KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjunan kita
Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada
kita selaku umatnya.
Makalah ini berisi
materi tentang “Disiplin
pada Level Sekolah dan Kelas, Membina Hubungan Sekolah dan Masyarakat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Pengelolaan Kelas.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini
Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Bandung, November 2014
Penyusun
i
|
|
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 1
D.
Sistematika Penulisan................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Disiplin pada Level Sekolah dan Kelas...................................................... 3
B.
Membina Hubungan Sekolah dan Masyarakat........................................... 5
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................. 11
B.
Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Disiplin
bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin merupakan
hal yang kompleks dan banyak kaitannya yaitu berkait antara pengetahuan, sikap
dan perilaku, kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, kebebasan, rasa kasih
sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa aturan disiplin
kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui, disikapi dan ditegakkan oleh
para siswa.
Dalam kaitan
ini perlu diingat bahwa (1) disiplin dipertimbangkan sebagai kecenderungan dari
para peserta didik menyetujui harapan para guru, (2) disiplin merupakan alat
bantu menumbuhkan gagasan mutakhir dan seleksi praktik-praktik baru, dan (3)
pelayanan yang layak cenderung menumbuhkan kualitas disiplin.
Berdasarkan
hal tersebut, perlu diketahui dan diingat bahwa disiplin ini perlu
dipertimbangkan sebagai suatu kecenderungan dari peserta didik untuk menyetujui
apa yang diharapkan dari para guru, disiplin ini merupakan alat bantu untuk
menumbuhkan gagasan yang mutakhir dan seleksi dari praktik-praktik baru, dan
pelayanan yang layak cenderung menumbuhkan kualitas disiplin. Di dalam disiplin
bagi peserta didik ini tentu perlu adanya suatu kerjasama yang baik antara
pihak sekolah, orang tua dan masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
dari latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa
rumusan masalah, yaitu :
1)
Apa cakupan
disiplin pada level kelas dan sekolah?
2)
Bagaimana cara
membina hubungan sekolah dan masyarakat?
C.
Tujuan
Makalah
Yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk :
1) Mengetahui
cakupan dari displin pada level kelas dan sekolah
2) Mengetahui
cara membina hubungan sekolah dan masyarakat
3) Memahami
4) Mengetahui
5) Mengetahui
6) Mengetahui
D.
Sistematika
Makalah
Makalah
ini terdiri dari tiga BAB, dengan sistematika sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan. Dalam BAB ini
terdiri dari empat subbab secara umum, yaitu Latar belakang, Rumusan masalah,
Tujuan makalah, dan Sistematika penulisan.
2.
Bab II Pembahasan. Pada BAB yang kedua ini berisi tentang materi yang
dibahas, yang dibagi kedalam beberapa subbab, yaitu Disiplin pada level sekolah
dan kelas, Mebina hubungan sekolah dan masyarakat.
3.
Bab III Penutup. Di dalamnya terbagi kedalam dua subbab yaitu Kesimpulan
dan juga Saran.
|
A.
Disiplin
pada Level Sekolah dan Kelas
Sekolah dalam upaya menciptakan
disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan melibatkan berbagai
unsur atau pihak misalnya: dengan guru dalam memberdayakan semua kebijakan;
usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang;
bekerja sama secara erat dengan orang tua, dan para pembina atau pendamping
sekolah. Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan untuk menanggulangi
perilaku menyimpang para siswa melalui manajemen pembelajaran atau kurikuler.
Beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan timbulnya problema disiplin adalah kegaduhan, corak suasana
sekolah, pengaruh komunitas yang tidak diinginkan, ketidak teraturan dan
ketidakajegan dalam menerapkan peraturan atau hukuman. Tipe-tipe penanggulangan
problema disiplin ini biasanya didekati oleh pendekatan teknik manajerial.
Misal, Kepala Sekolah dapat meminta staf sekolah, pembina dan guru untuk
mengetahui para siswa dan latar belakangnya, menyusun jadwal sebaik mungkin
sehingga tidak terjadi satu kegiatan mengganggu kegiatan lain atau kegiatan
berfluktuasi pada saat yang sama, menciptakan suasana seperti dirumah sendiri
dengan memodifikasi sekolah secara artistik dengan tanaman hidup agar para
siswa betah tinggal di sekolah. Sekolah juga dapat mengurangi problema
timbulnya gangguan disiplin dengan menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan
komunitas lingkungan sekitar dan aparat keamanan lingkungan. Hubungan dan kerjasama
tersebut seperti memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar memanfaatkan
sebagian fasilitas sekolah dan melibatkan mereka untuk ikut serta membangun
wilayah sekitar.
Di samping itu, sekolah secara
teratur menyampaikan laporan dan meminta laporan kepada aparat keamanan.
Memberi laporan tentang kegiatan sekolah, misal laporan kegiatan penerimaan dan
pengumuman penerimaan siswa baru, pengumuman kelulusan evaluasi belajar
nasional (EBTANAS), acara pekan olah raga dan seni dan sebagainya. Meminta laporan
tentang situasi keamanan pada setiap saat, dan memberi kesempatan kepada yang
berwajib memberi penyuluhan tentang gerakan disiplin nasional, bahaya narkotik,
tertib lalu lintas dan sebagainya. Banyak sekolah menghadapi bermacam-macam
gangguan disiplin karena adanya watak suka merusak, perbuatan merusak fasilitas
sekolah, merokok, dan penggunaan obat-obat terlarang dari para siswanya. Uraian
di atas menunjukkan bahwa manajemen kelas dalam menanggulangi gangguan disiplin
adalah hal yang kompleks. Puncaknya menumbuhkan kesadarn diri bahwa guru harus
merencanakan model pendekatan sendiri yang cocok dengan tampilan diri dan
pembelajarnya. Di kelas guru harus banyak bertukar pikiran dan menanyakan
kepada para siswa tentang hidup dan belajar sukses. Oleh karena itu, hal-hal
berikut seperti yang dikemukakan oleh McNeil dan Wiles (1990) perlu dihayati
dan disimak:
1. menunjukkan
perilaku siswa yang diharapkan dimasa depan,
2. mendengarkan,
ketika para siswa menceritakan tentang kepedulian mereka,
3. mengetahui
sedapat mungkin dan seawal mungkin nama-nama para siswa,
4. menghindari
kata-kata sindirian; berlakulah positif,
5. tersenyum,
bersahabat, dan menjalin hubungan harmonis penuh respek,
6. mengetahui
karakter (sifat, watak) dan latar belakang para siswa,
7. bila
mungkin, abaikan pelanggaran-pelanggaran kecil,
8. mencoba
menghindari bentuk-bentuk hukuman secara kelompok,
9. menciptakan
disiplin kelas sebagai tujuan utama.
Di samping itu terdapat beberapa
teknik yang dapat membantu pemeliharaan disiplin kelas dalam mengajar seperti
berikut ini:
1. tepat waktu
dan mulailah pelajaran sesegera mungkin; siapkan sesuatu yang harus dikerjakan
para siswa,
2. siapkan
rencana pelajaran dan informasikan kepada para siswa apa, kapan, dan dimana
aktivitas itu dikerjakan,
3. lakukan
sesuatu dengan aturan dan pelaksanaan yang sama dan konsisten,
4. bervariasi
dalam aktivitas kelas,
5. tidak
mengancam dan menantang para siswa,
6. buatlah
tugas para siswa yang tepat dan cocok,
7. jagalah dan
kontrol suara guru,
8. tegas dalam
permulaan dan secara perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin
baik,
9. hindari
adanya siswa favorit diantara mereka,
10. jalin
hubungan kerjasama dengan orang tua.
