BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa ini, kebudayaan nasional Indonesia masih dalam
masa pertumbuhan karena kebudayaan Indonesia masih terdiri atas segala bentuk
dan jenis kebudayaan daerah yang dikembangkan kearah perpaduan dan kesatuan
kebudayaan untuk seluruh bangsa Indonesia. Sebagai bahan untuk membangun
kebudayaan nasional Indonesia, perlu segala inti sari serta puncak-puncak
kebudayaan daerah yang terdapat diseluruh Indonesia yang dipergunakan sebagai
modal isi yang dikemudian dikembangkan, diperkaya dengan unsur-unsur baru yang
kita perlukan dan kita butuhkan, untuk kehidupan dan pembangunan dewasa ini
yang sejalan dengan tujuan pembangunan nasional.
Namun pada kenyataannya,
Nilai-nilai
budaya Indonesia saat ini mulai terkikis oleh masuknya budaya asing.
Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya
tradisional dengan alasan mengikuti arus globalisasi. Akibatnya, bangsa
Indonesia kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia. Ungkapan bangsa yang
besar adalah bangsa yang menghargai budayanya, namun hal tersebut tidak berlaku
di Indonesia. Kenyataannya, bangsa Indonesia lebih suka mengadopsi budaya asing
daripada mempertahankan budaya tradisional.
Budaya memiliki banyak arti yang
berkaitan dengan suatu bangsa. Budaya bisa berarti akal budi atau pikiran. Akal
budi bangsa Indonesia mulai luntur seiring dengan terkikisnya nilai budaya.
Nilai budaya yang makin terkikis berdampak pada generasi muda. Sejarah
berdirinya Indonesia dikhawatirkan akan menjadi cerita usang yang tidak menarik
di kalangan generasi muda.
Oleh sebab itu, perlu usaha untuk memajukan kebudayaan sehingga diharapkan segala bentuk kebudayaan haruslah bertujuan
memajukan peradaban, kebudayaan, dan persatuan Indonesia dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya budaya bangsa sendiri sehingga dapat mempertinggi derajat dan
martabat bangsa Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas, kami dapat menarik beberapa masalah yang telah kami
rumuskan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Hakekat Manusia dan Kebudayaan?
2. Bagaimana Hakekat Manusia dan Peradaban?
3. Bagaimana
Wujud dan Perkembangan Peradaban?
4. Apa
saja Tahapan dalam perkembangan Peradaban?
5. Bagaimana
Peradaban dan Perubahan Sosial?
6. Bagaimana
Dinamika Peradaban?
7. Bagaimana
dinamika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia?
8. Bagaimana
Manusia sebagai Mahluk Beradab dan Masyarakat adab?
9. Bagaimana
Problematika Peradaban dalam Kehidupan Masyarakat?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain :
1.
Mengetahui Hakekat Manusia dan Kebudayaan
2.
Mengetahui Hakekat Manusia dan Peradaban
3.
Mengetahui
Wujud dan Perkembangan Peradaban
4.
Mengetahui
Tahapan dalam perkembangan Peradaban
5.
Mengetahui
Peradaban dan Perubahan Sosial
6.
Mengetahui
Dinamika Peradaban
7.
Mengetahui
dinamika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
8.
Mengetahui
Manusia sebagai Mahluk Beradab dan Masyarakat adab
9.
Mengetahui
Problematika Peradaban dalam Kehidupan Masyarakat
D.
Sistematika
Penulisan
Struktur makalah ini yaitu
terdiri dari 3 bab, yang disusun untuk
membantu pembaca dalam membaca dan memahami isi dari makalah ini. Adapun
susunannya terdiri atas:
BAB
I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB
II Pembahasan.
BABI
III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
|
PEMBAHASAN
A.
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun-menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Manusia adalah makhluk berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Dengan berbudaya,
manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia
menggunakan akal dan budinya dalam berbudaya. Kebudayaan merupakan perangkat
yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan
melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.
1.
Pengertian
Dan Wujud Kebudayaan
a) Pengertian
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh yang bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Berikut pandangan para
ahli mengenai kebudayaan :
1)
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
2)
4
|
3)
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
4) Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
b)
Perwujudan
Kebudayaaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu
gagasan, aktivitas, dan artefak.
1)
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2)
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3)
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
2.
Sistem,
Unsur, dan Substansi Budaya
a)
Sistem Budaya
Sistem kebudayaan merupakan komponen
dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran,
gagasan, konsep, serta keyakinan. Dengan demikian sistem kebudayaan merupakan
bagian dari kebudayaan, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Dalam adat istiadat terdapat juga sistem
norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta
menciptakan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Sistem
kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda.
Jenis kebudayaaan ini dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu kebudayaan material
dan kebudayaan non formal. Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang
alat, pengelolaan alam. Seperti gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.
Sedangkan kebudayaan non formal hasil karsa yang berwujud kebiasaan, adat
istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Macam-macam bagian dari kebudayaan
non material antara lain:
1)
Cara (usage)
adalah proses interaksi yang terus menerus akan menghasilkan pola-pola
tertentu. Norma yang disebut cara mempunyai kekuatan yang lemah dibanding
dengan norma lain. Pelanggaran dari norma ini hanya disebut tidak sopan, misal
bersendawa, berdecak, dan sebagainya.
2)
Kebiasaan (Volksway)
adalah proses yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, merupakan cermin bahwa
orang tersebut menyukai perbuatannya. Pelanggaran terhadap norma ini berupa
teguran atau sindiran. Contoh dari kebiasaan adalah menghormati orang tua, bertutur
sopa, memberi salam, dan lain- lain.
3)
Norma tata kelakuan (Mores) adalah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan
seharusnya menurut agama, filsafat atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap
mores akan disebut jahat. Contoh mores membunuh, mencuri, melecehkan lawan
jenis. Mores merupakan norma berat karena sanksinya pun berat.
4)
Norma adat istiadat (custom) adalah Tata kelakuan yang kekal dan kuat integritasnya
dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat mengikat dan membentuk adat
istiadat. Anggota yang melanggar adat istiadat akan mendapat sangsi yang berat
dari lingkungan berupa pengucilan.
5)
Norma hukum (law)
adalah suatu rangkaian yang ditujukan pada anggota masyarakat yang berisi
ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban, dan larangan agar dalam masyarakat
tercipta keamanan, ketertiban juga keadilan. Aturan ini lazimnya tertulis dan
dijadikan sebagai undang-undang, atau tidak tertulis berupa keputusan hukum
pengadilan adat. Karena sebagian besar norma hukum adalah tertulis maka
sanksinya paling tegas.
6)
Mode (fashion)
adalah cara dan gaya untuk melakukan dan membuat sesuatu, sering berubah-ubah
serta diikuti banyak orang. Ciri khas mode ialah bersifat massal atau dipakai
orang banyak. Mode atau fashion tidak
hanya terbatas pada penampilan, tetapi juga pada sesuatu di bidang lain. Dari
mode akan sesuatu yang lebih baru dan bersifat inovatif, missalkan sesuatu yang
bersifat kontemporer atau perpaduan antara tradisonal dan modern.
b)
Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan
yang terdapat pada semua jenis masyarakat, baik masyarakat kota maupun
pedesaan, baik masyarakat modern maupun masyarakat tradisional disebut
unsur-unsur budaya universal. Unsur-unsur budaya nenurut C. Kluckhohn meliputi
tujuh unsur pokok yang dimiliki setiap kebudayaan, diantaranya.
1)
Bahasa yaitu Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah
kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar
sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti
bahasa Inggris.
2)
Sistem pengetahuan merupakan Sistem yang terlahir
karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
3)
Sistem Organisasi kemasyarakatan adalah sistem yang
muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang
paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing
antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4)
Sistem peralatan hidup dan teknologi merupakan Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
5)
Sistem mata pencaharian hidup yaitu Terlahir karena
manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin
lebih.
6)
Sistem religi adalah Kepercayaan manusia terhadap
adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih
dan Maha Kuasa.
7)
Kesenian yakni Setelah memenuhi kebutuhan fisik
manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
c)
Substansi (isi) Utama Budaya
Substansi
(isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada
masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan,
nilai, pandangan hidup, persepsi, dan etos kebudayaan.
1)
Sistem Pengetahuan.
Melalui sistem pengetahuan, manusia mampu beradaptasi untuk menyesuaikan
hidupnya dengan alam sekitarnya. Melalui sistem pengetahuan juga manusia mampu
meningkatkan produktivitas kebutuhan hidupnya.
2)
Sistem Nilai Budaya. Nilai adalah sistem yang baik
yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh
manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memilik nilai
apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik
nilai moral, religius (nilai agama). Menurut Koentjaraningrat, sistem nilai
budaya terdiri atas konsep-konsep yang hidup dalam pikiran sebagian besar warga
masyarakat. Oleh karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
3)
Persepsi
4)
Persepsi adalah sudut pandang dari seorang individu
atau kelompok masyarakat mengenai suatu hal atau suatu masalah. Dalam hal
tertentu, sering terjadi persepsi yang satu berbeda dengan persepsi yang lain
yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, lingkungan dan pengetahuan. Akibatnya,
akan terjadi konflik atau ketegangan, mulai dari hal yang sederhana sampai yang
serius.
5)
Pandangan hidup
Pandangan hidup adalah konsep yang
dimiliki seseorang atau golongan masyarakat yang bermaksud menanggapi atau
menerangkan suatu masalah tertentu. Jika suatu bangsa tidak memiliki pandangan
hidup maka bangsa tersebut mudah dikendalikan oleh bangsa lain, mudah goyah,
kehilangan jati diri dan akhirnya sulit untuk jadi bangsa dan negara yang
besar.
6)
Etos kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan berasal
dari bahasa inggris berati watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku
warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda
budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang lain. Etos kebudayaan
adalah sifat, nilai, dan adat istiadat khas yang memberi watak kepada
kebudayaan suatu golongan sosial dalam masyarakat. Masing-masing suku
diberbagai daerah mempunyai etos kebudayaan masing-masing, yang mungkin saja
berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik
menurut suku lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan dan toleransi
yang tinggi untuk memahami kebudayaan yang lain.
7)
Kepercayaan
Pada dasarnya, manusia yang memiliki
naluri yang menghambakan diri kepada Yang Maha Tinggi yang dianggap mampu
mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi
ketidakmampuan manusia dalam menghadapi
tantangan-tantangan hidup, dan yang Maha Tinggi saja yang mampu memberikan
kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan.
Kepercayaan manusia bermacam-macam bergantung keyakinan manusia.
3.
Sifat Budaya
dan Kecenderungannya
a)
Sifat-sifat Budaya
Kebudayaan
yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang
terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayan
mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara
spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu akan
memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor
ras, lingkungan alam, atau pendidikan, yaitu sifat hakiki yang berlaku umum
bagi semua budaya dimana juga. Sifat hakikat kebudayaan di antaranya :
1)
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku
manusia.
2)
Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya
suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
3)
Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
dalam tingkah lakunya.
4)
Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang dan tindakan-tindakan yang dijinkan.
5)
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan
tetapi sekelompok orang akan memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih
dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalamnya.
b)
Kecenderungan Bertahan dan Berubahnya Kebudayaan
Kebudayaan
akan terus hidup manakala masyarakat mau mempertahankannya, sebaliknya
kebudayaan akan musnah jika masyarakat tidak lagi menggunakannya. Dalam
mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan hubungan antara unsur-unsur
yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau berubah, dan situasi atau
kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan. Unsur-unsur penyebab
kecenderungan bertahannya suatu budaya antara lain :
1)
Unsur idiologi
Idiologi adalah kumpulan gagasan,
dasar, serta tatanan yang baik dalam kehidupan masyarakat dan bernegara yang
menjadi jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan demikian, unsur idiologi ini
cenderung tetap bertahan karena sudah diyakini kebenarannya oleh suatu
masyarakat atau bangsa.
2)
Unsur kepercayaan/religi
Semua aktivitas manusia yang
berhubungan dengan kepercayaan/religi didasarkan pada suatu keyakinan akan
kebenaran (keimanan). Oleh karena itu, unsur kepercayaan atau religi ini
cenderung tetap bertahan karena menyangkut keyakinan, kepatuhan atau keimanan
yang diyakini.
3)
Unsur seni
Seni adalah sesuatu yang bersifat
indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, baik
terhadap Tuhan, maupun terhadap sesama manusia. Pengungkapan rasa seni dapat
melalui musik, tari, lukisan, satra, dan sebagainya, sebagai hasil cipta,
karsa, manusia cenderung bertahan dari masa ke masa.
4)
Unsur bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi,
penghubung suatu maksud antar manusia, dari bahasa kita dapat mengungkapkan apa
yang kita inginkan. Bahasa cenderung berubah dari masa ke masa, meskipun kosa
katanya semakin berkembang, tanpa bahasa manusia tidak dapat berhubungan satu
sama lain.
Sedangkan,
unsur-unsur yang mempengaruhi kecenderungan perubahan budaya antara lain :
1)
Unsur sistem teknologi
Manusia tidak dapat menutup
kemungkinan dari kemajuan teknologi, karena teknologi itu sendiri bermaksud
untuk memudahkan pekerjaan manusia. Kemajuan teknologi berkembang seiring
dengan meningkatnya pengetahuan manusia.
2)
Unsur pengetahuan
Sistem pengetahuan manusia mengalami
perubahan menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia
lebih mengetahui dan mendalami segi kehidupan. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan tingkat keinginan
manusia. Misalnya ilmu pengetahuan dulu menyebutkan Pluto adalah sebuah planet,
namun kini terbukti bahwa Pluto bukanlah sebuah planet.
3)
Unsur Mata Pencaharian
Mata pencaharian dengan sistem
tradisional cenderung berubah menjadi suatu sistem yang lebih maju. Perubahan
mencakup sistem produksi, distribusi, dan konsumsi. Perubahan tersebut memiliki
berbagai alasan, di antaranya :
b.
Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.
c.
Sadar akan adanya kekurangan-kekurangan.
d.
Usaha-usaha menyesuaikan diri dengan perubahan jaman.
e.
Meningkatkan kebutuhan.
f.
Adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup.
g.
Sikap terbuka terhadap hal-hal baru. Dengan demikian,
sistem mata pencaharian hidup cenderung berubah dari masa ke masa, seiring
dengan perubahan jaman, perkembangan ilmu dan teknologi, serta pola hidup.
c)
Budaya dan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Manusia
Budaya
berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
manusia terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
psikologis. Manusia mempunyai berbagai kebutuhan agar dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Selain itu, kebutuhan manusia muncul sebagai upaya manusia
untuk memanfaatkan lingkungan. Kebutuhan manusia akan berbeda sesuai dengan
tempat, waktu, situasi, dan kondisi. Kebutuhan di desa akan bebeda dengan
kebutuhan di kota, kebutuhan pada waktu musim hujan akan berbeda dengan
kebutuhan pada waktu musim kemarau, dan sebagainya :
1)
Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus
dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan biologis ini tidak terpenuhi, maka
organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bisa meninggal dunia. Kebutuhan
biologis mencakup: makan dan minum, istirahat, buang air besar dan kecil,
perlindungan dari iklim dan cuaca, pelepasan dorongan seksual, dan kesehatan
yang baik.
2)
Kebutuhan Sosial
Untuk memudahkan tercapainya
kebutuhan biologis, manusia memerlukan kebutuhan sosial. Yang termasuk kedalam
kebutuhan sosial diantaranya: kegiatan bersama; pendidikan; berkomunikasi
dengan sesama; keteraturan sosial untuk menciptakan
suatu masyarakat yang tertib, aman, tenteram dan untuk menjaga keteraturan
sosial diupayakan adanya kontrol sosial.
3)
Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis yang dubutuhkan
oleh manusia meliputi hal-hal seperti rasa rileks atau santai, rasa kasih
sayang, kepuasan altruistik, kehormatan, dan kepuasan ego yang bisa terwujud
setelah ia merasa puas atas keberhasilan yang dicapai.
d)
Budaya Diperoleh Melalui Proses Belajar
Kebudayaan
diperoleh melalui proses belajar dari masyarakat dan lingkungannya. Segala
kelakuan yang didasari kebudayaan dipelajari oleh anggota masyarakat secar
turun temurun. Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat didapat melalui hal-hal berikut:
1)
Proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses
pengembangan potensi yang dimiliki oleh manusia, yang dipengaruhi baik
lingkungan internal (dari dalam diri manusia) maupun lingkungan eksternal (dari
luar diri manusia).
2)
Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi seorang individu
dari masa kanak-kanak sampai masa tua selalu belajar pola-pola tindakan dalam
interaksi dengan segala macam individu sekitarnya yang menduduki beraneka macam
peranan sosial.
3)
Proses Ekulturasi
Melalui proses ekulturasi seorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat
istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses ini terjadi sejak individu kecil dan disebut sebagai pembudayaan.
4.
Hubungan
Manusia dengan Kebudayaan
a. Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia disebut sebagai pencipta
dan pengguna kebudayaan, bahkan disadari ataupun tidak kadangkala manusia
adalah perusak kebudayaan. Berikut peranan kebudayaan bagi manusia :
1)
Sebagai pedoman hubungan antara manusia dengan
kelompoknya.
2)
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan
kemampuan-kemampuan lain.
3)
Membimbing kehidupan manusia.
4)
Membedakan manusia dengan binatang.
5)
Sebagai petunjuk tentang bagaimana manusia itu
bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
6)
Sebagai modal dasar pembangunan. Karena memiliki
peranan yang berarti bagi manusia dengan begitu manusia adalah makhluk yang
berbudaya, dengan akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan
masyarakat sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber dari
masyarakat itu sendiri. Semakin hari pemikiran manusia semakin berkembang dan
masyarakat semakin kompleks sehingga melahirkan kebudayaan yang lebih tinggi.
Hasil karya tersebut adalah teknologi yang menberikan kemungkinan yang luas
untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam.
b. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan
Budaya yang
dikembangkan oleh masyarakat maka akan berimplikasi pada lingkungan sekitar
dimana masyarakat itu tinggal. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya
terhadap lingkungan, seseorang dapat mengetahui mengapa suatu lingkungan
tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang
berbeda pula. Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan
lingkungan :
Physical
Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti: curah
hujan, iklim, wilayah geografis, dll.
Cultural
Sosial Renvironment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat, nilai-nilai.
1)
Environmental
Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
2)
Environmental
Behaviour and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan
dalam hubungan sosial.
3)
Out Carries
Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota
beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya
pertanian dan iklim.
c.
Proses dan Perkembangan Budaya
Perkembangan
dan perubahan kebudayaan sejalan dengan perkembangan manusia. Perkembangan dan
perubahan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia, karena kebudayaan
diciptakan oleh dan untuk manusia. Perkembangan kebudayaan itu bersifat
kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan
sosial.
Kebudayaan
yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain, dengan adanya kontak-kontak anatar kelompok
atau melalui difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan
tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi
tuntuntan yang dihadapinya.
1)
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari
pengaruh faktor-faktor lingkungan fisikal. Misalnya iklim, topografi sumber
daya alam dan sejenisnya. Terjadinya suau proses keserasian antara lingkunagn
fisikal dengan kebudayaan yang terbentuk di lingkungan tersebut akan
mengakibatkan adanya keserasian antara kebudayaan masyarakat yang satu dengan
kebudayaan masyarakat tetangga dekat. Kondisi lingkungan seperti ini memberikan
peluang untuk berkembangnya peradaban (kebudayaan) yang lebih maju.
2)
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara
komplit ditentukan oleh lingkungan fisikal saja, namun lingkungan tersebut
sekedar memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan. Dari waktu ke
waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalam hal ini adalah
sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehidupan setiap manusia.
3)
Perkembangan jaman mendorong terjadinya
perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Kebudayaan
yang dianut suatu kelompok sosial pasti akan mengalami pergeseran. Pergeseran
ini akan menimbulkan konflik antara kelompok-kelompok yang tidak menghendaki
perubahan. Suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya
perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan jaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan
kebudayaan ini kadangkala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan
kebudayaan.
4)
Hal yang terpenting dalam proses perkembangan
kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku regular
(yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak
jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang
dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial
yang ada di masyarakat sehingga masyarakat dapat memilah-milah mana kebudayaan
yang sesuai dengan nilai yang ada.
d.
Problematika Budaya
Beberapa problematika kebudayaan
yang ada dalam masyarakat antara lain:
1)
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup
dan sistem kepercayaan. Misalnya,
keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun temurun
diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani, padahal hidup mereka umumnya
miskin.
2)
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
persepsi atau sudut pandang. Hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan
pelaksana pembangunan.
3)
Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi
atau kejiwaan. Upaya untuk
mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan
hidup mereka di tempat yang lama.
4)
Mayarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan
masyarakat luar. Masyarakat
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena
pengetahuannya terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program-program
pembangunan.
5)
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap
hal-hal yang baru. Sikap ini dangat
mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal
baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara
turun-temurun.
6)
Sikap Etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan
menganggap rendah budaya lain.
7)
Penyalahgunaan perkembangan IPTEK sebagai hasil dari
kebudayaan. Perkembangan IPTEK
seringkali disalahgunakan oleh manusia, misalnya obat-obatan dibuat untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru
menggangu kesehatan manusia.
8)
Cultural
shock atau gagap budaya, Apabila
manusia tidak dapat menyesuaikan atau beradaptasi dengan budaya lain, sehingga
menimbulkan keraguan dan kecanggungan.
e.
Triangulasi (Individu, Masyarakat,
dan Kebudayaan)
Sebagai
makhluk individu manusia merupakan satu kesatuan biologis yang perlu hidup
berkawan. Perkawanan tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan kebudayaan
yang menghasilkan alat-alat material juga inmaterial yang diperlukan dalam
kehidupannya. Menurut Melville J. Horkovite dan B. Malinowski (Effendi dan
Malihah, 2007: 115) mengungkapkan bahwa ‘cultural determination diartikan
sebagai segala sesuatu yang terdapat dimasyarakat ditentukan oleh adanya
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut’.
1)
Terdapat hubungan timbal balik antara individu,
masyarakat dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Ketiganya
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.
2)
Ketiga sisi segitiga itu sama pentingnya namun
masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang
memberikan bentuk kepada masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih
mendalam, yang memegang peranan penting dalam ketiga unsur tersebut adalah
manusianya. Sebagaimana dikemukakan oleh Clinton (Effendi dan Malihah, 2007:
116) bahwa:
‘… the individual is a living
organism capable of independent thought feeling and action, but with his
independence limited all his responses profoundly modified by contact with
society and culture in which he develops’.
3)
Manusia sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan
dan tidak tergantung kepada orang lain dalam pemikiran, perasaaan dan
tindakannya akan tetapi kemampuan dan ketidaktergantungannya itu sesungguhnya
terbatas oleh karena semua kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan
dengan masyarakat dan kebudayaan dan di dalam hubungan itu individu bertambah
maju.
4)
Hubungan yang menunjukkan keeratan antar individu,
masyarakat dan kebudayaan, adalah masyarakat. Pemisahan ketiga pengertian
tersebut hanyalah secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam
kenyataannya sukar untuk dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan
(Effendi dan Malihah, 2007: 116) menyatakan bahwa ‘masyarakat adalah
sekumpulan orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan’.
Kerangka pemikiran triangulasi menunjukkan keeratan hubungan antara individu,
masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
B.
HAKEKAT MANUSIA DAN PERADABAN
1.
Hakekat
Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan-aturan Tuhan. Ada beberapa pengertian
manusia menurut para ahli diantaranya:
a)
Menurut Sokrates, Manusia adalah makhluk
hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
b)
Menurut Nicolaus dan Sudiarja,
Manusia itu bhineka tetapi tunggal. Bhineka karena terdiri dari jasmani dan
rohani akan tetapi satu karena jasmani dan rohani terdapat dalam satu jasad.
c)
Menurut Omar Muhammad, Manusia adalah
makhluk yang paling mulia karena dapat berpikir. Manusia itu memiliki 3 dimensi
yaitu badan, akal dan ruh. Manusia juga disebut sebagai makhluk individu dan
makhluk social.
Manusia sebagai makhluk individu Manusia sebagai makhluk individu apabila
unsur-unsur tersebut tidak terbagi atau dapat dikatakan tetap berada dalam satu
kesatuan yang utuh. Manusia sebagai makhluk social Manusia dikatakan makhluk
sosial apabila kita tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan pertolongan
dari orang lain. Menurut Mead, pengembangan diri manusia berlangsung beberapa
tahap, yaitu:
a)
Play stage (bermain)
b)
Game stage (bertanding)
c)
Significant other (bersama orang
dekat)
d)
Generalized other (bersama masyarakat
secara umum)
Sedangkan agen-agen
dari tahap-tahap tersebut meliputi:
a)
Keluarga
b)
Teman sebaya
c)
Sekolah
d)
Media masa
2.
Pengertian
Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kehormatan, budi
bahasa dan etiket. Lawannya adalah biadab, kasar, kurang ajar dan tak tahu
pergaulan. Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan
ilmu teknik untuk kegunaan praktis.Peradaban sebagai suatu perwujudan budaya
yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan
berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan
kehendak sebagai kesatuan yang utuh.
Manusia yang beradab adalah manusia yang memiliki kesopanan dan berbudi
pekerti. Manusia yang tidak beradab = biadab. Berikut penjelasan mengenai
ukuran akhlak, kesopanan dan budi pekerti. Prof. Dr.
Koentjaraningrat, peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah
seperti kesenian. Oswald Spengl (1880-1936) Kebudayaan ialah wujud dari seluruh kehidupan
adat, industrial filsafat dan sebagainya, peradaban ialah kebudayaan yang sudah
tidak tumbuh lagi, sudah mati.
Peradaban didefinisikan sebagai keseluruhan kompleksitas produk pikiran
kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku atau agama yang membedakannya
dari yang lain.Beradab setidaknya sebuah masyarakat bersifat relatif dan harus
ada norma. Kebutuhan akan adab dengan peradaban mengacu pada masyarakat yang
memiliki organisasi sosial, kebudayaan dan cara berkehidupan yang sudah maju
yang menyebabkan berbeda dari masyarakat lain.
Peradaban merupakan tahap kebudayaan tertentu dan telah maju yang
bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain.
Masyarakat memiliki peradaban yang berbeda-beda satu sama lain.
Beberapa pendapat mengenai peradaban yang disampaikan oleh para ahli:
1)
Menurut Oswalg Spengl, Peradaban
adalah kebudayaan yang mengalami perubahan dan menekankan pada kesejahteraan
fisik dan material.
2)
Menurut Anne Ahira, Peradaban adalah
kebudayaan yang mengalami kemajuan yang tinggi.
3)
Menurut KBBI, Peradaban adalah
kemajuan yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dana kebudayaan suatu
bangsa.
Dalam kebudayaan Barat, manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan
dan berbudaya. Ciri penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya
(cultured), antara lain: melek huruf (lettered). Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan
dan peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi
menjadi empat masa, yaitu:
a)
Zaman
prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya
manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
b)
Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan
runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
c)
Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengann akhir abad ke-19.
d)
Zaman
baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat
(Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat
tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang
telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan
sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan
bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Menurut Bieren
de hann peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan
tekhnik. Menurut Oswald Spengl Peradaban adalah kebudayaan yang sudah mati,
adapun menurut prof. Dr.
Koentjoroningrat peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban
merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil (warga
kota) dan sivitas (kota; kedudukan warga kota). Biasanya, peradaban juga
disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur. Menurut
Huntington, peradaban mewujudkan puncak-puncak dari kebudayaan. Manusia dan
peradaban merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Manusia melalui
kemampuan cipta dan karya selalu melakukan karya-karya di segala bidang
kehidupan. Istilah peradaban mempunyai arti yang erat kaitannya dengan manusia.
Istilah peradaban seringkali merujuk pada suatu masyarakat yang kompleks.
Peradaban
merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi
tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi
dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu
bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh
lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya
setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang
bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
C.
WUJUD
DAN PERKEMBANGAN PERADABAN
Orang Barat yang
mempunyai peradaban tinggi dengan teknologi canggih belum tentu kebudayaannya
tinggi jika semua itu hanya akan membinasakan umat manusia.
1)
Nilai berarti mempertimbangkan untuk
menentukan apakah sesuatu itu bermanfaat atau tidak, hasil penilaian disebut
nilai (value).
2)
Moral adalah kebiasaan berbuat baik
disebut perbuatan moral atau susila. Moral bersifat kodrati, artinya manusia
sejak diciptakan dibekali dengn sifat-sifat baik, jujur, dan adil.
3)
Norma adalah suatu aturan yang
berlaku, bersifat mengikat, norma diperlukan dalam menuntun sikap dan tingkah
laku manusia.
4)
Etika adalah ilmu tentang kebiasaan
yang baik berupa perilaku.
5)
Estetika adalah ilmu yang mengkaji
tentang sifat estetis suatu objek dan merupakan bagian dari ilmu filsafat yang
menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu mengenai rasa, sifat,
norma, cara menanggapi dan cara membandingkannya dengan
menggunakan penilaian perasaan.
D.
TAHAPAN
DALAM PERKEMBANGAN PERADABAN
1)
gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari
budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris)
2)
gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,
mesin untuk mobil dan pesawat terbang.(revolusi industri)
3)
gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer
atau alat komunikasi digital.
Evolusi (perubahan) budaya dapat berakibat positif, yaitu memperkaya
nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, mendorong kearah kemajuan dan
menyejahterakan kehidupan masyarakat. Selain itu, evolusi budaya juga dapat berakibat
negative, yaitu merusak nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, menghambat
kemajuan, memperburuk sendi-sendi kehidupan, dan merugikan masyarakat sehingga
terjadi krisis kemasyarakatan.
Perwujudan budaya dapat menekankan pada akal (rasio) saja atau menekankan
pada semua unsur akal, nurani, dan kehendak sebagai satu kesatuan utuh. Dengan
penekanan pada akal, muncul pernyataan ada peradaban tinggi dan ada peradaban
rendah karena diukur dengan tingkat berpikir manusia.
E.
PERADABAN
DAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan
interaksi yang meliputi berbagai kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika
anggota masyarakat yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat
dan merupakan tuntutan dalam mencari kestabilan.
Menurut
Wilbert Moore, perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola
perilaku dan interaksi sosial. Keseimbangan sosial adalah syarat yang harus
dipenuhi agar masyarakat berfungsi sebagaimana mestinya. Perubahan sosial berbeda
dengan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial contohnya adalah “perubahan peran
istri dalam keluarga modern”. Sedangkan perubahan kebudayaan contohnya adalah
“penemuan baru seperti radio, televisi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi
lembaga-lembaga sosial”.
Teori perubahan sosial menurut Moore :
- Evolusi Rektilinear yang sangat sederhana
- Evolusi melalui tahap-tahap
- Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi
- Evolusi bercabang yang mewujudkan perubahan
- Evolusi menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek
- Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan
- Pertemuan logistis yang terbalik yang tergambar, angka motivasi
- Pertumbuhan eksponarisial yang tergambar melalui tanda-tanda
- Pertumbuhan logistis yang digambarkan oleh populasi
- Primitivisme
Bentuk-bentuk perubahan sosial
menurut Soeryono Soekanto :
- Perubahan yang terjadi secara lambat (evolusi) dan perubahan yang terjadi secara cepat (revolusi).
- Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil (perubahan pada struktur sosial) dan perubahan-perubahan yang pengaruhnya besar (seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris).
- Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak diinginkan.
Penyebab perubahan sosial :
Faktor intern
1)
Bertambahnya penduduk
2)
Adanya penemuan baru (discovery, invention, inovasi)
3)
Konflik dalam masyarakat
4)
Pemberontakan dalam masyarakat
Faktor ekstern
1)
Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang
berubah.
2)
Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui kontak
kebudayaan antar dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang
berbeda.
F.
DINAMIKA
PERADABAN
1. Tradisi
Tradisi (Bahasa Latin: traditio,
"diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang
paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Tradisi
adalah suatu kebiasaan, suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging pada suatu
masyarakat, yang jika tidak dilaksanakan akan mengakibatkan suatu kejelekan.
2. Modernisasi
Modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu modo (cara)
dan ernus (masa kini). Secara harfiah modernisasi berarti
proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat yang modern Modernisasi
diartikan sebagaiperubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang
tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang
modern. Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang
batasnya tidak dapat ditetapkan secara mutlak. Mungkin disuatu daerah tertentu,
modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, namun bisa berarti berbeda di
daerah lain. Dalam kehidupan manusia disadari bahwa sesuatu yang baik, indah,
dan berguna akan menciptakan kesenangan, kebahagiaan, dan kedamaian bagi semua
orang.
Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar
istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut.
a)
Modern berarti
berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat
penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b)
Modern berarti
berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalampergaulan hidup dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto mengemukakan
bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut
:
a)
Cara berpikir yang ilmiah
yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
b)
Sistem administrasi
negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c)
Adanya sistem
pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga
atau badan tertentu
d)
Penciptaan iklim yang
menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alatkomunikasi
massa.
e)
Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti
disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
Modernisasi masyarakat adalah suatu
proses transformasi yang mengubah :
a) Di bidang
ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar dimana
produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal
b) Di bidang
politik, dikatakan bahwa ekonomi yang memerlukan adanya masyarakat nasional
dengan integrasi yang baik.
Ciri Modernisasi :
a) Kebutuhan
materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia
b) Kemajuan
teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan
aktualisasi.
c) Modernisasi
banyak memberi kemudahan bagi manusia
d) Berkat
jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi
e) Melahirkan
teori baru
f) Mekanisme
masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan
yang berlebihan
g) Kehidupan
seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan
3. Masyarakat Madani
Dalam
Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil,
sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. nMerujuk pada Bahmueller (1997),
ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
a)
Terintegrasinya
individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat
melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
b)
Menyebarnya kekuasaan
sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat
dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
c)
Dilengkapinya
program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program
pembangunan yang berbasis masyarakat.
d)
Terjembataninya
kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan
organisasi-organisasi masyarakat mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.
Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan
bahwa masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis
dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam
menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya; dimana
pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga
negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya.
Perubahan
menyebabkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur social yang ada dalam masyarakat
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai dengan fungsinya
bagi masyarakat yang bersangkutan.
Penyebab atau faktor – faktor terjadinya
perubahan :
Faktor intern :
a)
Bertambah dan
berkurangnya penduduk
b)
Adanya penemuan –
penemuan baru
c)
Konflik dalam
masyarakat
d)
Pemberontakan dalam
masyarakat
Faktor extern :
a.
Faktor alam yang
berubah
b.
Pengaruh kebudayaan
lain
G.
DINAMIKA
PERADABAN GLOBAL PADA KEHIDUPAN MANUSIA
Globalisasi berasal dari kata global
yang bermakna universal. Secara umum globalisasi adalah peningkatan keterkaitan
dan ketergantungan antar bangsa manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi sehingga
batas-batas suatu negara menjadi bias.
Ciri globalisasi :
1.
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
2.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, penigkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi
organisasi semacam World Trade Organization (WTO)
3.
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan
media massa
4.
Meningkatnya masalah bersama
Peradaban Indonesia di tengah
modernisasi dan globalisasi dihadapkan pada kewajiban ganda, yaitu di satu
pihak melestarikan warisan budaya bangsa dan pihak lain membangun kebudayaan
nasional yang modern.
Tujuan akhir dari kedua usaha atau
kewajiban ini adalah masyarakat modern yang diimpikan Indonesia adalah masyarakat
yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain, tetapi
juga tangguh menghadapi tantangan kemerosotan mutu lingkungan hidup akibat arus
ilmu dan teknologi modern maupun menghadapi tren global yang membawa daya tarik
kuat ke arah pola hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
H.
MANUSIA
SEBAGAI MAHLUK BERADAB DAN MASYARAKAT ADAB
1.
Makna Manusia
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan
kehendak. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan
sumber kesenian. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan,
dan sumber kegunaan. Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan
karena manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu
akan menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Nah,
dari hal itulah kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai
peradaban. Contoh : zaman dahulu, manusia menanam karet dan hanya menunggu
hasil berdasarkan kemampuan alam untuk memproduksi. Tetapi sekarang tidak lagi
karena ada perkembangan seperti pupuk, dan itu akan menumbuhkan karet dengan
cepat.
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang
mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dapat menciptakan
dan mengembangkan teknologi, lewat jasmaninya manusia dapat menerapkan dan
merasakan kemudahan yang diperolehnya dari teknologi tersebut sedangkan melalui
rohani terciptalah peradaban. Lebih dari itu melalui ketiganya (akal, jasmani,
rohani) manusia dapat membuat perubahan di berbagai bidang sesuai dengan
perjalanan waktu yang dilaluinya sebagai upaya penyesuaian terhadap perubahan
yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Aspek inilah yang menjadi pembeda
antara manusia dengan mahluk lainnya dalam hal kemampuannya beradaptasi dengan
alam.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi,
yaitu :
a)
Sebagai makhluk tuhan
b)
Sebagai makhluk individu
c)
Sebagai makhluk sosial budaya
Sebagai makhluk pribadi, manusia terus melakukan
interaksi dengan sesamanya sebagai jalan mencari pemahaman tentang dirinya,
lingkungan dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat diperolehnya
sendiri. Interaksi tersebut sebagai cikal terbentuknya suatu komunitas sosial
yang selanjutnya melahirkan aturan-aturan dan norma yang disepakati bersama
untuk mengatur interaksi yang terjadi tersebut. Sejarah peradaban manusia
menunjukkan bahwa konsep dasar keorganisasian dan manajemen bukan merupakan
sesuatu yang baru. Beberapa peninggalan bersejarah baik yang berupa bangunan,
tulisan atau yang sejenisnya dari beberapa dinasti di seluruh dunia yang dibuat
beberapa ribu tahun silam merupakan saksi bisu yang menguatkan pernyataan di
atas. Keberadaan dinasti tersebut seolah mengatakan bahwa masyarakat pada saat
itu sudah mengenal organisasi yang mengatur segala macam interaksi yang terjadi
antar individu dalam masyarakat, sedangkan peninggalan sejarah (misalnya tujuh
keajaiban dunia) bisa dikatakan sebagai sebuah maha karya yang tak akan
terwujud bila proses pembuatannya tidak menggunakan konsep manajemen yang
benar-benar brilian.
2.
Makna Adab dan Peradaban
Menurut
Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari bahasa
Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Adab erat hubungannya dengan:
a)
Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat
yang hubungannya dengan kesusilaan
b)
Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang
dipergunakan dalam menentukan sesuatu yang baik atau salah.
c)
Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa
yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
d)
Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut
Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban” adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya.
Menurut
Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi, politik
dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang
praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan
gairah yang lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan
masyarakat.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris
disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan
bahwa peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan
indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi,
sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut
dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat
dipengaruhi oleh faktor:
a)
Pendidikan,
b)
Kemajuan teknologi dan
c)
Ilmu pengetahuan.
I.
PROBLEMATIKA
PERADABAN DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT
1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan
pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan
alat.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah
dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian
teknologi secara umum adalah: proses yang meningkatkan nilai
tambah, produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja, Struktur atau sistem di mana proses dan
produk itu dikembamngkan dan digunakan Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan
manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal
negatif.
2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan
pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus
informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang
mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang
dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat,
misalnya pergaulan bebas. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat. Padahal
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat
menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik
pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi
masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah
dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya
bangsa).
Beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya
pergeseran kebudayaan/peradaban yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi,
diantaranya yaitu :
a)
Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan
pergeseran budaya bangsa.
b)
Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah
masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
c)
Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai
berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran
budaya
d)
Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan
baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak
negative.
e)
Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,
sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.
Arus modernisasi dan globalisasi adalah
sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu
cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia, hal ini
membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat
menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Dengan daya
pengaruhnya yang sangat besar, karena
ditopang pula oleh sistem – sistem
sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi
telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan
waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas – batas negara
sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini adalah
masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu
membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam
menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya
masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma atau heteronmy atau banyak
norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal – hal yang sebelumnya
dianggap melanggar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga terjadinya
diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi,
komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah perkembangan
peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan manusia.
Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada didalamnya, dapat
memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi
sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi,
juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah
penduduk yang berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya
lapangan pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
|
J.
Keanekaragaman
Sosial Budaya
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di
bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain
kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai
kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai
kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah
penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di
Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah,
pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan
luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia
sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian
juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya
dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial
budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika
interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar
kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda,
namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal
Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia
pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar
pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam
membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah
singgungan antar peradaban itu :
1.
Bukti Sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya
kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan
kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian
dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel
dengan kebudayaan prural atau
pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.
Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam
bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks
keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa
semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari
pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700 sukubangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta
keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan
keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga
akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi
pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat
dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan
dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di
Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal
kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih
bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam
kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di
Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki
dan bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.
2. Menjaga keanekaragaman budaya
Dalam
konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan
produk-produk kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya,
perilaku budaya atau praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk
fisik kebudayaan yang berwujud artefak atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat
dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya
hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks
studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk atau hasil kebudayaan yang ada
pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman
kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya.
Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok
masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO
2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural
Expressions) tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural
diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara yang ada
dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya. Hal
ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang menjadi kebudayaan latar
belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik, produksi,
disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang digunakannya.
Atau diistilahkan oleh Unesco dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai
“Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan
mengacu kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang
melatarbelakanginya.
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol
pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan
menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud
nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia, dimana
didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan suku bangsa
setempat.
Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan
dalam tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa
dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya
berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari
nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan
dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten
masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya.
Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam
karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat
penjelasan diatas maka sebenarnya kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang
beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya.
Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.
3. Keragaman
dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya
Keragaman
berasal dari kata ragam yang artinya; tingkah laku, macam (jenis), lagu (musik,
langgam), warna (corak, ragi), laras (ling, tata bahasa). Sehingga
keragaman berarti perihal beragam-ragam (berjenis-jenis). Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama
dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Kesetaraan adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu hierarki.
|
PENUTUP
A.
Simpulan
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan
rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu : Sebagai
makhluk tuhan, Sebagai makhluk individu dan Sebagai makhluk sosial budaya
Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah
seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan
kompleks. Masyarakat yang beradabdapat didefinisikan
sebagai masyarakatyang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi
pekerti.
Manusia adalah
makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan-aturan Tuhan. Peradaban berasal dari kata adab yang berarti
kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Lawannya adalah biadab, kasar,
kurang ajar dan tak tahu pergaulan. Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial,
politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegunaan praktis. Peradaban sebagai
suatu perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan
mengabaikan nurani akan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada
akal, nurani, dan kehendak sebagai kesatuan yang utuh.
41
|
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia
senantiasa harus menjunjung tinggi aturan – aturan, norma – norma, adat – istiadat,
ugeran dan wejangan atau nilai – nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang
diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga
dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti
adat sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia
senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma,
etika, dan estetika
B. Saran
Adapun saran dalam
penyusunan makalah ilmu sosial budaya dasar yang apat di tarik untuk
penyampaian pesan bagi penyusun maupun pembaca itu sendiri sebagai berikut:
1.
Saran saya
dalam makalah ini adalah hakikat seorang Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan
kehendak. Jadi sudah jelas bahwasanya manusia adalah makluk yang berakal jadi
dalam hal ini kita sebagai mahasiswa perfikir harus secara rofesional dan
memiliki hati nurani dalam menuntut ilmu dan menerapkan kepada lingkungan
masyarakat.
2.
Kita telah
ketahui teknologi adalah suatu wadah untuk memenuhi kebuthan manusia dalam
bantuan akal dan alat jadi dalam hal ini mahasiswa di tuntut untuk memanfaatkan
perkembangan teknologi itu sendiri sesuai dengan kaidaya masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi
dan Perkembangan. Jakarta: Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional
Technology: Past, Present and Future.
Englewood: Libraries Unlimited.
Englewood: Libraries Unlimited.
Mirabito, M.A.M & Morgenstern,
B.L.20014. New Communication Technology:
Applications, Policy, and Impact, Fifth Edition, UK: Local Press. hlmn. 231-246.
Straubhaar, Joseph & La Rose,
Robert. 2004. Media Now:
Communications Media in the Information Age. Wadsworth. Chapter 13.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan
Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum
Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak Pernah Terlambat.
Jakarta: Kompas.
Anonim.
2013. Pengertian Strategi Menurut Para
Ahli. [Online]. Tersedia : http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-strategi-menurut-para-ahli.html.
[30
Oktober 2014].
Kawaguchi,
Hasan. 2010. Pengertian Andragogi.
[Online]. Tersedia : http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/10/pengertian-andragogi.html.
[30
Oktober 2014].
Hidayat,
Rahmat. 2012. Analisis Lingkungan sebagai
Dasar Penetapan Strategi. [Online].Tersedia: http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20553/1/Analisi-lingkungan-sebagai-dasar-penetapan-strategi-korporat-%3A-Studi-pada-CV.-Argo-Tunggal,-Batu.pdf.
[30 Oktober 2014].
Sujarwo.
2013. Strategi Pembelajaran Orang Dewasa.
[Online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Sujarwo,%20M.Pd./Makalah-Strategi%20Pembelajaran%20Orang%20dewasa%20%28Repaired%29.pdf.
[30 Oktober 2014].
Ativa,
Titik. 2011. Pendekatan dalam Pendidikan.
[Online]. Tersedia : http://92putrimedan-sitiativa.blogspot.com/2011/11/beberapa-pendekatan-dalam-pendidikan.html.
[30
Oktober 2014].
Millano, Aceh.2013.
Manusia dan Peradaban. [Online]. Tersedia :
Dwi Meikuri, Siska.2013. Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar Manusia dan Peradaban. [Online]. Tersedia :
http://siskadwimeikuri.blogspot.com/2013/11/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia.html. [1November 2014]
Ical.2013.Ilmu Sosial Budaya. [Online].
Tersedia:
terima kasih.. materinya
BalasHapus