
hendaknya memiliki kesadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib sekolah
bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.
c. Siswa hendaknya
bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri tanpa harus diawasi
oleh orang lain.
d. Apabila
suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada dirinya sndiri
untuk tidak mengulanginya.
3. Pihak Orang
Tua Siswa
Peranan orang tua dalam mewujudkan
disiplin putra-putrinya dirumah, akan sangat membantu penegakan disiplin kelas.
Karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka
turut menegakan disiplin, antara lain:
a. Orang tua
hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus dilaksanakan putra
putrinya ketika disekolah.
b. Orang tua
hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan cara turut
serta mengawasinya.
c. Orang tua
hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila ia melanggar
tata tertib atau aturan sekolah.
J. Tips-tips Menjalankan Disiplin Kelas
Disiplin
dan manajemen kelas saat proses belajar mengajar adalah suatu komponen penting
untuk mengefektifkan pembelajaran. Disiplin dan manajemen kelas bukan hanya
harus dipelajari oleh setiap guru tetapi juga harus dipraktekkan setiap hari.
Berikut ini adalah beberapa tips yang mungkin dapat membantu guru untuk
mendisiplinkan dan memanajemen kelas, sehingga interupsi dan gangguan pada
proses belajar mengajar menjadi lebih berkurang.
1. Tonggak pada hari pertama masuk kelas
Sadarkah kita para
guru, bahwa pada awal-awal pembelajaran di tahun ajaran baru atau awal semester
kita sering melewatkan suatu hal yang amat penting? Ya, para guru sering lupa
bahwa sebenarnya awal tahun ajaran baru dan awal semester baru dihari pertama
kita masuk kelas adalah tonggak awal penerapan disiplin dengan membuat sebuah
kesepakatan awal tentang tata tertib di kelas atau mata pelajaran kita. Jadi
buatlah tata tertib dan disiplin yang disepakati bersama antara guru dan siswa.
2. Keadilan Amatlah Penting
Siswa sangat mampu
merasakan adanya suatu keadilan atau ketidakadilan. Oleh karena itu, guru harus
selalu bersikap adil kepada seluruh siswa tanpa kecuali. Bila guru tidak
memperlakukan siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan diberi cap
sebagai guru pilih kasih. Akibatnya siswa tak akan mengikuti aturan-aturan yang
guru buat. Yakinkan bahwa siswa terbaikpun bila melakukan kesalahan akan
mendapatkan konsekuensi yang sama seperti siswa-siswa lain.
3. Tangani Gangguan Sesegera Mungkin
Saat guru mengalami
gangguan dalam kelas saat proses pembelajaran sedang berlangsung, adalah sangat
baik jika guru segera menanganinya selagi masih dalam taraf yang ringan.
Teknik-teknik tertentu dapat digunakan agar pembelajaran dapat terus berjalan.
Misalnya, guru dapat sambil tetap mempresentasikan suatu materi, berjalan ke
arah sumber gangguan (siswa) lalu menggunakan isyarat-isyarat tertentu agar
gangguan yang mereka timbulkan itu dihentikan. Guru juga dapat memberikan
pertanyaan kepada siswa yang perilakunya tidak sesuai dengan kegiatan belajar
agar ia kembali berfokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. Hindari Konfrontasi di Hadapan Siswa
Suatu saat bisa saja
terjadi konfrontasi antara guru dengan salah satu siswa di dalam kelas karena
siswa tersebut telah melakukan sesuatu yang bersifat melanggar disiplin atau
norma kesopanan dan membuat “guru yang juga manusia” menjadi “marah”. Jika hal
ini terjadi, jangan sampai guru berkonfrontasi di depan siswa-siswa lainnya.
Meskipun siswa-siswa lain tersebut mungkin akan dapat memahami guru, tapi siswa
yang berkonfrontasi dengan guru tersebut akan kehilangan muka dan menjadi
pecundang di hadapan kawan-kawannya. Dengan demikian, guru bisa saja akan
kehilangan kesempatan untuk mengajari siswa itu baik tentang disiplin, norma
kesopanan, bahkan materi pelajaran. Cara terbaik adalah meminta waktu di luar
jam belajar untuk berbicara dari hati ke hati dengan siswa tersebut.
5. Hentikan Gangguan dengan Sedikit Humor
Kadangkala ada perlunya
setiap orang di dalam kelas dapat tertawa bebas. Untuk ini, guru dapat
menggunakan humor-homor yang masih relevan dengan pembelajaran. Sayang sekali,
pada penggunaan humor di dalam pembelajaran, guru sering tak dapat membedakan
mana yang benar-benar humor dan mana kata-kata yang bersifat sarkasme (sindiran
yang bisa menyinggung perasaan) dan mengarah para bullying. Sayang sekali,
kenyataannya banyak guru yang sering membuat lelucon dengan menggunakan siswa
sebagai bahan lelucon. Hati-hati, sesuatu yang guru dan siswa lain anggap
lucu bisa saja bermakna pelecehan bagi siswa yang dijadikan bahan lelucon.
6. Beri Kepercayaan Pada Siswa
Berharaplah bahwa
siswa akan berdisiplin dan memahami tata tertib di dalam pembelajaran guru. Dan
yakinlah akan hal itu. Kepercayaan bahwa mereka mampu belajar dengan baik akan
terpancar dari komunikasi nonverbal guru dengan sendirinya, bahwa siswa tetap
“on the track”, tetap berada dalam kondisi belajar. Selain itu, tunjukkan juga
kepercayaan itu dengan menggunakan komunikasi verbal (kata-kata) semisal: “Saya
yakin, hari ini kita dapat belajar dengan baik. Karena itu bila ada hal-hal
yang ingin didiskusikan, ungkapkan saja dengan terlebih dahulu mengangkat
tangan.” Atau “Saya berharap semua bekerja di dalam kelompoknya masing-masing.
Kalian dipersilakan untuk berdiskusi di dalam kelompok masing-masing, dengan
suara yang tidak mengganggu kelompok lain yang juga sedang berdiskusi atau
bekerja.”
7. Rencanakan Pembelajaran dengan Matang
Tinjau ulang lagi
rencana pembelajaran yang akan digenjot. Hal ini butuh pemikiran mendalam
sehingga pembelajaran tidak akan terstagnasi (macet). Terstagnasinya suatu
pembelajaran karena adanya celah-celah pada setiap segmen pembelajaran dapat
menyebabkan siswa hilang fokus dari kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan
matang-matang bagaimana peralihan dari suatu segmen kegiatan belajar dengan
segmen kegiatan belajar lainnya.
8. Selalu Konsisten
Jika kita memutuskan
suatu hal atau menjanjikan suatu hal kepada siswa, konsistenlah untuk
melaksanakannya. Misalnya saja, jika guru telah berjanji minggu depan akan
mengadakan ulangan, maka sesibuk apapun guru, ulangan harus tetap diadakan.
Jika guru berjanji akan mengadakan praktikum, maka guru harus konsisten untuk
melaksanakannya. Guru yang dengan mudah membatalkan janji atau melanggar
kesepakatan yang telah dibuatnya di kelas bersama-sama siswanya akan tidak
dihargai dengan baik oleh para siswa. Tak ada respek untuk guru macam ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan
dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin
merupakan sikap mental, yang pada hakikatnya sebagai pencerminanan rasa
ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Kaitannya dengan disiplin
kelas, dalam menerapkan disiplin itu sendiri harus memperhatikan hak, kebutuhan
dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin itu sendiri.
Sikap disiplin yang dilakukan
sebenarnya merupakan suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu,
yaitu nilai keagamaan, nilai tradisional, nilai kekuasaan, nilai subjektif dan
nilai rasional.
Dalam menyusun aturan/tata tertib
guna memunculkan disiplin kelas, guru harus melibatkan siswa dalam
pembuatannya, memperhatikan hak, dan kebutuhan peserta didik itu sendiri, serta
peran guru dalam disiplin kelas adalah sebagai salah satu komponen yang harus
juga mematuhi peratuaran yang dibuatnya, bukan hanya sebagai pengatur tanpa
ikut melaksanakan.
B.
Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya
harus mengetahui dan memahami bagaimana cara kita bersikap disiplin, tentunya
dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu karena kita sebagai agen percontohan
mereka para peserta didik, setelah nantinya menjadi seorang pendidik, dalam
menyusun atau menrancang aturan disiplin kelas hendaknya memperhatikan hak dan
kebutuhan siswa, tetntunya mengikat tetapi tidak memberatkan mereka. Selain
itu, peran dan sikap kita sebagai guru juga harus diselaraskan sesuai dengan
aturan yang berlaku, karena sasaran disiplin kelas bukan hanya untuk siswa
saja, melainkan juga berlaku untuk guru sebagai salah satu komponen kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Disiplin Kelas. [Online]. Tersedia
: http://kumpulantugassaya.wordpress.com/2012/06/04/disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.
Milhah. (2012). Manajemen Kelas. [Online]. Tersedia : http://manajkelas.wordpress.com/tag/disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.
Rachman,
Maman. (1998). Manajemen Kelas.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Suhadinet.
(2010). 8 Tips Manajemen dan Disiplin
Kelas. [Online]. Tersedia : http://suhadinet.wordpress.com/2010/04/05/8-tips-manajemen-dan-disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar