BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Perkembangan
zaman yang semakin maju menuntut manusia untuk dapat mempertahankan
eksistensinya dalam kehidupan. Sadar atau tidak sadar, manusia sebagai makhluk
monodualisme akan mengalami perbedaan keadaan sosial dari waktu sebelumnya ke
waktu sekarang ataupun masa depan. Perbedaan keadaan itu yang menyebabkan
adanya perubahan sosial, perubahan tatanan masyarakat yang secara sadar ataupun
tidak, cepat atau lambat. dapat berlangsung dengan sendirinya maupun disengaja,
tentunya dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung sekaligus penghambatnya.
Perubahan
sosial yang terjadi akan berdampak pada pembangunan sosial masyarakat, perubahan
yang postif dan menguntungkan, akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan
sosial, tentunya tak lepas dari peran pembangunan ekonomi yang ada, karena
pembangunan ekonomi yang maju, akan menghasilkan pembangunan sosial yang maju
pula.
B. RumusanMasalah
Dari latar
belakang diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa rumusan masalah dari makalah
ini, yaitu:
1.
Apa pengertian perubahan sosial?
2.
Apa faktor-faktor penyebab perubahan sosial?
3.
Apa bentuk-bentuk perubahan sosial?
4.
Bagaimana proses perubahan sosial?
5.
Bagaimana perubahan sosial di bidang pendidikan?
6.
Apa dampak perubahan sosial?
7.
Apa pengertian, hakikat dan komponen dari pembangunan?
8.
Bagaimana pembangunan di Indonesia?
9.
Apa dampak yang diakibatkan dari pembangunan tersebut?
C. Tujuan
Dari rumusan
masalah diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa tujuan penulisan makalah ini,
yaitu:
1.
Menjelaskan pengertian perubahan sosial.
2.
Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan sosial.
3.
Menjelaskan bentuk-bentuk perubahan sosial.
4.
Menjelaskan proses perubahan sosial.
5.
Menjelaskan perubahan sosial di bidang pendidikan.
6.
Menjelaskan dampak perubahan sosial.
7.
Menjelaskan pengertian, hakikat dan komponen dari pembangunan.
8.
Menjelaskan pembangunan di Indonesia.
9.
Menjelaskan dampak yang diakibatkan dari pembangunan
tersebut.
D. Sisitematika
Struktur
makalah ini yaitu terdiri dari 3 bab,
yang disusun untuk membantu pembaca dalam membaca dan memahami isi dari makalah
ini. Adapun susunannya terdiri atas:
BAB
I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
Pembahasan. Di dalamnya berisi tentang pengertian perubahan sosial; faktor-faktor
penyebab perubahan sosial;bentuk-bentuk perubahan sosial; proses perubahan
sosial;perubahan sosial di bidang pendidikan; dampak perubahan sosial;pengertian,
hakikat dan komponen dari pembangunan; pembangunan di Indonesia; dan dampak
yang diakibatkan dari pembangunan tersebut.
BAB
III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya
struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif,
sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat.
Pengertian
perubahan sosial menurut para ahli:
a. William F.
Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur
kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah
pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial”.
b.
Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.
c.
Mac Iver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan
sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium) hubungan sosial”.
B.
Faktor-faktor
Perubahan Sosial
1.
Faktor
Penyebab
Perubahan
sosial dalam kehidupan masyarakat terjadi karena masyarakat tersebut
menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi karena adanya dorongan
dari luar sehingga masyarakat secara sadar ataupun tidak akan mengikuti
perubahan.
Perubahan
berasal dari dua sumber yaitu faktor acak dan faktor sistematis. Faktor acak
meliputi iklim, cuaca, atau karena adanya kelompok-kelompok tertentu. Faktor
sistematis adalah faktor perubahan sosial yang disengaja dibuat. Keberhasilan
faktor sistematis ditentukan oleh pemerintahan yang stabil dan fleksibel,
sumber daya yang cukup, dan organisasi sosial yang beragam. Jadi, perubahan
sosial biasanya merupakan kombinasi dari faktor sistematis dengan beberapa
faktor acak.
Menurut
Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor intern (dari dalam masyarakat) dan
ekstern (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
dalam masyarakat. Faktor intern meliputi perubahan penduduk, penemuan-penemuan
baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan (revolusi) dalam tubuh
masyarakat. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor alam yang ada di sekitar
masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
2.
Faktor
Pendorong
Faktor pendorong perubahan sosial adalah faktor yang
mempercepat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kontak dengan masyarakat
lain, difusi (penyebaran unsur-unsur kebudayaan) dalam masyarakat, difusi antar
masyarakat, sistem pendidikan yang maju, sikap ingin maju, toleransi, sistem
stratifikasi (lapisan) sosial terbuka, penduduk yang heterogen
(bermacam-macam), ketidakpuasan terhadap kondisi kehidupan, orientasi ke masa
depan, nilai yang menyatakan bahwa manusia harus berusaha memperbaiki nasibnya,
disorganisasi (pertikaian) dalam keluarga), dan sikap mudah menerima hal-hal
baru.
3.
Faktor
Penghambat
Perubahan
sosial tidak akan selalu berjalan mulus. Perubahan sosial seringkali dihambat
oleh beberapa faktor penghambat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi
kurangnya hubungan dengan masyarakat yang lain, perkembangan ilmu pengetahuan
yang terhambat, sikap masyarakat yang tradisional, adat atau kebiasaan,
kepentingan-kepentingan yang tertanam kuat sekali, rasa takut akan terjadinya
disintegrasi (meninggalkan tradisi), sikap yang tertutup, hambatan yang
bersifat ideologis, dan hakikat hidup.
C.
Bentuk-bentuk
Perubahan Sosial
Bentuk perubahan sosial dapat dikelompokkan menjadi
tiga bentuk yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan
direncanakan dan tidak direncanakan, dan perubahan berpengaruh besar dan
berpengaruh kecil.
1.
Perubahan Evolusi dan
Perubahan Revolusi
Perubahan
evolusi dan perubahan revolusi adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan lama
perubahan sosial tersebut. Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial
yang terjadi dalam waktu yang cukup lama dan terjadi karena dorongan dan
usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan hidupnya. Sedangkan
perubahan revolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam waktu
yang relatif cepat dan terjadi karena ada ketidakpuasan masyarakat terhadap
suatu keadaan. Keduanya sama-sama tidak ada unsur kehendak atau perencanaan
sebelumnya.
2.
Perubahan Direncanakan dan
Tidak Direncanakan
Perubahan
direncanakan dan tidak direncanakan adalah bentuk perubahan sosial berdasarkan
ada tidaknya perencanaan dalam perubahan sosial tersebut. Perubahan yang
direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan
di dalam masyarakat. Sedangkan perubahan yang tidak direncanakan adalah
perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat.
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya diakibatkan karena bencana alam atau
wabah penyakit.
3.
Perubahan Berpengaruh Besar
dan Berpengaruh Kecil
Perubahan
berpengaruh besar dan berpengaruh kecil adalah bentuk perubahan sosial
berdasarkan besar pengaruhnya terhadap masyarakat. Suatu perubahan dikatakan
berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan
pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan
stratifikasi masyarakat. Sedangkan perubahan berpengaruh kecil adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan berpengaruh kecil
biasanya berupa mode atau tren yang tidak semua masyarakat mengikutinya.
D.
Proses
Perubahan Sosial
Perubahan
sosial terdiri dari beberapa proses. Proses itu dapat ditandai dengan perubahan
pada struktur lembaga-lembaga sosial. Proses-proses sosial tersebut menyangkut
penyesuaian masyarakat terhadap perubahan, saluran-saluran perubahan,
disorganisasi, dan reorganisasi.
1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian atau kesesuaian masyarakat adalah yang
paling diidam-idamkan. Keserasian tersebut ditandai dengan keadaan dimana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling
mengisi. Sekali saja terjadi gangguan, masyarakat akan menolaknya atau mengubah
susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Hal ini menyebabkan masuknya
berbagai unsur-unsur baik yang baru maupun yang lama. Terkadang unsur-unsur
tersebut bertentangan dengan nilai dan norma pada masyarakat. Hal ini berarti
gangguan-gangguan terus menerus terjadi terhadap keserasian masyarakat.
2. Saluran-Saluran Perubahan Sosial
Saluran-saluran
perubahan sosial adalah saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses
perubahan. Saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima,
diakui, serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau mengalami proses institutionalization
(pelembagaan). Saluran-saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan dalam
berbagai bidang seperti pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dll. Pada suatu
waktu, salah satu lembaga kemasyarakatan akan menjadi saluran utama perubahan
sosial dan membawa akibat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya karena
lembaga-lembaga tersebut merupakan suatu sistem yang saling terkait satu sama
lain.
3.
Disintegrasi dan Reintegrasi
Perubahan sosial dapat mengakibatkan terjadinya proses
disintegrasi atau reintegrasi. Disintegrasi atau disorganisasi adalah suatu
proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat yang disebabkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali norma-norma dan
nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang mengalami perubahan. Reintegrasi umumnya disebabkan oleh rasa kesatuan dan
persatuan.
E.
Perubahan
Sosial di Bidang Pendidikan
Perubahan sosial dapat terjadi dibidang pendidikan.
Hal ini seiring dengan berkembangnya metode pengajaran dan kurikulum yang
berlaku. Selain itu, perkembangan teknologi juga membuat perubahan pada
pendidikan. Perubahan sosial dalam bidang pendidikan antara lain:
1.
Cara Mengajar
Cara mengajar berubah seiring perkembangan jaman.
Berbagai penelitian telah dilakukan terutama dalam bidang psikologi pada
peserta didik. Tentu saja mereka menginginkan cara mengajar yang lebih baik
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, perkembangan teknologi
juga semakin memajukan cara mengajar. Seperti penggunaan proyektor dalam
mengajar.
2.
Kekerasan
Dahulu, guru memperlakukan muridnya dengan sangat
kasar hingga ada yang sampai terluka. Namun, saat ini telah ada undang-undang
perlindungan anak. Sehingga guru jaman sekarang tidak bisa melakukan muridnya
dengan kasar.
3.
Metode Belajar
Di beberapa sekolah, metode belajar berubah menjadi
lebih modern. Seperti penggunaan laptop dan tablet PC. Di sekolah pun sering
disediakan WiFi untuk mempermudah siswa untuk mengakses internet dan mencari
sumber belajar.
4.
Membuat Tugas
Dahulu, siswa mengerjakan tugas dengan cara pergi ke
perpustakaan lalu meneliti seluruh isi buku kemudian menuliskan tugasnya dalam
secarik kertas. Sekarang sangat berbeda: cari di internet, salin, cetak,
selesai.
5.
Kurikulum
Kurikulum adalah perubahan terbesar di bidang
pendidikan. Kurikulum mencakup cara belajar, cara mengajar, dan apa yang
diajarkan. Ketika kurikulum berubah, guru dan siswa harus menyesuaikan
segalanya dan seringkali itu sulit.
F.
Dampak
Perubahan Sosial
1.
Dampak
Positif
Adapun dampak positif
perubahan sosial sebagai berikut :
a.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Perkembangan iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi
nilai-nilai baru yang mendorong berbagai inovasi yang dapat memudahkan
kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial kearah modernisasi.
b.
Tercipta lapangan kerja baru
Dapat mendorong industrialisasi dan perkembangan perusahaan
multinasional. Dengan pengembangan perusahaan secara global dan pembukaan
industri kecil, tersedia banyak lapangan pekerjaan sehingga mampu menyerap
tenaga kerja secara maksimal.
c.
Tercipta tenaga kerja
profesional
Untuk mendukung persaingan industri diperlukan tenaga kerja
yang memiliki kecakapan, keterampilan, keahlian, dan profesionalisme yang
tinggi.
d.
Nilai dan norma baru
terbentuk
Nilai merupakan sesuatu yang baik, penting, dihargai dan
norma merupakan aturan yang mengikat nilai.
e.
Efektivitas dan efisiensi
kerja meningkat
Efektivitas dan efisiensi kerja selalu berkaitan dengan
penggunaan alat produksi yang dapat menghasilkan produk lebih cepat, lebih
banyak, dan tepat sasaran.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif perubahan sosial menunjukkan kerugian yang di
alami oleh masyarakat, kerugian tersebut berupa materiel maupun non materil.
Adapun dampak negatif perubahan sosial sebagai berikut :
a.
Terjadi disintegrasi sosial
Disintegrasi terjadi karena
adanya revolusi, kesenjangan sosial, perbedaan kepentingan yang dapat mendorong
perpecahan dalam masyarakat.
b.
Terjadi pergolakan daerah
Pergolakan daerah dapat
muncul akibat :
1)
kesenjangan ekonomi
2)
tidak memperhatikan tatanan
hidup
3)
mengabaikan nilai dan norma
4)
perbedaan agama, ras, suku
bangsa dan politik.
c.
Kenakalan remaja
Muncul akibat pengaruh
perubahan sosial, nilai-nilai kebebasan budaya barat diadopsi tanpa
menyesuaikan kondisi kebudayaan sendiri.
d. Terjadi kerusakan lingkungan
e.
Eksistensi adat istiadat
berkurang
Nilai adat istiadat semakin
ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan
zaman, dan digantikan dengan nilai kebudayaan moderen.
f.
Lembaga sosial tidak
berfungsi secara optimal
menyalahgunakan kedudukan dan wewenang.
menyalahgunakan kedudukan dan wewenang.
g. Muncul paham duniawi
1)
Konsumerisme, yakni paham/idiologi
yang menjadikan seseorang mengonsumsi/memakai barang-barang secara berlebihan.
2)
Sekularisasi, paham yang
memisahkan urusan dunia dengan urusan agama.
3)
Hedonisme, paham yang
menganggap hidup bertujuan untuk mencari kebahagiaan sebanyak munkin dan
menghindari perasangka-perasangka yang menyakitkan.
G.
Pengertian,
Hakikat dan Komponen Pembangunan
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan
melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang
terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy
Supriyadi Bratakusumah, 2005). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses
perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan
masyarakat.
Hakikat pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Seiring dengan itu,
pembangunan pun menghendaki keikutsertaan dari seluruh warga tanpa terkecuali.
Adapun secara spesifik menurut Profesor Goulet dan beberapa tokoh lain
mengatakan bahwa paling tidak ada tiga komponen dasar atau nilai inti yang
harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami arti
pembangunan yang paling hakiki, yaitu: kecukupan (sustenance), harga diri (self-esteem),
serta kebebasan (freedom), yang
merupakan tujuan pokok yang harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat
melalui pembangunan. Adapun pengertian dari ketiga komponen dasar ini, yaitu:
1. Kecukupan
adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar
disini yaitu segala sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan menghentikan
kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan keamanan.
Fungsi dasar dari semua kegiatan ekonomi hakikatnya adalah untuk memenuhi
minimal kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa
keberhasilan pembangunan ekonomi merupakat prasyarat bagi membaiknya kualitas
kehidupan;
2. Harga Diri
yaitu menjadi manusia seutuhnya. Komponen universal yang kedua dari kehidupan
yang serba lebih bak adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk
menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau
mengejar sesuatu dan seterusnya. Indikator keberhasilan pembangunan bukan hanya
dilihat dari gedung-gedung mewah ataupun teknologi canggih dan modern,
melainkan segala hal yang bersifat internal diri, manusianya sendiri harus ikut
bangun.
3. Kebebasan
dari sikap menghamba yaitu berupa kemampuan untuk memilih. Artinya makna
pembangunan harus memiliki konsep kemerdekaan manusia. Kemerdekaan atau
kebebasan di sini hendaknya diartikan secara luas sebagai kemampuan untuk
berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengajaran aspek-aspek materiil
dalam kehidupan ini. Jika kita memiliki kebebasan, itu berarti untuk selamanya
kita mampu untk berfikir jernih dan menilai segala sesuatu atas dasar
keyakinan, fikiran sehat, dan hati nurani kita sendiri. Kebebasan juga meliputi
kemampuan individual atau masyarakat untuk memilih satu atau sebagian dari
sekian banyak pilihan yang tersedia.
H.
Pembangunan
di Indonesia
Pembangunan
nasional Indonesia adalah paradigma pembangunan yang terbangun atas pengalaman
Pancasila yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan
pedomannya. Dari amanat tersebut dapat disadari bahwa pembangunan ekonomi bukan
semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelmaan pula dari proses perubahan
politik, sosial, dan budaya yang meliputi bangsa, di dalam kebulatannya.
Pembangunan
nasional merupakan cerminan kehendak terus menerus meningkat kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mnegambangkan
kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis
berdasarkan Pancasila. Indonesia sebagai negara berkembang umumnya menganut
program pembangunan yang termasuk ke dalam kelompok negara yang melaksanakan
strategi industrialisasi dan substitusi impor yang berorientasi pada pemenuhan
pasar dalam negeri. Hal ini didasari oleh besarnya pasaran dalam negeri , jika
dibandingkan dengan negara-negara yang menganut model industrialisasi yang
berorientasi pada ekspor seperti Singapura, Korea Selatan, dan lain-lain.
1.
Pembangunan
Ekonomi
a. Pengertian
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan
ekonomi secara umum di definisikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya, sehingga infrastruktur
lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf
pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Selain itu
pembangunan ekonomi juga diartikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
b.
Program Pemerintah Mengenai Pembangunan Ekonomi di
Indonesia
1)
Ekonomi Kreatif: setelah ekonomi informasi yang
mengutamakan informasi sebagai pengembangan ekonomi, muncul istilah ekonomi
kretaif sebagai sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide, pengetahuan yang inovatif,
teknologi yang kreatif dan budaya dari sumber daya manusia sebagai faktor
produksi yang utama untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
dengan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Konsep ini
biasanya akan didukung dengan industri kreatif dan banyak menarik perhatian
terutama digunakan pada kampanye capres dan cawapres seperti yang dicanangkan
oleh presiden Jokowi pada masa kampanyenya. Menurut Howkins, ekonomi kreatif
adalah kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan
berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus
dilakukan untuk kemajuan. Oleh karena itu, ekonomi kreatif ini merupakan suatu
upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativis dengan iklim
perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang
terbarukan. Jenis-jenis dari ekonomi kreatif ini diantaranya seperti:
periklanan (advertising), arsitektur,
pasar barang seni, kerajinan (craft),
desain, Fashion, video, film,
fortografi, permainan interaktif (game),
musik, seni perutnjukan (showbiz),
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan perangkat lunak (software), televisi dan radio (broadcasting),
riset dan pengembangan, kuliner. Dilihat dari jenis-jenis tersebut, ekonomi
kreatif ini lebih bayak muncul dari industri kecil menengah yang dalam
produksinya tidak membutuhkan skala dalam jumlah besar tetapi industri ini
berkontribusi positif terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Hal ini
bisa terlihat dari catatan Departemen Perdagangan pada tahun 2002-2006 yang
mebuktikan bahwa industri kreatif ini mampu mencapai 6,3% atau 152,5 triliun
jika dirupiahkan. Industri ini juga menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta
dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspornya pun industri kreatif ini
sangat besar yaitu sekitar 10,6%. Oleh karena itu, industri kreatif ini sangat
potensial dan penting undtuk dikembangkan di Indonesia.
2)
Pasar Bebas ASEAN (MEA): pada tahun 2015 mendatang,
kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN atau pasar bebas ASEAN mulai berlaku. ASEAN
merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara kawasan
Asia tenggara yang didirikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya serta memajukan
perdamaian di tingkat regionalnya. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, ASEAN
mendirikan ASEAN Economic Community
(AEC) sebagai bentuk integrasi ekonomi. Pada tahun 2015, AEC ini kan menjadi
pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus investasi, dan
tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas sehingga akan
membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan
ASEAN. Tujuan adanya pasar bebas ASEAN ini adalah untuk meningkatkan daya saing
ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan
halangan non-bea dalam ASEAN serta menarik investasi asing langsung ke ASEAN.
Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah ruah diantara negara ASEAN lainnya, Indonesia diperkirakan masih belum
siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Alasannya, iklim
investasinya masih kurang kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya
birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas sumber daya manusia dan
ketenagakerjaan (perburuhan), serta korupsi. Pasar bebas meruoakan hal positif
bagi kita untuk bersaing. Namun, sebaliknya dapat merugikan jika Indonesia
tidak mampu bersaing. Oleh karena itu, dalam mengadapi pasar bebas pda tahun
2015 nanti, pemerintah perlu berbenah untuk memperbaiki kualitas diri, agar
mampu bersaing dengan negara asing dan mendapatkan keuntungan dari pasar bebas
tahun 2015 tersebut.
3)
Peningkatan Pendapatan Perkapita Melalui Bidang
Kelautan:pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di
suatu negara. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur
kemakmuran dan pembangunan suatu negara, semakin besar pendapatan perkapita
suatu negara, semakin makmur negara tersebut. Perikanan merupakan sektor yang
menjamin pendapatan perkapita saat ini mengingat lahan di Indonesia yang
semakin menyempit oleh industri yang terus berkembang dan membutuhkan lahan
yang cukup banyak. Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan. Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu
perikanan darat (air tawar) dan
perikanan laut (air asin). Sektor ini juga menjadi salah satu penyumbang devisa
bagi Indonesia yang tentunya mempengaruhi pendapatan perkapita Indonesia.
2.
Pembangunan
Sosial
a. Pengertian
Pembangunan Sosial
Pembangunan
biasanya diidentikkan dengan ekonomi. Keberhasilan pembangunan selalu diukur
dengan pencapaian dan pertumbuhan ekonomi seperti pendapatan perkapita yang
hanya didasarkan pada pendapatan rata-rata yang diterima oleh anggota masyarakat. Contoh
lain keberhasilan pembangunan dilihat dari pertumbuhan ekonomi dalam jangka
waktu tertentu. Pembangunan yang hanya mendasarkan pada pertumbuhan ekonomi
menyebabkan semakin terjadinya kesenjangan dalam masyarakat. Di banyak
negara, khususnya negara berkembang, pembangunan ekonomi menjadi prioritas
utama. Akibatnya muncul berbagai ketimpangan khususnya kemiskinan yang
merupakan dampak dari pembangunan ekonomi. Untuk mengatasi permasalahan
ketimpangan yang disebabkan karena lebih memprioritas pembangunan ekonomi perlu
adanya “pembangunan tandingan” yang berupa pembangunan sosial.
Pembangunan
sosial menurut Midgley (1995; 250) adalah “a process of planner social
change designed to promote the well-being of the population as a whole in
conjunction with a dynamic process of development”. Berdasarkan definisi
yang dikemukakan oleh Midgley tersebut terlihat bahwa pembangunan sosial
ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat. Peningkatan
taraf hidup masyarakat tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya keterkaitan
dengan pembangunan ekonomi. Jadi pokok pikiran dari Midgley bahwa pembangunan
sosial tidak akan dapat dijalankan tanpa adanya keterpaduan dengan pembangunan
ekonomi. Perencanaan dalam pembangunan sosial harus juga membuat perencanaan
pembangunan ekonomi.
Selanjutnya
Edi Suharto mengartikan pembangunan sosial sebagai suatu pendekatan pembangunan
yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara
paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan
fisik sampai sosial.Berdasarkan definisi dari Edi Suharto tersebut terlihat
bahwa pembangunan sosial lebih kepada meningkatkan keadilan terhadap semua
anggota masyarakat.
Jadi
pembangunan sosial adalah proses pembangunan yang direncanakan dan diselaraskan
dengan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat berdasarkan keadilan.
b.
Program Pemerintah Mengenai Pembangunan Sosial
1)
Program BPJS: Program jaminan sosial merupakan program
perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk
menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi,
dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan
keluarganya akibat dari terjadinya resiko sosial dengan pembiayaan yang
terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Resiko sosial ekonomi yang
ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan,
sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan
berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan
perawatan medis Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini yang menggunakan
mekanisme Asuransi Sosial. Macam-macam dari BPJS ini diantaranya ada BPJS
ketenagakerjaan (LHK) seprti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT); serta BPJS kesehatan.
2)
Pemberdayaan Nelayan: salah satu percepatan
kesejahteraan bagi nelayan adalah bagi nelayan adalah dengan dibuatnya
peraturan pemerintah (PP) tentang pemberdayaan masyarakat nelayan dan
pembudidaya skala kecil. PP tersebut sebagai peraturan pelaksana Undang-undang
No. 45/2009 tentang perikanan yang sampai sekarang belum ada peraturan
pelaksanaannya. Adanya peraturan pemerintah ini didasari oleh masalah klasik
yang dialami oleh nelayan kecil yaitu akses terhadap pemodalan dan informasi
perikanan, jaminan harga ikan yang baik di tempat penjualan ikan, bagaimana
nelayan bisa dilibatkan dalam pengelolaan kealutan, kepastian hak akses dan
pemanfaatan sumber daya perikanan bagi nelayan kecil, adanya penyerobotan
wilayah tangkap dan pencemaran pesisir dan laut, proses perizinan yang
bertele-tele sehingga memakan waktu dan biaya yang banyak,akses permodalan dan
BBM bersubsidi yang hampir mustahil diperoleh dengan ketentuan harga perpres
tahun 2012 yaitu Rp. 4500, adanya ktidakberpihakan pemerintah pada nelayan yang
mengalami kecelakaan saat melaut dan perbaikan kapal juga belum ada, adanaya
perempuan nelayan juga belum diakui peran dan keberadaannya di dalam kebijakan
kelautan dan perikanan. Oleh karena itu dengan adanya Koordinator Persaudaraan
Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) ini berharap besar terhadap Presiden Joko
Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk dapat
memberikan perhtaian khsusus bagi nelayan dalam bekerja menantang maut sehingga
perlu adanya perlindungan jaminan sosial dan asuransi bagi nelayan yang
mengalami kecelakaan maupun nelayan yang belum mendapatkan haknya sehingga
mereka dapat terjamin kesejahteraannya.
I.
Dampak
Pembangunan di Indonesia
1. Dampak
Pembangunan Ekonomi
a. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
1) Melalui
pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih
lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2) Adanya
pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
3) Terciptanya
lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa
memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
4) Melalui
pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari
struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan
ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
5) Pembangunan
ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian,
akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
1)
Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan
baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
2)
Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan
pertanian.
3)
Hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan
Sosialadalah suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam
masyarakat.Menurut Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor intern (dari dalam
masyarakat) dan ekstern (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial dalam masyarakat. Bentuk perubahan ini berupa perubahan
evolusi dan perubahan revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan,
dan perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil. Perubahan sosial dibidang
pendidikan dilakukan dengan mengembangkan metode pengajaran dan kurikulum yang
berlaku.Perubahan
sosial berdampak pada ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagainya.
Sedangkan pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan
melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Hakikat pembangunan di Indonesia
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia sehingga menghendaki keikutsertaan dari seluruh warga
tanpa terkecuali. Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya. Program pemerintah
mengenai pembangunan ekonomi di Indonesia ini diantaranya seperti ekonomi
kreatif, pasar bebas ASEAN, dan peningkatan pendapatan perkapita melalui
perikanan.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang
bijak sudah seharusnya peka terhadap perubahan sosial yang ada, secara sadar
maupun tidak sadar, langsung maupun tidak langsung kita larut dalam perubahan
yang ada. Yang terpenting adalah bagaimana kita memposisikan diri dan menyaring
perubahan sosial yang ada.Perubahan sosial akan berdampak pada pembangunan di
Indonesia baik dari segi ekonomi maupun sosialnya. Oleh karena itu, jika
pembangunan di Indonesia ingin maju maka perbaiki terlebih dahulu perubahan
sosial yang ada di Indonesia ke arah yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Bappenas. (2009). Pokok-pokok Penyelenggaraan
Pembangunan Nasional. [Online]. Tersedia: https://www.bappenas.go.id/files/3413/4986/1934/info__20091015133401__2370__0.pdf.
Rosdayana, Diar. (2010). Hakikat Pembangunan di Indonesia. [Online]. Tersedia: https://diarydiar.wordpress.com/2010/01/26/hakikat-pembangunan-di-indonesia/, diakses tanggal 6 Desember 2014
Rosdayana, Diar. (2010). Hakikat Pembangunan di Indonesia. [Online]. Tersedia: https://diarydiar.wordpress.com/2010/01/26/hakikat-pembangunan-di-indonesia/, diakses tanggal 6 Desember 2014
Makalah yang bagus sekali ....
BalasHapusmakasih gan,, bermanaat
BalasHapusmakalahnya cukup lengkap, tetapi pembahasannya perlu ditingkatkan
BalasHapusIjin share ah. Bagus nee !
BalasHapusmantab
BalasHapus