Rabu, 09 September 2015

PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.      LatarBelakang
Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut manusia untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan. Sadar atau tidak sadar, manusia sebagai makhluk monodualisme akan mengalami perbedaan keadaan sosial dari waktu sebelumnya ke waktu sekarang ataupun masa depan. Perbedaan keadaan itu yang menyebabkan adanya perubahan sosial, perubahan tatanan masyarakat yang secara sadar ataupun tidak, cepat atau lambat. dapat berlangsung dengan sendirinya maupun disengaja, tentunya dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung sekaligus penghambatnya.
Perubahan sosial yang terjadi akan berdampak pada pembangunan sosial masyarakat, perubahan yang postif dan menguntungkan, akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan sosial, tentunya tak lepas dari peran pembangunan ekonomi yang ada, karena pembangunan ekonomi yang maju, akan menghasilkan pembangunan sosial yang maju pula.
B.       RumusanMasalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1.    Apa pengertian perubahan sosial?
2.    Apa faktor-faktor penyebab perubahan sosial?
3.    Apa bentuk-bentuk perubahan sosial?
4.    Bagaimana proses perubahan sosial?
5.    Bagaimana perubahan sosial di bidang pendidikan?
6.    Apa dampak perubahan sosial?
7.    Apa pengertian, hakikat dan komponen dari pembangunan?
8.    Bagaimana pembangunan di Indonesia?
9.    Apa dampak yang diakibatkan dari pembangunan tersebut?


C.      Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1.    Menjelaskan pengertian perubahan sosial.
2.    Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan sosial.
3.    Menjelaskan bentuk-bentuk perubahan sosial.
4.    Menjelaskan proses perubahan sosial.
5.    Menjelaskan perubahan sosial di bidang pendidikan.
6.    Menjelaskan dampak perubahan sosial.
7.    Menjelaskan pengertian, hakikat dan komponen dari pembangunan.
8.    Menjelaskan pembangunan di Indonesia.
9.    Menjelaskan dampak yang diakibatkan dari pembangunan tersebut.
D.      Sisitematika
Struktur makalah ini yaitu terdiri  dari 3 bab, yang disusun untuk membantu pembaca dalam membaca dan memahami isi dari makalah ini. Adapun susunannya terdiri atas:
BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan. Di dalamnya berisi tentang pengertian perubahan sosial; faktor-faktor penyebab perubahan sosial;bentuk-bentuk perubahan sosial; proses perubahan sosial;perubahan sosial di bidang pendidikan; dampak perubahan sosial;pengertian, hakikat dan komponen dari pembangunan; pembangunan di Indonesia; dan dampak yang diakibatkan dari pembangunan tersebut.
BAB III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.





BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.
Pengertian perubahan sosial menurut para ahli:
a.    William F. Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.
b.    Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.
c.    Mac Iver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.
B.       Faktor-faktor Perubahan Sosial
1.    Faktor Penyebab
Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat terjadi karena masyarakat tersebut menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi karena adanya dorongan dari luar sehingga masyarakat secara sadar ataupun tidak akan mengikuti perubahan.
Perubahan berasal dari dua sumber yaitu faktor acak dan faktor sistematis. Faktor acak meliputi iklim, cuaca, atau karena adanya kelompok-kelompok tertentu. Faktor sistematis adalah faktor perubahan sosial yang disengaja dibuat. Keberhasilan faktor sistematis ditentukan oleh pemerintahan yang stabil dan fleksibel, sumber daya yang cukup, dan organisasi sosial yang beragam. Jadi, perubahan sosial biasanya merupakan kombinasi dari faktor sistematis dengan beberapa faktor acak.
Menurut Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor intern (dari dalam masyarakat) dan ekstern (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Faktor intern meliputi perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan (revolusi) dalam tubuh masyarakat. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor alam yang ada di sekitar masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
2.    Faktor Pendorong
Faktor pendorong perubahan sosial adalah faktor yang mempercepat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kontak dengan masyarakat lain, difusi (penyebaran unsur-unsur kebudayaan) dalam masyarakat, difusi antar masyarakat, sistem pendidikan yang maju, sikap ingin maju, toleransi, sistem stratifikasi (lapisan) sosial terbuka, penduduk yang heterogen (bermacam-macam), ketidakpuasan terhadap kondisi kehidupan, orientasi ke masa depan, nilai yang menyatakan bahwa manusia harus berusaha memperbaiki nasibnya, disorganisasi (pertikaian) dalam keluarga), dan sikap mudah menerima hal-hal baru.
3.    Faktor Penghambat
Perubahan sosial tidak akan selalu berjalan mulus. Perubahan sosial seringkali dihambat oleh beberapa faktor penghambat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kurangnya hubungan dengan masyarakat yang lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat, sikap masyarakat yang tradisional, adat atau kebiasaan, kepentingan-kepentingan yang tertanam kuat sekali, rasa takut akan terjadinya disintegrasi (meninggalkan tradisi), sikap yang tertutup, hambatan yang bersifat ideologis, dan hakikat hidup.
C.      Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Bentuk perubahan sosial dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan, dan perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil.
1.    Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
Perubahan evolusi dan perubahan revolusi adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan lama perubahan sosial tersebut. Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam waktu yang cukup lama dan terjadi karena dorongan dan usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan hidupnya. Sedangkan perubahan revolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam waktu yang relatif cepat dan terjadi karena ada ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu keadaan. Keduanya sama-sama tidak ada unsur kehendak atau perencanaan sebelumnya.
2.    Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan
Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan ada tidaknya perencanaan dalam perubahan sosial tersebut. Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Sedangkan perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Perubahan yang tidak direncanakan biasanya diakibatkan karena bencana alam atau wabah penyakit.
3.      Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil
Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan besar pengaruhnya terhadap masyarakat. Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sedangkan perubahan berpengaruh kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan berpengaruh kecil biasanya berupa mode atau tren yang tidak semua masyarakat mengikutinya.
D.      Proses Perubahan Sosial
Perubahan sosial terdiri dari beberapa proses. Proses itu dapat ditandai dengan perubahan pada struktur lembaga-lembaga sosial. Proses-proses sosial tersebut menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap perubahan, saluran-saluran perubahan, disorganisasi, dan reorganisasi.
1.    Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian atau kesesuaian masyarakat adalah yang paling diidam-idamkan. Keserasian tersebut ditandai dengan keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Sekali saja terjadi gangguan, masyarakat akan menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Hal ini menyebabkan masuknya berbagai unsur-unsur baik yang baru maupun yang lama. Terkadang unsur-unsur tersebut bertentangan dengan nilai dan norma pada masyarakat. Hal ini berarti gangguan-gangguan terus menerus terjadi terhadap keserasian masyarakat.
2.     Saluran-Saluran Perubahan Sosial
Saluran-saluran perubahan sosial adalah saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau mengalami proses institutionalization (pelembagaan). Saluran-saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan dalam berbagai bidang seperti pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dll. Pada suatu waktu, salah satu lembaga kemasyarakatan akan menjadi saluran utama perubahan sosial dan membawa akibat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya karena lembaga-lembaga tersebut merupakan suatu sistem yang saling terkait satu sama lain.
3.        Disintegrasi dan Reintegrasi
Perubahan sosial dapat mengakibatkan terjadinya proses disintegrasi atau reintegrasi. Disintegrasi atau disorganisasi adalah suatu proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat yang disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Reintegrasi umumnya disebabkan oleh rasa kesatuan dan persatuan.
E.       Perubahan Sosial di Bidang Pendidikan
Perubahan sosial dapat terjadi dibidang pendidikan. Hal ini seiring dengan berkembangnya metode pengajaran dan kurikulum yang berlaku. Selain itu, perkembangan teknologi juga membuat perubahan pada pendidikan. Perubahan sosial dalam bidang pendidikan antara lain:
1.    Cara Mengajar
Cara mengajar berubah seiring perkembangan jaman. Berbagai penelitian telah dilakukan terutama dalam bidang psikologi pada peserta didik. Tentu saja mereka menginginkan cara mengajar yang lebih baik sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, perkembangan teknologi juga semakin memajukan cara mengajar. Seperti penggunaan proyektor dalam mengajar.
2.    Kekerasan
Dahulu, guru memperlakukan muridnya dengan sangat kasar hingga ada yang sampai terluka. Namun, saat ini telah ada undang-undang perlindungan anak. Sehingga guru jaman sekarang tidak bisa melakukan muridnya dengan kasar.
3.    Metode Belajar
Di beberapa sekolah, metode belajar berubah menjadi lebih modern. Seperti penggunaan laptop dan tablet PC. Di sekolah pun sering disediakan WiFi untuk mempermudah siswa untuk mengakses internet dan mencari sumber belajar.
4.    Membuat Tugas
Dahulu, siswa mengerjakan tugas dengan cara pergi ke perpustakaan lalu meneliti seluruh isi buku kemudian menuliskan tugasnya dalam secarik kertas. Sekarang sangat berbeda: cari di internet, salin, cetak, selesai.
5.    Kurikulum
Kurikulum adalah perubahan terbesar di bidang pendidikan. Kurikulum mencakup cara belajar, cara mengajar, dan apa yang diajarkan. Ketika kurikulum berubah, guru dan siswa harus menyesuaikan segalanya dan seringkali itu sulit.
F.       Dampak Perubahan Sosial
1.      Dampak Positif
Adapun dampak positif perubahan sosial sebagai berikut :
a.    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru yang mendorong berbagai inovasi yang dapat memudahkan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial kearah modernisasi.
b.    Tercipta lapangan kerja baru
Dapat mendorong industrialisasi dan perkembangan perusahaan multinasional. Dengan pengembangan perusahaan secara global dan pembukaan industri kecil, tersedia banyak lapangan pekerjaan sehingga mampu menyerap tenaga kerja secara maksimal.
c.    Tercipta tenaga kerja profesional
Untuk mendukung persaingan industri diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan, keterampilan, keahlian, dan profesionalisme yang tinggi.
d.   Nilai dan norma baru terbentuk
Nilai merupakan sesuatu yang baik, penting, dihargai dan norma merupakan aturan yang mengikat nilai.
e.    Efektivitas dan efisiensi kerja meningkat
Efektivitas dan efisiensi kerja selalu berkaitan dengan penggunaan alat produksi yang dapat menghasilkan produk lebih cepat, lebih banyak, dan tepat sasaran.
2.      Dampak Negatif
Dampak negatif perubahan sosial menunjukkan kerugian yang di alami oleh masyarakat, kerugian tersebut berupa materiel maupun non materil.
Adapun dampak negatif perubahan sosial sebagai berikut :
a.       Terjadi disintegrasi sosial
Disintegrasi terjadi karena adanya revolusi, kesenjangan sosial, perbedaan kepentingan yang dapat mendorong perpecahan dalam masyarakat.
b.      Terjadi pergolakan daerah
Pergolakan daerah dapat muncul akibat :
1)   kesenjangan ekonomi
2)   tidak memperhatikan tatanan hidup
3)   mengabaikan nilai dan norma
4)   perbedaan agama, ras, suku bangsa dan politik.
c.       Kenakalan remaja
Muncul akibat pengaruh perubahan sosial, nilai-nilai kebebasan budaya barat diadopsi tanpa menyesuaikan kondisi kebudayaan sendiri.
d.      Terjadi kerusakan lingkungan
e.       Eksistensi adat istiadat berkurang
Nilai adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dan digantikan dengan nilai kebudayaan moderen.
f.       Lembaga sosial tidak berfungsi secara optimal
menyalahgunakan kedudukan dan wewenang.
g.      Muncul paham duniawi
1)      Konsumerisme, yakni paham/idiologi yang menjadikan seseorang mengonsumsi/memakai barang-barang secara berlebihan.
2)      Sekularisasi, paham yang memisahkan urusan dunia dengan urusan agama.
3)      Hedonisme, paham yang menganggap hidup bertujuan untuk mencari kebahagiaan sebanyak munkin dan menghindari perasangka-perasangka yang menyakitkan.
G.      Pengertian, Hakikat dan Komponen Pembangunan
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pem­bangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Hakikat pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Seiring dengan itu, pembangunan pun menghendaki keikutsertaan dari seluruh warga tanpa terkecuali.
Adapun secara spesifik menurut Profesor Goulet dan beberapa tokoh lain mengatakan bahwa paling tidak ada tiga komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami arti pembangunan yang paling hakiki, yaitu: kecukupan (sustenance), harga diri (self-esteem), serta kebebasan (freedom), yang merupakan tujuan pokok yang harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Adapun pengertian dari ketiga komponen dasar ini, yaitu:
1.      Kecukupan adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar disini yaitu segala sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan menghentikan kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan keamanan. Fungsi dasar dari semua kegiatan ekonomi hakikatnya adalah untuk memenuhi minimal kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi merupakat prasyarat bagi membaiknya kualitas kehidupan;
2.      Harga Diri yaitu menjadi manusia seutuhnya. Komponen universal yang kedua dari kehidupan yang serba lebih bak adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau mengejar sesuatu dan seterusnya. Indikator keberhasilan pembangunan bukan hanya dilihat dari gedung-gedung mewah ataupun teknologi canggih dan modern, melainkan segala hal yang bersifat internal diri, manusianya sendiri harus ikut bangun.
3.      Kebebasan dari sikap menghamba yaitu berupa kemampuan untuk memilih. Artinya makna pembangunan harus memiliki konsep kemerdekaan manusia. Kemerdekaan atau kebebasan di sini hendaknya diartikan secara luas sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengajaran aspek-aspek materiil dalam kehidupan ini. Jika kita memiliki kebebasan, itu berarti untuk selamanya kita mampu untk berfikir jernih dan menilai segala sesuatu atas dasar keyakinan, fikiran sehat, dan hati nurani kita sendiri. Kebebasan juga meliputi kemampuan individual atau masyarakat untuk memilih satu atau sebagian dari sekian banyak pilihan yang tersedia.
H.      Pembangunan di Indonesia
Pembangunan nasional Indonesia adalah paradigma pembangunan yang terbangun atas pengalaman Pancasila yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya. Dari amanat tersebut dapat disadari bahwa pembangunan ekonomi bukan semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelmaan pula dari proses perubahan politik, sosial, dan budaya yang meliputi bangsa, di dalam kebulatannya.
Pembangunan nasional merupakan cerminan kehendak terus menerus meningkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mnegambangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila. Indonesia sebagai negara berkembang umumnya menganut program pembangunan yang termasuk ke dalam kelompok negara yang melaksanakan strategi industrialisasi dan substitusi impor yang berorientasi pada pemenuhan pasar dalam negeri. Hal ini didasari oleh besarnya pasaran dalam negeri , jika dibandingkan dengan negara-negara yang menganut model industrialisasi yang berorientasi pada ekspor seperti Singapura, Korea Selatan, dan lain-lain.
1.      Pembangunan Ekonomi
a.       Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi secara umum di definisikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya, sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Selain itu pembangunan ekonomi juga diartikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
b.      Program Pemerintah Mengenai Pembangunan Ekonomi di Indonesia
1)      Ekonomi Kreatif: setelah ekonomi informasi yang mengutamakan informasi sebagai pengembangan ekonomi, muncul istilah ekonomi kretaif sebagai sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide, pengetahuan yang inovatif, teknologi yang kreatif dan budaya dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Konsep ini biasanya akan didukung dengan industri kreatif dan banyak menarik perhatian terutama digunakan pada kampanye capres dan cawapres seperti yang dicanangkan oleh presiden Jokowi pada masa kampanyenya. Menurut Howkins, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan. Oleh karena itu, ekonomi kreatif ini merupakan suatu upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativis dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Jenis-jenis dari ekonomi kreatif ini diantaranya seperti: periklanan (advertising), arsitektur, pasar barang seni, kerajinan (craft), desain, Fashion, video, film, fortografi, permainan interaktif (game), musik, seni perutnjukan (showbiz), penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan perangkat lunak (software), televisi dan radio (broadcasting), riset dan pengembangan, kuliner. Dilihat dari jenis-jenis tersebut, ekonomi kreatif ini lebih bayak muncul dari industri kecil menengah yang dalam produksinya tidak membutuhkan skala dalam jumlah besar tetapi industri ini berkontribusi positif terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Hal ini bisa terlihat dari catatan Departemen Perdagangan pada tahun 2002-2006 yang mebuktikan bahwa industri kreatif ini mampu mencapai 6,3% atau 152,5 triliun jika dirupiahkan. Industri ini juga menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspornya pun industri kreatif ini sangat besar yaitu sekitar 10,6%. Oleh karena itu, industri kreatif ini sangat potensial dan penting undtuk dikembangkan di Indonesia.
2)      Pasar Bebas ASEAN (MEA): pada tahun 2015 mendatang, kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN atau pasar bebas ASEAN mulai berlaku. ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara kawasan Asia tenggara yang didirikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, ASEAN mendirikan ASEAN Economic Community (AEC) sebagai bentuk integrasi ekonomi. Pada tahun 2015, AEC ini kan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas sehingga akan membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. Tujuan adanya pasar bebas ASEAN ini adalah untuk meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan halangan non-bea dalam ASEAN serta menarik investasi asing langsung ke ASEAN. Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah diantara negara ASEAN lainnya, Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Alasannya, iklim investasinya masih kurang kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas sumber daya manusia dan ketenagakerjaan (perburuhan), serta korupsi. Pasar bebas meruoakan hal positif bagi kita untuk bersaing. Namun, sebaliknya dapat merugikan jika Indonesia tidak mampu bersaing. Oleh karena itu, dalam mengadapi pasar bebas pda tahun 2015 nanti, pemerintah perlu berbenah untuk memperbaiki kualitas diri, agar mampu bersaing dengan negara asing dan mendapatkan keuntungan dari pasar bebas tahun 2015 tersebut.
3)      Peningkatan Pendapatan Perkapita Melalui Bidang Kelautan:pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan pembangunan suatu negara, semakin besar pendapatan perkapita suatu negara, semakin makmur negara tersebut. Perikanan merupakan sektor yang menjamin pendapatan perkapita saat ini mengingat lahan di Indonesia yang semakin menyempit oleh industri yang terus berkembang dan membutuhkan lahan yang cukup banyak. Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu perikanan darat (air tawar)  dan perikanan laut (air asin). Sektor ini juga menjadi salah satu penyumbang devisa bagi Indonesia yang tentunya mempengaruhi pendapatan perkapita Indonesia.
2.      Pembangunan Sosial
a.       Pengertian Pembangunan Sosial
Pembangunan biasanya diidentikkan dengan ekonomi. Keberhasilan pembangunan selalu diukur dengan pencapaian dan pertumbuhan ekonomi seperti pendapatan perkapita yang hanya didasarkan pada pendapatan rata-rata yang diterima oleh anggota masyarakat. Contoh lain keberhasilan pembangunan dilihat dari pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu tertentu. Pembangunan yang hanya mendasarkan pada pertumbuhan ekonomi menyebabkan semakin terjadinya kesenjangan dalam masyarakat. Di banyak negara, khususnya negara berkembang, pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama. Akibatnya muncul berbagai ketimpangan khususnya kemiskinan yang merupakan dampak dari pembangunan ekonomi. Untuk mengatasi permasalahan ketimpangan yang disebabkan karena lebih memprioritas pembangunan ekonomi perlu adanya “pembangunan tandingan” yang berupa pembangunan sosial.
Pembangunan sosial menurut Midgley (1995; 250) adalah “a process of planner social change designed to promote the well-being of the population as a whole in conjunction with a dynamic process of development”. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Midgley tersebut terlihat bahwa pembangunan sosial ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat. Peningkatan taraf hidup masyarakat tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya keterkaitan dengan pembangunan ekonomi. Jadi pokok pikiran dari Midgley bahwa pembangunan sosial tidak akan dapat dijalankan tanpa adanya keterpaduan dengan pembangunan ekonomi. Perencanaan dalam pembangunan sosial harus juga membuat perencanaan pembangunan ekonomi. 
Selanjutnya Edi Suharto mengartikan pembangunan sosial sebagai suatu pendekatan pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial.Berdasarkan definisi dari Edi Suharto tersebut terlihat bahwa pembangunan sosial lebih kepada meningkatkan keadilan terhadap semua anggota masyarakat.
Jadi pembangunan sosial adalah proses pembangunan yang direncanakan dan diselaraskan dengan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan keadilan.
b.      Program Pemerintah Mengenai Pembangunan Sosial
1)      Program BPJS: Program jaminan sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya resiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini yang menggunakan mekanisme Asuransi Sosial. Macam-macam dari BPJS ini diantaranya ada BPJS ketenagakerjaan (LHK) seprti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT); serta BPJS kesehatan.
2)      Pemberdayaan Nelayan: salah satu percepatan kesejahteraan bagi nelayan adalah bagi nelayan adalah dengan dibuatnya peraturan pemerintah (PP) tentang pemberdayaan masyarakat nelayan dan pembudidaya skala kecil. PP tersebut sebagai peraturan pelaksana Undang-undang No. 45/2009 tentang perikanan yang sampai sekarang belum ada peraturan pelaksanaannya. Adanya peraturan pemerintah ini didasari oleh masalah klasik yang dialami oleh nelayan kecil yaitu akses terhadap pemodalan dan informasi perikanan, jaminan harga ikan yang baik di tempat penjualan ikan, bagaimana nelayan bisa dilibatkan dalam pengelolaan kealutan, kepastian hak akses dan pemanfaatan sumber daya perikanan bagi nelayan kecil, adanya penyerobotan wilayah tangkap dan pencemaran pesisir dan laut, proses perizinan yang bertele-tele sehingga memakan waktu dan biaya yang banyak,akses permodalan dan BBM bersubsidi yang hampir mustahil diperoleh dengan ketentuan harga perpres tahun 2012 yaitu Rp. 4500, adanya ktidakberpihakan pemerintah pada nelayan yang mengalami kecelakaan saat melaut dan perbaikan kapal juga belum ada, adanaya perempuan nelayan juga belum diakui peran dan keberadaannya di dalam kebijakan kelautan dan perikanan. Oleh karena itu dengan adanya Koordinator Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) ini berharap besar terhadap Presiden Joko Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk dapat memberikan perhtaian khsusus bagi nelayan dalam bekerja menantang maut sehingga perlu adanya perlindungan jaminan sosial dan asuransi bagi nelayan yang mengalami kecelakaan maupun nelayan yang belum mendapatkan haknya sehingga mereka dapat terjamin kesejahteraannya.

I.         Dampak Pembangunan di Indonesia
1.      Dampak Pembangunan Ekonomi
a.       Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
1)      Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2)      Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
3)      Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
4)      Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
5)      Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b.      Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
1)      Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
2)      Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
3)      Hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Perubahan Sosialadalah suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat.Menurut Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor intern (dari dalam masyarakat) dan ekstern (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Bentuk perubahan ini berupa perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan, dan perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil. Perubahan sosial dibidang pendidikan dilakukan dengan mengembangkan metode pengajaran dan kurikulum yang berlaku.Perubahan sosial berdampak pada ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagainya.
Sedangkan pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Hakikat pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia sehingga menghendaki keikutsertaan dari seluruh warga tanpa terkecuali. Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya. Program pemerintah mengenai pembangunan ekonomi di Indonesia ini diantaranya seperti ekonomi kreatif, pasar bebas ASEAN, dan peningkatan pendapatan perkapita melalui perikanan.
B.       Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang bijak sudah seharusnya peka terhadap perubahan sosial yang ada, secara sadar maupun tidak sadar, langsung maupun tidak langsung kita larut dalam perubahan yang ada. Yang terpenting adalah bagaimana kita memposisikan diri dan menyaring perubahan sosial yang ada.Perubahan sosial akan berdampak pada pembangunan di Indonesia baik dari segi ekonomi maupun sosialnya. Oleh karena itu, jika pembangunan di Indonesia ingin maju maka perbaiki terlebih dahulu perubahan sosial yang ada di Indonesia ke arah yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. (2009). Pokok-pokok Penyelenggaraan Pembangunan Nasional. [Online]. Tersedia: https://www.bappenas.go.id/files/3413/4986/1934/info__20091015133401__2370__0.pdf.
Rosdayana, Diar. (2010). Hakikat Pembangunan di Indonesia. [Online]. Tersedia: https://diarydiar.wordpress.com/2010/01/26/hakikat-pembangunan-di-indonesia/, diakses tanggal 6 Desember 2014

5 komentar: