Rabu, 25 November 2015

PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN KELAS



KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Bahasa Indonesia sebagai Penghela Pengetahuan” dengan baik. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umat-Nya.
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental, yang pada hakikatnya sebagai pencerminanan rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Kaitannya dengan disiplin kelas, dalam menerapkan disiplin itu sendiri harus memperhatikan hak, kebutuhan dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin itu sendiri.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.        Dra. Hj. Ening Widaningsih, M.Pd,. selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Kelas yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini;
2.        Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3.        Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Kami mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang bersifat konstruksif dalam perbaikan dikemudian hari.

Bandung, Oktober 2014                                                                     Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.....................................................................................
B.     Rumusan Masalah.................................................................................
C.     Tujuan...................................................................................................
D.    Sistematika...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Disiplin Kelas.....................................................................
B.     Nilai-Nilai Penuntut Sikap Disiplin......................................................
C.     Pendekatan-Pendekatan Disiplin Kelas................................................
D.    Hak Peserta Didik  dalam Penentuan Disiplin Kelas...........................
E.     Kebutuhan Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas.................
F.      Tampilan Guru Hubungannya dalam Disiplin Kelas............................
G.    Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa...............................................
H.    Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas...............................................
I.       Upaya Menegakkan Disiplin................................................................
J.       Tips-tips Menjalankan Disiplin Kelas...................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...........................................................................................
B.     Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya terkait antara pengetahuan, sikap dan perilaku. Kebenaran, kejujuran, tangggung jawab, kebebasan, rasa kasih sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui dan ditegakkan oleh para sisiwa.
Peserta didik belajar beberapa hal dengan cara mendengarkan misalnya, tetapi mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata-kata dan gagasan mereka sendiri. Dari sini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus mengarahkan dan menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila tata tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan.
Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki banyak kepentingan, demikian kepala sekolah. Permasalahannya adalah bagaimana kepentingan-kepentingan dari masing-masing pihak dapat terpenuhi dan dapat diselaraskan agar tidak terjadi bentrokan.
Tidak terpenuhi kepentingan/kebutuhan oleh para pihak akan timbul gangguan yang mengganggu tatanan hidup dalam berinteraksi atau dalam berproses misalnya, dalam proses pembelajaran. Disamping itu, para guru/kepala sekolah perlu mencermati kepentingan/kebutuhan dalam memahami sumber-sumber pelanggaran disiplin maka akan diketahui pula secara teoritis cara penanggulangannya.
Dalam makalah ini akan membicarakan mengenai prinsip-prinsip disiplin kelas yang meliputi pengertian disiplin kelas, hak, kebutuhan dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin kelas.
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut diantaranya :
1.         Apa pengertian disiplin kelas?
2.         Apa saja nilai-nilai penuntut sikap disiplin?
3.         Apa saja pendekatan-pendekatan disiplin kelas?
4.         Apa saja hak peserta didik dalam penentuan disiplin kelas?
5.         Bagaimana kebutuhan peserta didik dalam penentuan disiplin kelas?
6.         Bagaimana tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas?
7.          Bagaimana bentuk- bentuk  disiplin belajar siswa ?
8.         Bagaimana teknik-teknik membina disiplin kelas ?
9.         Bagaimana upaya menegakkan disiplin ?
10.     Apa saja tips-tips menjalankan disiplin kelas ?

C.      Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Mengetahui dan memahami pengertian disiplin kelas.
2.         Mengetahui dan memahami nilai-nilai penuntut sikap disiplin.
3.         Mengetahui dan memahami pendekatan-pendekatan disiplin kelas.
4.         Mengetahui dan memahami hak peserta didik dalam penentuan disiplin kelas.
5.         Mengetahui dan memahami kebutuhan peserta didik dalam penentuan disiplin kelas.
6.         Mengetahui dan memahami tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas.
7.         Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk disiplin belajar siswa.
8.         Mengetahui dan memahami teknik-teknik membina disiplin kelas.
9.         Mengetahui dan memahami upaya dalam menegakkan disiplin.
10.     Mengetahui dan memahami tips-tips menjalankan disiplin kelas.