Petunjuk tersebut kiranya dapat
berguna dan sebagai penopang dalam upaya menaggulanggi gangguan disiplin di
kelas. Nasehat yang simpatik bagi guru-guru baru berkaitan dengan disiplin
adalah “mengetahui apa yang akan diterjadikan
sebelum hal itu terjadi”. Guru-guru yang berpengalaman dalam memelihara
disiplin kelas ialah dengan cara mengontrol suasana kelas dan memanipulasi
kelas tersebut berdasar variasi respon para siswa. Guru lain memanipulasi untuk
terciptanya suasana kelas yang diharapkan adalah dengan mengembangkan penguatan
verbal dan non verbal. Penguatan verbal seperti: baik, bagus, pekerjaanmu cukup
rapi dan sebagainya. Sedangkan penguatan non verbal seperti: gerakan badan,
sentuhan, perubahan mimik, gerakan mendekati, memberi hadiah, dan sebagainya.
B.
Membina
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Sekolah secara formal
adalah wadah atau tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyrakat dimana sekolah itu
berada. Sebaliknya, masyarakat diharapkan membantu dan bekerja sama dengan
sekolah agar program sekolah berjalan lanacar dan lulusan yang dihasilkan
memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara. Oleh sebab itu, hubungan yang saling
menguntungkan antara sekolah dan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan
secara harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi hubungan sekolah
dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan instansi terkait, hubungan
sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat, dan hubungan sekolah dengan
lembaga pendidikan lainnya. (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996: 39 43)
1. Hubungan
sekolah dengan orang tua siswa
Sekolah
adalah lemabaga pendidikan yang secara formal dan potensial memiliki peranan
paling penting dan strategis bagi pembinaan dan pengembangan generasi muda,
khususnya parasekolah dasar. Sedangkan orang tua siswa adalah pendidik pertama
dan utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan pengembangan para
siswa tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan hubungan yang harmonis dan
terus menerus dan berkelanjutan antara sekolah dan orang tua siswa.
Hubungan
sekolah dengan orang tua dapat dijalin melalui sarana wadah perkumpulan orang
tua siswa, guru atau tenaga kependidikan lainnya dinamakan Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan. Dengan adanya hubungan antara sekolah dan orang tua
tersebut maka manfaat yang diharakan diperoleh adalah:
a. Orang
tua siswa mengetahui tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah,
b. Sekolah
mengetahui semua kegiatan orang tua dan para siswa di rumah,
c. Orang
tua siswa mau memberi perhatian yang sangat besar dalam menunjang
kegiatan-kegiatan sekolah.
Agar orang tua siswa
mengetahi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah, sekolah perlu
melaksanakan antara lain hal-hal berikut ini.
a. Memberi
informasi seluas-luasnya tentang program sekolah. Pemberian informasi itu dapat
dilakukan misalnya dalam rapat-rapat, bazar, pemeran, malam kesenian, pekan
olahraga, dan melalui penjelasan tertulis.
b. Melakukan
kunjungan rumah oleh guru atau kepala sekolah secara teratur dan rutin.
c. Menetapkan
satu bulan dalam satu tahun pelajaran sebagai BULAN INFORMASI yang kegiatannya
dapat berupa:
1) Mengadakan
dialog dengan orang tua/ wali siswa tentang perkembangan sekolah dan
pembangunan yang sedang dilaksanakan dan yang akan dihadapi sekolah,
2) \menginformasikan
bahwa sekolah sebagai lingkungan pendidikan berkewajiban untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia,
3) Menjelaskan
bahwa manusia yang berkualitas itu hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan
bermutu, menyadarkan pihak orang tua/ wali siswa bahwa keterlibatan mereka
dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan mutlak diperlukan,
4) Meningkatkan
kesadaran orang tua/ wali siswa tentang betapa pentingnya pendidikan bagi anak
manusia agar mereka dapat menjadi warga negara yang berkualitas dan berguna,
5) Meningkatkan
kesadaran orang tua/ wali siswa agar mau menyekolahkan putra-putrinya sampai
tamat
Dengan diketahuinya
kegiatan-kegiatan sekolah dan dengan tumbuhnya kesadaran orang tua/wali siswa
diharapkan mereka merasa memiliki, mau berpartisipasi, dan mau memberi bantuan
dalam melaksanakan semua rencana sekolah, sehingga kualitas lulusan yang
diharapkan sekolah dan orang tua/ wali siswa tercapai. Partisipasi tersebut
dapat berupa:
a. Memotivasi
putra-putrinya untuk belajar dengan baik,
b. Melengkapi
semua keperluan belajar putra-putrinya,
c. Mengarahkan
putra-putrinya untuk belajar secara teratur pada jam-jam tertentu dan mengatur
waktu untuk kegiatan lain di rumah, misalnya nonton TV, bermain, berkunjung
kepada keluarga tetangga, atau teman dan sebagainya,
d. Menciptakan
suasana yang mendukung dalam keluarga yang dapat mendorong putra-putrinya rajin
belajar,
e. Mengawasi
dan mengecek putra-putrinya dalam melaksanakanntugas-tugas yang diberikan
sekolah,
f. Ikut
membantu tegaknya disiplin sekolah,
g. Ikut
mendorong putra-putrinya memenuhi tata tertib sekolah,
h. Ikut
memberikan perhatian terhadap perkembangan situasi pendidikan sekolah,
i.
Memenuhi
undangan rapat dan undangan lainnya dari sekolah bagi kepentingan
putra-putrinya,
j.
Membantu
tegaknya wibawa Kepala Sekolah dan para guru,
k. Memberikan
saran dan kritik dalam menegakkan wibawa Kepala Sekolah dan Guru,
l.
Membentu
memlihara nama baik sekolah,
m. Mendorong
agar putra-putrinya gemar membaca dan tidak lalai dalam mengerjakan pekerjaan
rumah,
n. Mendorong
putra-putrinya agar ikut ambil bagian dalam kegiatan ko dan ekstra kurikuler
seperti: kesenian, olah raga pramuka, UKS, dan kegiatan lain yang
diselenggarakan di sekolah,
o. Mendorong
putra-putrinya memelihara kemanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan
kekeluargaan, serta kerapihan baik di rumah maupun di sekolah,
2. Hubungan
sekolah dengan Instansi terkait
Sekolah perlu membina hubungan baik secara timbal
balik dengan instansi terkait, instansi terkait itu seperti Lurah/ Kepala Desa,
Puskesmas, Camat, Polsek, Koramil, LKMD, dan Posyandu. Hubungan yang dijalin
dan upaya yang perlu dilaksanakan oleh sekolah, antara lain sebagai berikut:
a. Menginformasikan
program sekolah
b. Ikut
serta dalam kegiatan yang diadakan pemerintah, sepanjang tidak mengganggu
proses belajar mengajar,
c. Pada
saat yang diperlukan, Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk mengadakan
kunjungan ke Instansi Pemerintah sebagai salah satu cara pendekatan dari pihak
sekolah,
d. Sekali-kali
dapat mengundang Pejabat Pemerintah d luar Depdikbud sebagai pembina dalam
upacara bendera.
Sedangkan dari pihak
instansi terkait diharapkan agar membrikan peran sertanya dalam:
a. Membantu
tegaknya disiplin sekolah,
b. Ikut
membantu terpeliharanya kebersihan dan keindahan sekolah,
c. Membantu
nama baik sekolah,
d. Memenuhi
undangan yang disampaikan pihak sekolah,
e. Membantu
keamanan sekolah pada saat sekolah melaksanakan kegiatn-kegiatan tertentu.
3. Hubungan
sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat
Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh
masyarakat adalah hubungan yang tidak kalah pentingnya dengan jalinan hubungan
dengan pihak lainnya. Program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a. Mengunjungi
industri dan perusahaan untuk menambah wawasan pengetahuan para siswa,
b. Mengundang
tokoh-tokoh yang berhasil dalam bidangnya untuk memberikan ceramah di sekolah.
Sedangkan dari dunia
usaha dan tokoh masyarakat yang berhasil diharapkan peran serta sebagai
berikut:
a. Bersedia
menjadi narasumber dan memebrikan ceramah untuk siswa sebagai usaha memotivasi
siswa supaya giat belajar dan bekerja keras,
b. Memberikan
saran dalam menegakkan wibawa Kepala Sekolah dan Guru,
c. Menjadi
narasumber untuk pelaksanaan program muatan lokal skeolah,
d. Membantu
dan menyediakan fasilitas dalam melaksanakan, muatan lokal bagi para siswa.
4. Hubungan
sekolah dengan Lembaga Pendidikan lain
Dalam usaha membina dan megembangkan hubungan dengan
lembaga pendidikan lain perlu dilaksanakan upaya-upaya berikut:
a. Mengadakan
kunjungan antar sekolah untuk saling bertukar pengalaman,
b. Menjalin
kerjasama dalam upaya saling mengembangkan pendidikan di sekolahnya
masing-masing,
c. Memberikan
informasi tentang perkiraan jumlah lulusan sekolah kepada lembaga pendidikan
setingkat diatasnya,
d. Mengundang
pimpinan lembaga pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya untuk memberikan
ceramah tentang perkembangan pendidikan sesuai jenjangnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menciptakan kedisiplinan di
kelas maupun di sekolah tentu harus adanya kerjasama yang baik antara personil
sekolah dengan masyarakat terutama dengan orang tua siswa. Kedisiplinan
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk tercapai pendidikan siswa yang
tidak hanya membina dan mengembangkan pengetahuannya saja, akan tetapi
membentuk karakter siswa agar menjadi manusia yang disiplin, utuh dan
paripurna.
Disiplin bagi peserta didik
merupakan hal yang rumit karena bagi peserta didik disiplin adalah hal yang
kompleks dan banyak kaitannya dengan pengetahuan, sikap dan perilaku,
kebenaran, kasih sayang, tanggung jawab, tolong menoling, kebebasan dan
sebagainya. Dalam menumbuhkan pengetahuna dan sikap tersebut, perlu adanya
pembinaan hubungan antara sekolah dengan
orang tua siswa, hubungan antara sekolah dengan instansi terkait dan hubungan
sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan dari penjelasan yang sudah dikemukakan, pentingnya
kedisiplinan di kelas dan di sekolah merupakan hal yang sangat penting untuk
mencapai tujuan dari pendidikan yang ingin dicapai. Guru harus bisa mengkondisikan
kelas dan sekolah agar terbentuknya perilaku disiplin pada siswa. Pembentukan
perilaku disiplin ini bisa dilakukan kerja sama dengan pihak masyarakat
terutama dengan orang tua siswa, karena orang tua siswa merupakan pemberi
pendidikan informal kepada anak-anak mereka sehingga mereka dapat memberikan
dan membina rasa kedisiplinan kepada anak dan dapat memberikan pengertian
kepada anak untuk berperilaku disiplin. Adanya peran dari masyarakat seperti
instansi terkait, dunia usaha dan tokoh masyarakat juga memiliki peran dalam
membina kedisiplinan kepada siswa.
|
.Rachman,
Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Amali,
Faiz. (2014). Prinsip-prinsip Disiplin Kelas. [Online] Tersedia: http://fzscout128.blogspot.com/2014/09/prinsip-prinsip-disiplin-kelas-disiplin.html, diakses 03 November 2014
Anonim.
(2011). Manajemen Kelas. [Online]. Tersedia: http://sipembunuhkarakter.blogspot.com/2011/02/manajemen-kelas_3454.html, diakses 03 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar