BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Disiplin kelas adalah
keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat
kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Sikap disiplin kelas sangat
diperlukan untuk terwujudnya suatu proses belajar yang baik. Disiplin kelas
akan sangat membantu siswa dalam belajar karena dengan disiplin kelas, keadaan
akan lebih terarah dan tertib sehingga akan membuat suasana belajar lebih
nyaman yang berpengaruh pada keterampilan dan daya ingat siswa terhadap materi
yang telah diberikan. Sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam
menerima pelajaran yang diberikan di
kelas.
Dalam penyelengaraan
disiplin kelas terkadang terjadi permasalahan atau pelangaran disiplin.
Penyebab pelanggaran dsiplin kelas itu sangat unik, bersifat sangat pribadi,
kompleks dan kadang-kadang mempunyai latar belakang yang mendalam lain dari
pada sebab-sebab yang nampak. Ketidak teraturan atau pelanggaran disiplin
selama proses belajar mengajar dapat disebabkan juga oleh masalah yang
ditimbulkan oleh para peserta didik namun ada pula yang disebabkan oleh masalah
umum.
|
Oleh kareana itu, pendidik perlu
menerapkan cara penanggulangan pelanggaran disiplin kelas dengan penuh
hati-hati, demokratis serta edukatif.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja tahapan
dalam memelihara disiplin?
2. Apa saja
hambatan dalam pemeliharaan disiplin?
3. Apa saja tujan
dari tahapan penanggulangan pelanggaran disiplin?
C. Tujuan
1. Mengetahui
tahapan dalam pemeliharaan disiplin
2. Mengetahui
hambatan dalam pemeliharan disiplin.
3. Mengetahui
tujuan dari tahapan penanggulangan pelanggaran disiplin.
D. SistematikaPenulisan
Pada Bab I Pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah dan sistematika penulisan
dari isi makalah kami.
Pada Bab II Pembahasan, menguraikan mengenai
Pada Bab III Penutup, menguraikan mengenai kesimpulan dan saran
untuk melengkapi makalah kami.
|
PEMBAHASAN
A.
Tahapan
Memelihara Disiplin
Memlihara disiplin
adalah suatu proses. Karena ia proses maka memelihara disiplin akan terdiri
dari serangkaian tahapan yang harus diperhatikan oleh para penegak disiplin.
Adapun tahapan-tahapan memelihara disiplin seperti berikut ini.
1.
Pencegahan
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam tahap ini adalah menciptakan suasana kelas, ketepatan
perencanaan, dan intruksional. Mengenal identitas, misalnya (nama, sifat, dan
kesukaan) peserta didik adalah hal yang penting dalam menciptakan suasana
kelas. Disamping itu memberikan catatan yang bersifat memberi dorongan pada
pekerjaan peserta didik sangatlah membantu. Merencanakan pengajaran dan
mengajar peserta didik dengan penuh variatif dan dengan hal-hal yang
aktual melalui topik-topik yang relevan
sangatlah membantu tubuhnya belajar aktif dan percaya diri. Akhirnya penguasaan
akan disiplin akademinya akan menambah kredibilitas guru yang diperlukan juga
dalam proses pembelajaran.
2.
Pemeliharaan
Pemeriharaan perilaku
pada umumnya harus sejalan dengan pedoman yang telah ditetepkan agar peserta
didik tetap dapat menjalankan tugas-tugasnya. Pedoman itu harus memenuhi
kepatuhan, kebermaknaan, kepraktisan kearah belajar aktif. Peserta didik harus
patut menerima perhatian secara teratur
untuk mengurangi gangguan dan menghindari tumbuhnya perilaku menyinpang. Pertemuan
pertama, misalnya adalah saat yang penting memelihara prilaku-prilaku yang
diharapkan. Tumbuhkan kesan positif pada pertemuan pertama ini dengan
mengemukakan program/perencanaan pembelajaran. Langkah-langkah seperti:
a) mulailah dengan saling berkenalan secara tepat;
b) informasikan gambar umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktifitas yang
relevan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik;
c) informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional;
d) beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan mengunakan
kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
a) mulailah dengan saling berkenalan secara tepat;
b) informasikan gambar umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktifitas yang
relevan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik;
c) informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional;
d) beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan mengunakan
kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
3. Campur Tangan ( Intervensi)
Campur tangan atau usaha
guru untuk memberhentikan prilaku tidak pantas dari peserta didik diperlukan
bila teknik-teknik yang diterapkan dalam fase pencegahan dan pemeliharaan tidak
berhasil. Namun dalam fase campurtangan ini hendaknya dicari teknik yang
efektif dan dilakukan secara hemat dan penuh pertimbangan. Campurtangan lebih
dilakukan pada gejala utamanya daripada perilaku penyimpangannya. Guru
hendaknya menggunakan pendekatan ilmu dan seni mendidik dalam fase ini. Guru
memerlukan keahlian dalam langkah-langkah intervensi seperti: bertanya menatap
mata peserta didik, mendekati peserta didik, memberi isyarat dengan tangan atau
kepala agar peserta didik berprilaku tidak pantas. Kalau cara ini belum
berhasil mintalah peserta didik dengan menyebut namanya untuk diam atau
memindahkan tempat duduknya, atau melakukan apasaja yang tepat untuk situasi
seperti itu. Hal itu semua harus dilakukan dengan tenang dan tidak emosional.
Hindari segala jenis tindakan yang menimbulkan konfrontasi. Ingat, ini bukan
situasi kemenangan bagi guru.
4.
Tujuan pengaturan perilaku
adalah untuk mengurangi
kesalahan pelaksanaan pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan
fase yang penting demi tercapainya tujuan peserta didik. Guru tidak dilatih
mengobati dan mereka harus menyadari kekurangan dalam menanggulangi hal-hal
yang menyebabkan aneka perilaku. Namun demikian, guru harus memiliki kesabaran,
potensi mempengaruhi sikap dan perilaku dengan cara yang tidak merugikan. Guru
dapat membantu peserta didik menyadari bahwa perilaku memiliki konsekwensi
dengan kehidupan mereka. Lebih lanjut guru dapat mempertimbangkan alternative
aktifitas ke arah pengembangan perilaku positif melalui cara efektif.
B.
Pembinaan dalam Pemeliharaan Disiplin
Setelah Anda mengetahui apa itu disiplin dan mengapa
disiplin kelas itu penting kegiatan berikutnya yang perlu Anda ketahui adalah
bagaiamana membina disiplin kelas tersebut. Uraian berikut ini akan membantu
Anda menjawab pertanyaan tersebut.
Sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar yang masih
suka meniru, maka salah satu yang dianggap ampuh untuk membina displin kelas
adalah :
a. Pemberian Contoh Prilaku Disiplin dari Guru
Guru
adalah merupakan tokoh identifikasi bagi siswa SD. Prilaku guru yang tampak
nyata bagi siswa akan cepat di contoh atau ditiru. Anak lebih mudah dibina
kebiasaannya melalui contoh kongkrit yang dilihatnya sehari-hari. Pemberian
contoh nyata merupakan alat pendidikan yang lebih efektif dalam pembentukan
sikap, begitu juga halnya dengan sikap disiplin. Oleh karena itu, jika Anda
ingin kelasnya disiplin mulailah dari Anda sendiri yang bersikap disiplin.
Misalnya :
1)
Jika Anda ingin siswanya datang tepat waktu, maka Anda
sendiri membiasakan diri datang lebih awal dari siswanya.
2)
Jika Anda ingin siswanya mengerjakan tugas yang Anda
berikan dengan baik, maka Anda sendiri terlebih dahulu melaksanakan
pembelajarannya dengan baik, tidak asal jadi saja. Misalnya pelajaran
dijelaskan dengan baik, tugas-tugas siswa diperiksa dengan teliti,
siswa yang memerlukan bimbingan Individual Anda bantu
dan seterusnya.
3)
Jika Anda ingin siswanya berpakaian rapi datang ke sekolah,
maka Anda sendiri terlebih dahulu membiasakan diri selalu
rapi.
Itulah
beberapa contoh perilaku disiplin dari guru. Anda dapat membuat contoh-contoh lain dan mencoba menerapkan sendiri di kelas.
Ada yang perlu Anda ingat dalam pemberian contoh ini agar lebih efektif yaitu
contoh prilaku yang ditampilkan, jangan dibuat-buat, tetapi haruslah alamiah
dan mendarah daging dalam diri Anda . Kalau ada terkesan prilaku tersebut
dibuat buat anak tidak akan menerimanya. Oleh karena itu, jika alternatif ini
akan digunakan dalam pembinaan disiplin kelas, guru harus betul-betul berusaha
memiliki sikap disiplin tersebut.
b. Menetapkan dan
Mengkomunikasikan standar tingkah laku
Aturan-aturan/standar
tingkahlaku kelas yang telah ditetapkan dikomonikasikan kepada siswa semenjak
dari awal. Dengan demikian siswa akan mengetahui dan mempunyai pedoman cara
berprilaku dalam kelas dan dapat mengontrol tingkahlakunya. Coba Anda bayangkan
bagaimana prilaku siswa pada kelas yang tidak mengkomunikasikan aturan-aturan
kelas pada siswa. Bandingkan pula dengan prilaku siswa yang mempunyai pedoman
standar tingkahlaku. Anda mungkin mengatakan bahwa kelas yang mempunyai standar
tingkahlaku akan lebih tertib dari yang tidak mempunyai atau tidak mengetahui
aturan-aturan kelasnya.
Jadi
untuk membina disiplin kelas aturan-aturan/standar prilaku perlu ditetapakan
dan dikomonikasikan kepada siswa. Untuk mendapatkan atau mengembangkan aturan-aturan/standar
tingkahlaku yang akan diberlakukan supaya lebih diterima dan diikuti oleh
siswa. Jones dan Jones (1998) mengemukakan bahwa yang perlu diperhatikan guru
adalah :
1)
Siswa perlu dilibatkan dalam mengembangkan standar
tingkahlaku yang digunakan dalam kelas. Maksudnya aturan-aturan yang akan
diberlakukan kepada siswa di kelas, jangan Anda tetapkan sendiri, tetapi
bicarakanlan dengan siswa sebelum diberlakukan.
2)
Aturan yang dibuat perlu dinyatakan secara jelas. Artinya
perumusan standar prilaku itu tidak meninbulkan keraguaan siswa menafsirkannya,
sehingga dapat diikuti dengan mudah tanpa ragu-ragu. Misalnya angkatlah
tangan bila akan bertanya pada guru.
3)
Walaupun penting menyatakan tingkahlaku yang diharapkan
dengan jelas, kembangkanlah sedikit mungkin. Maksudnya janganlah anda
membuat aturan-aturan standar tingkah laku terlalu banyak, tetapi
kembangkanlah yang penting-penting saja.
4)
Siswa hendaklah menunjukan dengan jelas penerimaaan mereka
tentang standar tingkahlaku yang disetujui oleh kelompok/kelas. Maksudnya
aturan-aturan yang akan diperlakukan pada kelas Anda, hendaknya betul-betul
yang telah disetujui atau disekapati oleh siswa untuk mengikutinya.
5)
Karena standar tingkahlaku ditetapkan dalam lingkup sekolah,
mungkin bertentangan dengan pengalaman siswa di luar sekolah, maka perlu
memonitor tingkahlaku siswa dan mendiskusikannya dengan mereka untuk
menyakinkan bahwa tingkahlaku itu konsisten dengan standar tingkah laku kelas.
6)
Siswa akan lebih mungkin mentaati aturan-aturan, jika mereka
tahu bahwa aturan tersebut diterima oleh orang tua mereka atau kelompoknya.
Jadi aturan-aturan /standar tingkahlaku yang diberlakukan kepada siswa agar lebih
dipatuhi hendaknya disetujui oleh orang tua siswa.
Setelah
Anda mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangakan
aturan-aturan/standar tingkahlaku kelas lalu bagaiamanakah caranya melibatkan
siswa dalam mengembangkan aturan-aturan kelas tersebut.Anda sebagai guru
mungkin telah menerapkannya dengan baik, namum demikian kita lihat pendapat
Jones dan Jones (1998).
Pertama
sekali guru membantu siswa mendiskusikan mengapa penting mengembangkan standar
tingkahlaku bagi semua anggota kelas dan menyetujui untuk mematuhinya. Untuk
merangsang terjadinya diskusi tersebut anda dapat mengajukan pertanyaaan
mengapa orang dewasa mempunyai aturan-atuan dan mematuhi, seperti mematuhi
aturan lalulintas, membayar pajak dan saling hormat menghormati satu sama lain.
Melalui diskusi ini Anda membimbing siswa sampai menyadari perlunya
aturan-aturan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat/berkelompok atau kelas.
Selanjutnya
anda meminta siswa membuat suatu daftar standar tingkahlaku yang mereka anggap
penting dan dipilih bersama beberapa diantaranya untuk disepakati. Tahap
berikutnya anda membimbing diskusi untuk memperjelas masing-masing aturan dan
tanyakan pada siswa apakah mereka menerima dan akan mematuhi standar
tingkahlaku tersebut.
Tahap
terakhir Anda memonitor prilaku siswa sehari-hari dan membantu siswa mengingat
kembali standar tingkahlaku yang telah diterimanya, jika terjadi penyimpangan
dari standar tersebut Untuk lebih mudah anda memahami prosedur tersebut
perhatikan bagan berikut ini.
C. Tujuan Tahapan
Penanggulangan Pelanggaran Disiplin
Tujuan dari tahapan dan penanggulangan
pelanggaran disiplin, antara lain:
1)
Menjelaskan
tahapan-tahapan cara memelihara disiplin kelas.
2)
Menjelaskan
langkah-langkah menumbuhkan kesan positif pada pertemuan awal di kelas.
3)
Menjelaskan
alasan-alasan diterapkannya campur tangan (intervensi) oleh guru.
4)
Mengemukakan
kemungkinan jenis-jenis gangguan disiplin yang muncul di kelas.
5)
Menjelaskan
cara-cara penanggulangan disiplin kelas berdasar jenis gangguan kelas yang
muncul.
6)
Menyebutkan
berbagai alat yang dapat digunakan pada saat pengenalan siswa.
7)
Menjelaskan
tahap-tahap pemeliharaan disiplin pada saat mengingatkan peraturan dan
konsekuensinya.
8)
Menyimpulkan
bahwa pelaksanaan konsekuensi atas pelanggaran tata tertib bukan dimaksud
sebagai hukuman.
9)
Mengikhtisarkan
langkah-langkah yang harus dilakukan pada tindakan penyembuhan.
10)
Menyimpulkan
bahwa sajian yang menarik, penampilan yang menarik, ketepatan penanganan dapat
mencegah gangguan disiplin kelas.
11)
Menjelaskan
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menjatuhkan hukuman dalam
menegakkan disiplin.
12)
Menyimpulkan
bahwa dengan pembiasaan disiplin di sekolah akan berpengaruh positif bagi
kehidupan siswa di masa depan.
13)
Menjelaskna
hal-hal yang dapat menumbuh suburkan sikap bersahabat antara guru dan siswa.
14)
Memahami
bahwa sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya tertib
kearah siasat atau kearah diri sendiri.
15)
Menunjukkan
bagaimana menjalin hubungan antara guru dan orang tua di rumah agar upaya
menegakkan disiplin di kelas ditunjang oleh disiplin di rumah.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Memelihara disiplin
adalah suatu proses, yang terdiri dari serangkaian tahapan yang harus
diperhatikan oleh para penegak disiplin. Adapun tahapannya yaitu sebagai
berikut: pertama pencegahan, dimana
para guru perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketetapan
instruksional, dan perencanaan pendidikan yang disiplin. Kedua pemeliharaan disiplin,
pada tahap ini guru perlu melakukan hubungan sosial emosi dengan peserta didik
dalam menunjukkan perilaku disiplin kelas.
Ketiga
adanya
campur tangan atau usaha guru dalam menangani perilaku peserta didik yang
melanggar disiplin kelas dengan mempelajari segala akar permasalahannya dengan
teknik-teknik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pemberian sanksi. Keempat pengaturan perilaku peserta
didik, dalam hal ini para guru perlu mengatur perilaku peserta didik yang
menyimpang dari disiplin kelas dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang
mendidik, persuasive dan demokratis agar peserta didik menyadari perlakuannya
yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin kelas.
B.
Saran
Dalam upaya untuk
memelihara budaya disiplin kelas yang telah tumbuh dan berkembang, para guru di
kelas hendaknya selalu konsisten dan berkesinambungan menunjukkan sikap dan
perilaku selalu disiplin datang ke kelas, disiplin dalam mengajar, dan kegiatan
disiplin lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan pendidikan di
kelas.
Dapus nya tidak disertakan
BalasHapus