D.      Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, dengan sistematika yaitu Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari empat subbab secara umum, yaitu Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan makalah, dan Sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan. Pada bab yang kedua ini berisi tentang materi yang dibahas, yang dibagi kedalam beberapa subbab, yaitu: pengertian disiplin kelas, nilai-nilai penuntut sikap disiplin, pendekatan-pendekatan disiplin kelas, hak peserta didik  dalam penentuan disiplin kelas, kebutuhan peserta didik dalam penentuan disiplin kelas, tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas.
Bab III Penutup.Bab ini terbagi kedalam dua subbab yaitu Kesimpulan dan Saran.
                                                                                        


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Disiplin Kelas
            Kata disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang merujuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disciple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawa pengawasan seorang impinan. Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun (AsyMas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT TigaSerangkai, 2000). Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.
            Adapun menurut kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta, istilah disiplin mengandung pengertian sebagai berikut : - Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib di sekolah. - Ketaatan pada aturan dan tata tertib. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapatlah penulis katakan bahwa disiplin adalah rasa tanggung jawab dari pihak murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik. Dan juga disiplin bukan hanya suatu aspek tingkah laku siswa di dalam kelas/sekolah saja, melainkan juga di dalam kehidupannya di masyarakat sehari-hari. Dengan demikian anak yang tidak mengenal disiplin akan cenderung menjadi anak nakal/pembangkang, oleh karena itu pembentukan disiplin adalah sejalan dengan pendidikan watak.
            Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi  terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu termasuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi: 114).Ketertiban merajuk kepada ketertiban seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau di sebabkan oleh sesuatu yng datang dari luar. Disiplin atau siasat merujuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Diknasmen, 1996: 10).
            Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri sesseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada perilaku yang harus dicegah atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan. Pembentukan disiplin pada saat sekarang bukan sekedar menjadikan anak agar patuh dan taat pada aturan dan tata tertib tanpa alasan sehingga mau menerima begitu saja, melainkan sebagai usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya ia berperilaku baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atau guru melainkan karena kesadaran dari dirinya.
            Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan pada otoritas gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu sikap batin, bukan kepatuhan otomatis. Siswapun bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang tidak tegang, ada kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah.
            Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

B.     Nilai-nilai Penuntut Sikap Disiplin
            Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi :
a.       Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
     Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindakan-tindakan disiplin yang penuh ketulusan unuk berkorban. Contoh : kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama satu bulan pada bulan  Romadhon bagi umat islam, tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa selama satu hari pada hari Raya Nyepi bagi umat hindu, dan sebagainya.
b.      Nilai-nilai tradisional
     Nila-nilai ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan mengandung misteri. Contoh : pantanagan makan kaki ayam  kalau tulisannya ingin baik; pantangan menduduki bantal; sialnya angka 13; pantangan menanam bunga Baugenvill di depan rumah bagi yang memiliki anak gadis dan sebagainya.
c.       Nilai-nilai kekuasaan
     Nilai ini bersumber dar penguasa yang melahirkan tindak-taduk disiplin demi terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Contoh : harus membayar upeti; harus jongkok bila peguasa datang, dan sebagainya.
d.      Nilai-nilai subjektif
     Pengakuan dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yan melahirkan tindak-tanduk yang egosentrik. Contoh:  menurut pendapat saya hal ini tidak benar karena Pak Kiai tidak mengatakannya; katanya hal tersebut dilarang karena Pak Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.
e.       Nilai rasional
     Nilai yang memberikan penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: Jika ingin berhasil dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar; jika ingin selamat maka semua pengguna jalan harus mentaati peraturan lalu lintas dan sebagainya.
            Kaitannya dengan disiplin sekolah atau kelas, maka tindak-tanduk yang diharapkan adalah tindak tanduk yang mencerminkan kepatuhan dari berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik siswa, guru dan karyawannya yang tertuang dalam tata tertib sekolah atau kelas.

C.    Pendekatan-Pendekatan Disiplin Kelas
            Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan guru harus:
1.      Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
2.      Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
3.      Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan control dari peserta  didik;
4.      Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;
5.      Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.
            Disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang di tunjukkan untuk membantu peserta didik. Dengan disiplin, mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu, disiplin juga penting sebagai cara dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin di tunjukkan peserta didi terhadap lingkungannya.
            Disiplin muncul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang ingin dilakukan oleh individu dengan individu yang lain. Keseimbangan tersebut dipenuhi sampai batas-batas tertentu. Pemenuhan keseimbangan itu diusahakan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa melanggar hak-hak orang lain.
            Para peserta didik, dengan disiplin diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu pula. Terciptanya kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima. Itu semua adalah dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Suatu keuntungan lain dari adanya disiplin adalah para peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Lebih lanjut dengan adanya pembiasaan tersebut maka akan tumbuh jiwa tentram dalam diri dan masyarakat sekitar.
            Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi beban kebebasan dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaliknya, ia ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
            Pendekatan yang dapat digunakan guru dalam menegakkan disiplin pada diri siswa antara lain sebagai berikut :
1.    Pemberian bimbingan
Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan menumbuhkan gagasan baru/ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat kelasnya. Dalam hubungan ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk memahami dan mengenali diri sendiri. Untuk itu diperlukan pendekatan dengan siswa dalam situasi yang wajar sehingga memungkinkan mereka mengembangkan pola-pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri sendiri.
2.    Evaluasi pada diri pribadi
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah lakunya berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar belajar yang efektif.

D.    Hak Peserta Didik  dalam Penentuan Disiplin Kelas
            Banyak guru kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak-hak tertentu di dalam lingkungan sekolah. Hak-hak tersebut semuanya diatur dan diperkuat oleh peraturan dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat: orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke sekolah, ke Persatuan Orang Tua Siswa, atau ke Pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu dijamin adalah (Mc Neil dan Wiler, 1990) :
1.      Hak menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya.
2.      Hak persamaan kedudukan atau kebebasan dan diskriminasi dalam kelompok.
3.      Hak berekspresi secara pribadi.
4.      Hak keleluasaan pribadi, dan
5.      Hak menyelesaikan (studi) secara cepat.
            Hak-hak itu semua adalah hak-hak umum yang dimiliki para siswa. Dalam kaitan ini guru harus berusaha menerapkan dalam praktik-praktik disiplin baik pada kebijakan sekolah maupun peraturan atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu ada garis sinkronisasi antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan pertimbangan peraturan yang dibuat.

E.     Kebutuhan Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas
            Kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan banyak sistem disiplin kelas atau sekolah. Satu contoh adalah hak dan kebutuhan tertentu dari siswa cacat dan siswa yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya, anak cacat tidak dapat dikeluarkan dari sekolah kecuali jika Dewan Pertimbangan Kualifikasi Profesional menentukan lain. Penentuan itu seperti bahwa penanganan terhadap mereka jika diteruskan disekolah tersebut akan merugikan kedua belah pihak.
            Berkaitan dengan sejumlah besar kebutuhan para siswa, guru perlu mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan, tingkat kemampuan umum para siswa, dan latar belakang sosio-ekonomi para siswa. Dalam beberapa kelas tingkat perhatian kepada para siswa tidak sepenting kelas lainnya, tetapi dilain kelas, terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan rendah guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat, dan seksama. Sebagai contoh siswa yang datang dari keluarga yang berkarakter yang pola disiplinnya bertempramen kasar, maka kondisi seperti itu akan terbawa kedalam ruang kelas. Juga banyak guru mengalami problem disiplin ketika para siswa gagal melihat keterkaitan pelaksanaan antara materi yang disajikan kepada kehidupan mereka.
            Dalam hal khusus guru-guru memerlukan pertimbangan tentang hubugan program disiplin yang dibuat dengan motivasi individu para siswa. Dalam menegakkan seperangkat ketentuan disiplin sekolah, guru perlu mengkomunikasikan bagaimana para siswa seyogyanya bertingkah laku dan apa yang akan terjadi bila siswa berkelakuan lain. Beberapa prblema yang akan mengganggu disiplin seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini. Contoh dari problema itu adalah siswa melawan. Terhadap hal tersebut, apakah guru membiarkan prilaku siswa yang keluar dari ketentuan yang diharapkan. Tentu saja tidak, oleh karena itu kalau terjadi hal seperti itu tindakann preventif segera dapat diterapkan.

F.     Tampilan Guru Hubungannya dalam Disiplin Kelas
            Keberadaan guru dikelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum atau materi yang direncanakan kepada para siswa, tetapi kondisi personal disiplin para guru itu sendiri dikelas perlu ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan kepada pemahaman umum dari apa yang diharapkan para siswa. Program yang cukup efektif dalam memberi pemahaman disiplin misalnya dapat dilaksanakan sekolah dengan cara melibatkan para siswa untuk mendiskusikan topik-topik yang menjadi kepedulian sekolah.
            Faktor disiplin penting lain dapat berkembang pada sejumlah guru ditingkat sekolah dasar dan menengah yang mengajar secara tim. Walaupun guru tersebut tidak secara riil mengajar bersama dan menyampaikan kepada para siswa dalam bahasan yang sama pada ruang atau waktu saat para guru mengajar. Karena pra siswa diajar oleh masing-masing guru dalam kelompok tim, maka komponen penting dari disiplin harus dirumuskan. Karena kalau tidak dirumuskan akan terjadi ketidak konsistenan antara siswa satu dengan yang lainnya dalam menangkap makna materi. Misalnya, seorang guru membiarkan seorang siswa menyontek sementara yang lain tidak diijinkan. Perlakuan diskriminatif ini akan menimbulkan ketidak konsistenan diantara mereka. Lebih lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara para profesional sekolah mengenai pelaksanaan pemeliharaan disiplin dikelas.
            Guru baru harus memandang mereka sendiri sebagai bagian kelompok atau tim yang bertanggung jawab menyampaikan perencanaan pendeidikan tentang disiplin. Mereka hendaknya tidak sebagai seorang ahli yang berpraktik dalam kelas yang terisolasi, melainkan perlu kerterpaduan antara teori dan prakek.  


G.    Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa

1.    Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar
       Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswayang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
       Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.
       Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :
a.       Kesadaran atas tanggung jawab belajar,
b.      Cara belajar yang efisien,
c.       Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,2005)
       Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
       Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.

2.    Disiplin terhadap pemanfaatan waktu
a.    Cara mengatur waktu belajar
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.
Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.
b.    Pengelompokan waktu.
Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
c.    Penjatahan waktu belajar.
Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak banyak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.
Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
1)      Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
2)      Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
3)      Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
4)      Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
5)      Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

3.    Disiplin terhadap tugas
a.    Mengerjakan tugas rumah
Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri” (Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
b.    Mengerjakan tugas di sekolah
Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :
1)   Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
2)   Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.
3)   Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.
4)   Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5)   Peliharalah kondisi kesehatan.
6)   Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
7)   Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

4.    Disiplin terhadap tata tertib.
       Didalam proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karena dalam suatu sekolah yang tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.
       Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertib kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.
       Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lembaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadapsiswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.


H.    Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas
            Terdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain:
1.      Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya memberi contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2.      Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3.      Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.
            Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:
1.      Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa.
2.      Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
3.      Membina organisasi kelas secara demokratis.
4.      Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
5.      Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya. 
6.      Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.


I.       Upaya Menegakkan Disiplin
           
            Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua. Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1.    Pihak guru
       Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras. Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
a.       Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoriter membuat suasana kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.
b.      Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.
c.       Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga tidak memaksa siswa berjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.
d.      Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya. Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang kewibawaanya.

2.    Pihak siswa
       Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah pentingnya, karena faktor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan disiplin dalam kelas, anatara lain:
a.    Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta menciptakan suasana disiplin di dalam kelas.
b.    Siswa hendaknya memiliki kesadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.
c.    Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.
d.   Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.
3.    Pihak Orang Tua Siswa
       Peranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara lain:
a.       Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.
b.      Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan cara turut serta mengawasinya.
c.       Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.

J.      Tips-tips Menjalankan Disiplin Kelas
            Disiplin dan manajemen kelas saat proses belajar mengajar adalah suatu komponen penting untuk mengefektifkan pembelajaran. Disiplin dan manajemen kelas bukan hanya harus dipelajari oleh setiap guru tetapi juga harus dipraktekkan setiap hari. Berikut ini adalah beberapa tips yang mungkin dapat membantu guru untuk mendisiplinkan dan memanajemen kelas, sehingga interupsi dan gangguan pada proses belajar mengajar menjadi lebih berkurang.
1.    Tonggak pada hari pertama masuk kelas
Sadarkah kita para guru, bahwa pada awal-awal pembelajaran di tahun ajaran baru atau awal semester kita sering melewatkan suatu hal yang amat penting? Ya, para guru sering lupa bahwa sebenarnya awal tahun ajaran baru dan awal semester baru dihari pertama kita masuk kelas adalah tonggak awal penerapan disiplin dengan membuat sebuah kesepakatan awal tentang tata tertib di kelas atau mata pelajaran kita. Jadi buatlah tata tertib dan disiplin yang disepakati bersama antara guru dan siswa.
2.    Keadilan Amatlah Penting
Siswa sangat mampu merasakan adanya suatu keadilan atau ketidakadilan. Oleh karena itu, guru harus selalu bersikap adil kepada seluruh siswa tanpa kecuali. Bila guru tidak memperlakukan siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan diberi cap sebagai guru pilih kasih. Akibatnya siswa tak akan mengikuti aturan-aturan yang guru buat. Yakinkan bahwa siswa terbaikpun bila melakukan kesalahan akan mendapatkan konsekuensi yang sama seperti siswa-siswa lain.
3.    Tangani Gangguan Sesegera Mungkin
Saat guru mengalami gangguan dalam kelas saat proses pembelajaran sedang berlangsung, adalah sangat baik jika guru segera menanganinya selagi masih dalam taraf yang ringan. Teknik-teknik tertentu dapat digunakan agar pembelajaran dapat terus berjalan. Misalnya, guru dapat sambil tetap mempresentasikan suatu materi, berjalan ke arah sumber gangguan (siswa) lalu menggunakan isyarat-isyarat tertentu agar gangguan yang mereka timbulkan itu dihentikan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang perilakunya tidak sesuai dengan kegiatan belajar agar ia kembali berfokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
4.    Hindari Konfrontasi di Hadapan Siswa
Suatu saat bisa saja terjadi konfrontasi antara guru dengan salah satu siswa di dalam kelas karena siswa tersebut telah melakukan sesuatu yang bersifat melanggar disiplin atau norma kesopanan dan membuat “guru yang juga manusia” menjadi “marah”. Jika hal ini terjadi, jangan sampai guru berkonfrontasi di depan siswa-siswa lainnya. Meskipun siswa-siswa lain tersebut mungkin akan dapat memahami guru, tapi siswa yang berkonfrontasi dengan guru tersebut akan kehilangan muka dan menjadi pecundang di hadapan kawan-kawannya. Dengan demikian, guru bisa saja akan kehilangan kesempatan untuk mengajari siswa itu baik tentang disiplin, norma kesopanan, bahkan materi pelajaran. Cara terbaik adalah meminta waktu di luar jam belajar untuk berbicara dari hati ke hati dengan siswa tersebut.
5.    Hentikan Gangguan dengan Sedikit Humor
Kadangkala ada perlunya setiap orang di dalam kelas dapat tertawa bebas. Untuk ini, guru dapat menggunakan humor-homor yang masih relevan dengan pembelajaran. Sayang sekali, pada penggunaan humor di dalam pembelajaran, guru sering tak dapat membedakan mana yang benar-benar humor dan mana kata-kata yang bersifat sarkasme (sindiran yang bisa menyinggung perasaan) dan mengarah para bullying. Sayang sekali, kenyataannya banyak guru yang sering membuat lelucon dengan menggunakan siswa sebagai bahan lelucon.  Hati-hati, sesuatu yang guru dan siswa lain anggap lucu bisa saja bermakna pelecehan bagi siswa yang dijadikan bahan lelucon.
6.    Beri Kepercayaan Pada Siswa
Berharaplah bahwa siswa akan berdisiplin dan memahami tata tertib di dalam pembelajaran guru. Dan yakinlah akan hal itu. Kepercayaan bahwa mereka mampu belajar dengan baik akan terpancar dari komunikasi nonverbal guru dengan sendirinya, bahwa siswa tetap “on the track”, tetap berada dalam kondisi belajar. Selain itu, tunjukkan juga kepercayaan itu dengan menggunakan komunikasi verbal (kata-kata) semisal: “Saya yakin, hari ini kita dapat belajar dengan baik. Karena itu bila ada hal-hal yang ingin didiskusikan, ungkapkan saja dengan terlebih dahulu mengangkat tangan.” Atau “Saya berharap semua bekerja di dalam kelompoknya masing-masing. Kalian dipersilakan untuk berdiskusi di dalam kelompok masing-masing, dengan suara yang tidak mengganggu kelompok lain yang juga sedang berdiskusi atau bekerja.”
7.    Rencanakan Pembelajaran dengan Matang
Tinjau ulang lagi rencana pembelajaran yang akan digenjot. Hal ini butuh pemikiran mendalam sehingga pembelajaran tidak akan terstagnasi (macet). Terstagnasinya suatu pembelajaran karena adanya celah-celah pada setiap segmen pembelajaran dapat menyebabkan siswa hilang fokus dari kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan matang-matang bagaimana peralihan dari suatu segmen kegiatan belajar dengan segmen kegiatan belajar lainnya.
8.    Selalu Konsisten
Jika kita memutuskan suatu hal atau menjanjikan suatu hal kepada siswa, konsistenlah untuk melaksanakannya. Misalnya saja, jika guru telah berjanji minggu depan akan mengadakan ulangan, maka sesibuk apapun guru, ulangan harus tetap diadakan. Jika guru berjanji akan mengadakan praktikum, maka guru harus konsisten untuk melaksanakannya. Guru yang dengan mudah membatalkan janji atau melanggar kesepakatan yang telah dibuatnya di kelas bersama-sama siswanya akan tidak dihargai dengan baik oleh para siswa. Tak ada respek untuk guru macam ini.
   
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental, yang pada hakikatnya sebagai pencerminanan rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Kaitannya dengan disiplin kelas, dalam menerapkan disiplin itu sendiri harus memperhatikan hak, kebutuhan dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin itu sendiri.
Sikap disiplin yang dilakukan sebenarnya merupakan suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu, yaitu nilai keagamaan, nilai tradisional, nilai kekuasaan, nilai subjektif dan nilai rasional.
Dalam menyusun aturan/tata tertib guna memunculkan disiplin kelas, guru harus melibatkan siswa dalam pembuatannya, memperhatikan hak, dan kebutuhan peserta didik itu sendiri, serta peran guru dalam disiplin kelas adalah sebagai salah satu komponen yang harus juga mematuhi peratuaran yang dibuatnya, bukan hanya sebagai pengatur tanpa ikut melaksanakan.

B.       Saran

Sebagai calon pendidik, hendaknya harus mengetahui dan memahami bagaimana cara kita bersikap disiplin, tentunya dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu karena kita sebagai agen percontohan mereka para peserta didik, setelah nantinya menjadi seorang pendidik, dalam menyusun atau menrancang aturan disiplin kelas hendaknya memperhatikan hak dan kebutuhan siswa, tetntunya mengikat tetapi tidak memberatkan mereka. Selain itu, peran dan sikap kita sebagai guru juga harus diselaraskan sesuai dengan aturan yang berlaku, karena sasaran disiplin kelas bukan hanya untuk siswa saja, melainkan juga berlaku untuk guru sebagai salah satu komponen kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Disiplin Kelas. [Online]. Tersedia :   http://kumpulantugassaya.wordpress.com/2012/06/04/disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.

Milhah. (2012). Manajemen Kelas. [Online]. Tersedia : http://manajkelas.wordpress.com/tag/disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.

Rachman, Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Suhadinet. (2010). 8 Tips Manajemen dan Disiplin Kelas. [Online]. Tersedia : http://suhadinet.wordpress.com/2010/04/05/8-tips-manajemen-dan-disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar